Di antara amalan paling utama di hari Tasua dan Asyura adalah puasa sunah, khususnya pada hari Asyura. Namun, bagaimana jika seorang wanita sedang haid dan tidak bisa berpuasa atau melaksanakan ibadah seperti shalat? Apakah masih ada amalan yang bisa dilakukan?
Bulan Muharram adalah salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam. Di dalamnya terdapat dua hari istimewa, yaitu hari Tasu'a (9 Muharram) dan hari 'Asyura (10 Muharram). Ada sejumlah amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan pada hari ini.
Dikutip dari buku 200 Amalan Ringan Berpahala Istimewa karya Abdillah F. Hasan, hari Tasua disunahkan untuk berpuasa sebagai bentuk menyelisihi kaum Yahudi yang hanya berpuasa pada hari Asyura. Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda,
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika aku masih hidup tahun depan, sungguh aku akan berpuasa pada tanggal sembilan ('Tasua')." (HR. Muslim)
Kemudian dalam hadits lain, Rasulullah SAW menjelaskan hari Asyura yang memiliki keutamaan besar. Puasa pada hari ini bisa menghapus dosa setahun yang lalu.
Rasulullah SAW bersabda,
"Puasa hari Asyura, aku berharap kepada Allah agar Dia menghapus dosa satu tahun sebelumnya." (HR. Muslim)
Namun, wanita haid dilarang berpuasa, karena darah haid merupakan hal yang membatalkan puasa dan salat. Tapi bukan berarti mereka tidak bisa beribadah sama sekali.
Amalan bagi Wanita Haid di Hari Tasua dan Asyura
Mengutip buku La Tahzan untuk Wanita Haid karya Ummu Azzam, seorang perempuan yang sedang haid terhalang untuk melakukan ibadah-ibadah tertentu, namun buka berarti ia buruk, lemah atau tidak sempurna imannya. Masih ada banyak amalan yang bisa dikerjakan bagi seorang muslimah ketika ia sedang haid, termasuk ketika di hari Tasua dan Asyura.
Berikut ini adalah amalan-amalan syar'i yang bisa dikerjakan wanita haid di hari Tasua dan Asyura:
1. Membaca Zikir dan Doa
Dikutip dari buku Ibadah Penuh Berkah Ketika Haid dan Nifas karya Himatu Mardiah Rosana, wanita haid tetap boleh berdzikir dan berdoa. Ini adalah ibadah yang tidak memerlukan kesucian dari hadas besar.
Beberapa zikir yang dianjurkan:
1. Bacaan Tasbih
Ψ³ΩΨ¨ΩΨΩΨ§ΩΩ Ψ§ΩΩΩ
Latin: Subhaana Allah
Artinya: "Maha Suci Allah."
2. Bacaan Tahmid
Ψ§ΩΩΨΩΩ
ΩΨ―Ω ΩΩΩΩ
Latin: Alhamdulillah
Artinya: "Segala puji bagi Allah."
3. Bacaan Takbir
Ψ§ΩΩΩΩΩΩ Ψ£ΩΩΩΨ¨ΩΨ±Ω
Latin: Allahu Akbar
Artinya: "Allah Maha Besar."
4. Bacaan Tahlil
ΩΩΨ§ Ψ₯ΩΩΩΩΩ Ψ₯ΩΩΩΩΨ§ Ψ§ΩΩΩΩΩΩ
Latin: Laa ilaaha illallah
Artinya: "Tidak ada Tuhan selain Allah."
5. Bacaan Istighfar
Ψ£ΩΨ³ΩΨͺΩΨΊΩΩΩΨ±Ω Ψ§ΩΩΩ
Latin: Astaghfirullah
Artinya: "Aku memohon ampun kepada Allah."
Selain berdzikir, doa juga termasuk ibadah yang sangat utama, terlebih di waktu-waktu mulia. Gunakan waktu di hari-hari tersebut untuk banyak berdoa agar diampuni dosa, diberi rezeki, dan keteguhan iman.
2. Membaca Al-Qur'an Tanpa Menyentuh Mushaf
Mayoritas ulama berpendapat bahwa wanita haid boleh membaca Al-Qur'an tanpa menyentuh mushaf secara langsung, misalnya menggunakan aplikasi Al-Qur'an di HP atau dengan mengulang hafalan Al-Qur'an.
Ini bisa menjadi momen memperbanyak tilawah di hari mulia, terlebih jika dilakukan dengan tadabbur atau merenungi maknanya.
3. Mendengarkan Kajian atau Ceramah Islami
Memperdalam ilmu agama merupakan bentuk ibadah yang besar pahalanya. Wanita haid bisa mengisi waktu hari Tasua dan Asyura dengan menonton ceramah tentang keutamaan Muharram ataupun belajar tafsir atau hadits.
4. Bersedekah
Bersedekah termasuk amalan yang bisa dilakukan siapa saja, kapan saja, dan tetap sangat dianjurkan pada hari-hari penuh keutamaan seperti Asyura.
Dalam hadits disebutkan, "Sedekah itu memadamkan dosa sebagaimana air memadamkan api." (HR. Tirmidzi)
Wanita haid bisa memberikan sedekah kepada fakir miskin, anak yatim, atau menyumbangkan makanan kepada orang yang berpuasa pada hari tersebut.
5. Memberi Makan Orang yang Berpuasa
Karena wanita haid tidak bisa ikut berpuasa, maka salah satu cara meraih pahala puasa adalah dengan memberi makan orang yang berpuasa, misalnya suami, anak, atau tetangga.
Rasulullah SAW bersabda,
"Siapa yang memberi makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang tersebut sedikit pun." (HR. Tirmidzi)
Wanita yang sedang haid tidak kehilangan kesempatan untuk beribadah di hari Tasua dan Asyura. Meskipun tidak bisa puasa dan salat, masih banyak amalan lain yang bisa dilakukan untuk meraih keberkahan dan pahala besar di dua hari tersebut.
(dvs/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
BPJPH Dorong Kesiapan Industri Nonpangan Sambut Kewajiban Sertifikasi Halal