Keutamaan Puasa 1-9 Dzulhijjah Beserta Jadwal dan Niatnya

Keutamaan Puasa 1-9 Dzulhijjah Beserta Jadwal dan Niatnya

Nur Umar Akashi - detikJogja
Rabu, 28 Mei 2025 12:54 WIB
Ilustrasi puasa
Ilustrasi puasa. (Foto: Freepik)
Jogja - Puasa awal Dzulhijjah pada tanggal 1-9 hukumnya sunnah dikerjakan oleh umat Islam. Di balik anjuran tersebut, terdapat keutamaan besar yang menanti. Mengetahui keutamaan puasa 1-9 Dzulhijjah tentu akan memotivasi detikers untuk melaksanakannya sebaik mungkin.

Ketika menyebut Dzulhijjah yang merupakan bulan terakhir dalam urutan kalender Hijriah, umat Islam mungkin akan langsung ingat dengan Hari Raya Idul Adha. Pasalnya, hari raya kurban ini memang jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah.

Sebelum hari raya tersebut tiba, umat Islam terlebih dahulu disunnahkan mengerjakan puasa sunnah selama 9 hari, terhitung dari tanggal 1 hingga 9 Dzulhijjah. Pada hari terakhir rangkaian puasa tersebut, terdapat puasa Arafah yang terkenal.

Dilansir situs resmi Majelis Ulama Indonesia, puasa Arafah hukumnya sunnah bagi orang Islam yang tidak berhaji. Sementara itu, untuk jemaah haji yang pada tanggal tersebut sedang wukuf di Arafah, hukumnya adalah makruh. Wallahu a'lam bish-shawab.

Dengan semakin dekatnya akhir Dzulqa'dah dan awal Dzulhijjah, detikers sebaiknya membaca sekilas keutamaan puasa 1-9 Dzulhijjah. Tujuannya agar ketika saatnya tiba, kamu bisa melaksanakan puasa sunnah ini dengan sepenuh hati. Berikut penjelasannya!

Keutamaan Puasa 1-9 Dzulhijjah

Menurut uraian dalam buku Panduan Praktis Amalan Ibadah di Bulan Dzulhijjah oleh Abu Abdillah Syahrul Fatwa, Allah SWT mengistimewakan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Bahkan, Allah SWT bersumpah dengannya:

وَالْفَجْرِۙ. وَلَيَالٍ عَشْرٍۙ.

Artinya: "Demi waktu fajar, [1] demi malam yang sepuluh. [2]" (QS al-Fajr: 1-2)

Para ulama berbeda pendapat menafsirkan 'malam yang sepuluh' dalam ayat di atas. Imam Ibnu Rajab menganggapnya malam sepuluh hari pertama Dzulhijjah. Namun, dalam Quran Kementerian Agama, 10 malam yang dimaksud adalah 10 malam akhir Ramadhan. Wallahu a'lam bish-shawab.

Keistimewaan 10 hari pertama Dzulhijjah juga ditemukan dalam hadits. Rasulullah SAW bersabda:

مَا مِنْ أَيَّامِ العَمَلُ الصَّالِحُ فِيهِنَّ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ العَشْرِ فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ : وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ

Artinya: "Tiada hari-hari yang amalan shalih di dalamnya lebih dicintai oleh Allah daripada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya: 'Tidak pula jihad di jalan Allah?' Rasulullah menjawab: 'Tidak juga jihad di jalan Allah. Kecuali seorang yang keluar dengan membawa jiwa dan hartanya dan dia tidak kembali setelah itu (mati syahid).'" (HR Bukhari no 969)

Dzulhijjah sendiri adalah satu dari empat bulan haram. Artinya, dengan seizin Allah, amal shalih digandakan pahalanya, begitu pula maksiat menjadi dobel dosanya. Nabi Muhammad bersabda:

إِنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمُ ثَلَاثَةٌ مُتَوَالِيَاتُ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

Artinya: "Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana keadaannya tatkala Allah menciptakan langit dan bumi, setahun ada dua belas bulan di antaranya terdapat empat bulan haram, tiga bulan berurutan yaitu; Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab Mudhar yang terletak antara Jumada (akhir) dan Syaban." (HR Bukhari Nomor 4662)

Jadi, dapat disimpulkan bahwa keutamaan puasa 1-9 Dzulhijjah terletak pada waktunya yang istimewa. Puasa ini dikerjakan pada bulan Dzulhijjah yang suci, lebih tepatnya pada 10 hari awalnya yang diutamakan Allah SWT ketimbang hari-hari lain.

Terkhusus puasa Arafah pada 9 Dzulhijjah, terdapat 1 lagi keutamaan khusus yang agung. Dikutip dari buku Ensiklopedi Amalan Sunnah di Bulan Hijriyah oleh Abu Ubaidah Yusuf dan Abu Abdillah Syahrul Fatwa, puasa Arafah akan membuat orang yang melaksanakan diberi ampunan oleh Allah SWT terhadap dosanya setahun lalu dan setahun mendatang.

يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ

Artinya: "Puasa Arafah menghapus dosa tahun yang lalu dan tahun yang akan datang." (HR Muslim no 1662)

Jadwal Puasa 1-9 Dzulhijjah

Dirujuk dari situs resmi Kementerian Agama, sidang isbat untuk menetapkan awal Dzulhijjah telah digelar pada Selasa, 27 Mei 2025. Sidang isbat Idul Adha 2025 kemudian menetapkan 1 Dzulhijjah 1446 H jatuh pada hari Rabu, 28 Mei 2025.

"Dengan demikian maka kita bisa menyimpulkan bahwa tanggal 1 Dzulhijjah 1446 H jatuh pada hari Rabu tanggal 28 Mei 2025, sehingga 10 Dzulhijjah atau hari raya Idul Adha nanti bertepatan dengan hari Jumat tanggal 6 Juni 2025," kata Menteri Agama RI Nasaruddin Umar.

Keterangan senada didapat dalam Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2025 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1446 Hijriah. Melalui maklumat itu, Muhammadiyah menetapkan 1 Dzulhijjah pada Rabu Kliwon, 28 Mei 2025.

Didasarkan atas sidang isbat penetapan 1 Dzulhijjah 1446 H dan penetapan Muhammadiyah, maka jadwal puasa 1-9 Dzulhijjah 2025 adalah:

  • Rabu, 28 Mei 2025: 1 Dzulhijjah 1446 H
  • Kamis, 29 Mei 2025: 2 Dzulhijjah 1446 H
  • Jumat, 30 Mei 2025: 3 Dzulhijjah 1446 H
  • Sabtu, 31 Mei 2025: 4 Dzulhijjah 1446 H
  • Minggu, 1 Juni 2025: 5 Dzulhijjah 1446 H
  • Senin, 2 Juni 2025: 6 Dzulhijjah 1446 H
  • Selasa, 3 Juni 2025: 7 Dzulhijjah 1446 H
  • Rabu, 4 Juni 2025: 8 Dzulhijjah 1446 H (Puasa Tarwiyah)
  • Kamis, 5 Juni 2025: 9 Dzulhijjah 1446 H (Puasa Arafah)

Niat Puasa 1-9 Dzulhijjah

Bagi detikers yang mengikuti pendapat kesunnahan melafalkan niat, berikut ini bacaannya untuk puasa 1-9 Dzulhijjah, diambil dari NU Online:

Niat Puasa Tanggal 1-7 Dzulhijjah

نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma syahri dzil hijjah sunnatan lillâhi ta'âlâ.

Artinya: "Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah ta'âlâ."

Niat Puasa Tanggal 8 Dzulhijjah (Puasa Tarwiyah)

نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillâhi ta'âlâ.

Artinya: "Saya niat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah ta'âlâ."

Niat Puasa Tanggal 9 Dzulhijjah (Puasa Arafah)

نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma arafata sunnatan lillâhi ta'âlâ.

Artinya: "Saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah ta'âlâ."

Perlu dicatat, Nabi Muhammad SAW tidak pernah memberi tuntunan membaca niat sebelum beribadah, baik itu sholat, puasa, maupun ibadah lain. Oleh karena itu, niat sejatinya cukup dalam hati saja, tanpa perlu dilafalkan.

Diambil dari buku Catatan Fikih Puasa Sunnah oleh Hari Ahadi, Abu Bakar ad-Dimyathi asy-Syafi'i menerangkan:

أن النية فى القلب لا باللفظ ، فتكلف اللفظ أمر لا يحتاج إليه

Artinya: "Sesungguhnya niat terletak di hati bukan pada lafal. Memaksakan diri untuk mengucapkan niat termasuk perbuatan yang tidak perlu dilakukan." (I'anah ath-Thalibin, I/90)

Nah, itulah pembahasan ringkas mengenai keutamaan puasa 1-9 Dzulhijjah yang semoga memotivasi detikers. Semoga bermanfaat!


(sto/afn)

Hide Ads