Dikutip dari buku Panduan Praktis Amalan Ibadah di Bulan Dzulhijjah oleh Abu Abdillah Syahrul Fatwa, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda mengenai 10 hari pertama Dzulhijjah:
مَا مِنْ أَيَّامِ العَمَلُ الصَّالِحُ فِيهِنَّ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ العَشْرِ فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ : وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ
Artinya: "Tiada hari-hari yang amalan shalih di dalamnya lebih dicintai oleh Allah daripada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya: 'Tidak pula jihad di jalan Allah?' Rasulullah menjawab: 'Tidak juga jihad di jalan Allah. Kecuali seorang yang keluar dengan membawa jiwa dan hartanya dan dia tidak kembali setelah itu (mati syahid).'" (HR Bukhari no 969)
Menyusul keistimewaan ini, detikers mungkin pernah mendengar kebiasaan Nabi Muhammad SAW untuk berpuasa pada 9 hari pertama Dzulhijjah. Terkhusus wanita haid, puasa ini hukumnya terlarang untuk dilakukan. Dalilnya adalah sabda Rasulullah:
أَلَيْسَ إِحْدَاكُنَّ إِذَا حَاضَتْ لَمْ تُصَلِّ وَلَمْ تَصُمْ؟
Artinya: "Bukankah kalian jika mengalami haid, tidak sholat dan tidak berpuasa?" Mereka menjawab: "Benar demikian." (HR Bukhari no 304 dan Muslim no 1037)
Di samping puasa, hal lain yang tidak boleh dikerjakan wanita haid adalah sholat, thawaf, dan berhubungan seks suami istri. Adapun mengenai membaca Al-Quran, para ulama berbeda pendapat terkait hukumnya.
Lalu, apa yang bisa dikerjakan guna mengisi 10 hari awal Dzulhijjah? Cari tahu beberapa amalan 10 hari pertama Dzulhijjah untuk wanita haid via uraian di bawah ini, yuk!
Amalan Wanita Haid untuk 10 Hari Pertama Dzulhijjah
1. Bersedekah
Dirujuk dari laman NU Jawa Barat, sedekah merupakan salah satu amalan yang bebas dari syarat suci haid untuk mengerjakannya. Terlebih, amalan ini memiliki banyak keutamaan sebagaimana tertera dalam Al-Quran maupun hadits.
Contohnya, Allah SWT berfirman:
مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمۡوَٰلَهُمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتۡ سَبۡعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنۢبُلَةٖ مِّاْئَةُ حَبَّةٖۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ
Artinya: "Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui". (QS Al-Baqarah: 261).
Di samping itu, Dzulhijjah adalah bulan haram (suci) yang padanya, pahala dan dosa dilipatgandakan. Oleh karena itu, beramal shalih, seperti sedekah, insya Allah akan mendapat pahala besar.
2. Bertakbir
Amalan wanita haid selanjutnya adalah bertakbir. Menurut penjelasan dalam buku Amalan Awal Dzulhijjah hingga Hari Tasyrik oleh Muhammad Abduh Tuasikal, takbir pada hari-hari awal Dzulhijjah berjenis mutlak. Artinya, takbir ini tidak dikhususkan untuk waktu maupun tempat tertentu.
Jadi, wanita haid boleh-boleh saja bertakbir di jalan ataupun kamarnya sendiri. Waktu pembacaannya pun bebas. Baru mulai tanggal 9 Dzulhijjah sampai selesai hari Tasyrik, terdapat takbir muqayyad (waktu tertentu). Meski begitu, bacaan kedua tipe takbir ini sebenarnya sama saja.
Dalil adanya anjuran takbir pada hari-hari pertama Dzulhijjah adalah:
وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ أَيَّامُ الْعَشْرِ ، وَالأَيَّامُ الْمَعْدُودَاتُ أَيَّامُ التَّشْرِيقِ ، وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ وَأَبُو هُرَيْرَةَ يَخْرُجَانِ إِلَى السُّوقِ فِي أَيَّامِ الْعَشْرِ يُكَفِّرَانِ ، وَيُكَبِّرُ النَّاسُ بِتَكْبِيرِهِمَا . وَكَبَّرَ مُحَمَّدُ بْنُ عَلِي خَلْفَ النَّافِلَةِ
Artinya: "Ibnu Abbas RA berkata: 'Berdzikirlah kalian kepada Allah di hari-hari yang ditentukan, yaitu sepuluh hari pertama Dzulhijjah dan juga pada hari-hari Tasyrik.' Ibnu Umar dan Abu Hurairah pernah keluar ke pasar pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah, lalu mereka bertakbir, lantas manusia pun ikut bertakbir. Muhammad bin Ali pun bertakbir setelah sholat sunnah." (Dikeluarkan oleh Bukhari tanpa sanad)
3. Berdzikir
Saat haid, para wanita dapat memperbanyak dzikir. Mulai dari tahmid, takbir, hauqalah, maupun jenis dzikir lain sesuai ajaran Nabi Muhammad SAW. Di samping membantu mengingat Allah SWT, banyak dzikir insya Allah juga akan diganjar pahala.
Diambil dari laman Muhammadiyah, Rasulullah SAW bersabda:
مَا عَلَى الْأَرْضِ رَجُلٌ يَقُولُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ إِلَّا كَفَّرَتْ عَنْهُ ذُنُوبُهُ وَلَوْ كَانَتْ أَكْثَرَ مِنْ زَبَدِ الْبَحْرِ
Artinya: "Tidak ada seseorang di muka bumi yang mengucapkan 'La ilaha illallah, Allahu Akbar, Subhanallah, Alhamdulillah' melainkan dosa-dosanya dihapus meski sebanyak buih di lautan." (HR Ahmad)
4. Belajar Syariat Islam
Islam mempunyai aturan dalam berbagai bidang yang detail dan rinci. Tentunya, apabila tidak mempelajari aturan-aturan tersebut, cara hidup seorang muslim kurang sempurna. Oleh karenanya, waktu haid bisa dimanfaatkan untuk banyak belajar.
detikers dapat mempelajari ilmu fiqih tentang thaharah (bersuci) misalnya. Bisa juga belajar bahasa Arab sehingga nantinya mampu membaca langsung kitab-kitab kuning karangan para ulama.
Menariknya, dengan belajar, bukan hanya ilmu saja yang akan didapat, melainkan juga sejumlah keistimewaan lain. Disadur dari laman Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan Universitas Islam Indonesia, Nabi SAW bersabda:
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
Artinya: "Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga." (HR Muslim no 2699).
Juga sabda Rasulullah:
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ يَرْفَعُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ قَالَ يَرْفَعُ اللَّهُ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا بِدَرَجَاتٍ
Artinya: "Dari Ibnu Abbas RA ketika menafsirkan ayat: 'Allah meninggikan orang-orang yang beriman dari kamu sekalian, dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat (al-Mujadalah:11)', dia berkata maksudnya adalah 'Allah meninggikan orang-orang yang diberi ilmu atas orang-orang yang beriman beberapa derajat.'" (HR ad-Darimi no 356)
5. Banyak Berdoa
Dalam Islam, wanita haid tidak terlarang untuk memanjatkan doa sama sekali. Kamu bisa memanfaatkan waktu luang untuk memohon kepada Allah SWT hajat-hajat khusus yang ingin dicapai.
Bisa pula membaca doa-doa umum yang telah diajarkan Nabi Muhammad SAW melalui sabda-sabdanya. Dengan seizin Allah, niscaya doa-doa tersebut akan dikabulkan sebagaimana janji-Nya dalam Al-Quran:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ ࣖ
Artinya: "Tuhanmu berfirman, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina." (QS Gafir: 60)
6. Tetap Keluar Rumah Saat Idul Adha
Karena tidak boleh sholat, sebagian wanita muslimah kemudian memilih berdiam diri saja di dalam rumah ketika Hari Raya Idul Adha tiba. Namun, menurut ajaran Nabi Muhammad SAW, wanita haid tetap diminta keluar rumah.
Diambil dari buku 10 Hukum Khusus Muslimah di Bulan Dzulhijjah oleh Abu Abdillah Syahrul Fatwa Lc MA, ada sebuah hadits yang berbunyi:
عَنْ أُمَّ عَطِيَّةَ قَالَتْ : أَمَرَنَا رَسُوْلُ اللَّهِ أَنْ تُخْرِجَهُنَّ فِي الْفِطْرِ وَالأَضْحَى الْعَوَاتِقَ وَالْحَيَّضَ وَذَوَاتِ الْخُدُوْرِ فَأَمَّا الْحُيَّضُ فَيَعْتَزِلْنَ الْمُصَلَّى وَيَشْهَدْنَ الْخَيْرَ وَدَعْوَةَ الْمُسْلِمِينَ. قُلْتُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ إِحْدَانَا لَا يَكُوْنُ لَهَا جِلْبَابٌ, قَالَ : لِتُلْبِسَهَا أُخْتُهَا مِنْ جِلْبَابِهَا
Artinya: "Dari Ummu Athiyyah berkata: 'Rasulullah memerintahkan kami untuk mengeluarkan gadis-gadis menjelang usia baligh, wanita-wanita yang tengah haid dan gadis-gadis pingitan pada hari Idul Fitri dan Idul Adha. Adapun wanita yang haid, mereka menjauhi tempat sholat dan menghadiri kebaikan dan undangan kaum muslimin. Saya berkata: 'Wahai Rasulullah, seorang di antara kami tidak memiliki jilbab, apakah dia diperbolehkan tidak berangkat?' Rasulullah menjawab: 'Hendaknya temannya meminjaminya jilbab sehingga mereka menyaksikan kebaikan dan undangan kaum muslimin.'" (HR Bukhari no 351 dan Muslim no 890)
Dikutip dari detikHikmah, terdapat pula hadits lain dari Imam Bukhari yang artinya:
"Gadis-gadis muda dan wanita-wanita yang haid keluar rumah untuk merayakan kebaikan (Hari Raya) dan menyambut panggilan kaum mukmin. Namun, wanita-wanita haid tidak boleh ikut mengerjakan sholat."
Nah, itulah 6 amalan pada 10 hari pertama Dzulhijjah yang bisa dilakukan oleh wanita haid. Semoga bermanfaat!
(sto/afn)
Komentar Terbanyak
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Ternyata Ini Sumber Suara Tak Senonoh yang Viral Keluar dari Speaker di GBK
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa