Fakta-fakta Apriyanto Bunuh-Buang Mayat Ibunya di Kebun Sleman gegara Kesal

Round-Up

Fakta-fakta Apriyanto Bunuh-Buang Mayat Ibunya di Kebun Sleman gegara Kesal

Tim detikJogja - detikJogja
Jumat, 31 Jan 2025 06:00 WIB
Tampang Apriyanto (48) yang tega menghabisi nyawa ibunya saat dirilis di Polresta Sleman, Kamis (30/1/2025).
Tampang Apriyanto (48) yang tega menghabisi nyawa ibunya saat dirilis di Polresta Sleman, Kamis (30/1/2025). Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJogja
Jogja -

Seorang perempuan lanjut usia inisial SM (76) ditemukan tewas di kebun sekitar rumahnya di Balecatur, Gamping, Sleman. Pelaku berhasil ditangkap, yang terungkap adalah Apriyanto (48), anak kandung korban.

Pelaku dijerat Pasal 44 ayat (3) jo Pasal 5 huruf (a) Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2024 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga dengan ancaman hukuman paling lama 15 (lima belas) tahun.

Lantas, apa motif Apriyanto sampai tega membunuh ibunya sendiri? Berikut fakta-faktanya dirangkum oleh detikJogja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jengkel kepada Korban

Kapolresta Sleman, Kombes Edy Setianto Erning Wibowo, mengungkap pelaku dan korban tinggal di rumah yang sama. Apriyanto yang setiap harinya merawat SM merasa jengkel, sebab sang ibunda menganggap apa yang dia lakukan tidak sesuai.

"Motif pelaku merasa jengkel kepada korban karena korban merasa tidak sesuai terus saat dilayani oleh pelaku dalam kehidupan sehari-harinya. Karena orang tuanya sudah tua dan pelaku ini yang tinggal sama-sama dan merawat ibunya," kata Edy saat rilis kasus di Mapolresta Sleman, Triharjo, Sleman, Kamis (30/1/2025).

ADVERTISEMENT

"(Suami korban) meninggal 2013. Jadi memang ibunya itu setiap jam 11 malam minta dimandiin. Misal sudah disisir komen lagi ini. Itu yang membuat dia kesal," tambah Kasat Reskrim Polresta Sleman, AKP Riski Adrian.

Tampang Apriyanto (48) yang tega menghabisi nyawa ibunya saat dirilis di Polresta Sleman, Kamis (30/1/2025).Tampang Apriyanto (48) yang tega menghabisi nyawa ibunya saat dirilis di Polresta Sleman, Kamis (30/1/2025). Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJogja

Korban Dicekik-Dibenturkan Tembok

Berdasarkan keterangan yang disampaikan kepolisian, penganiayaan berawal pada Minggu, 29 Desember 2024. Saat itu, Apriyanto mencekik korban dan membenturkan kepala ibunya ke tembok.

Pelaku kembali menganiaya korban pada Rabu, 1 Januari 2025. Saat itu, dada SM dipukul putranya sendiri menggunakan tangan kosong.

Korban pada akhirnya tewas enam hari kemudian, atau pada Selasa 7 Januari 2025.

Mayat Korban Diolesi Balsam agar Tak Berbau

Kasat Reskrim Polresta Sleman, AKP Riski Adrian, menuturkan mayat korban tidak langsung dikubur. Apriyanto menyimpan jasad sang ibu di kamar hingga tiga hari.

Selama waktu tersebut, jenazah korban mulai membusuk. Karena itu, Apriyanto mengolesi mayat ibunya menggunakan balsam supaya tidak berbau.

"Kejadian (korban meninggal) hari Selasa (7/1), lalu Kamis mulai bau jasad ibunya. Ada balsem dibalsem karena mulai banyak lalat biar tidak ada lalat rupanya Jumat masih bau," papar Riski.

Meski sudah diberi balsam, rupanya jasad SM masih mengeluarkan bau. Apriyanto yang panik lantas membuang jenazah ibunya di kebun dekat rumah.

"Panik dia, Jumat jam 5 subuh dia gendong mamaknya pergilah ke kebun itu. Di luar (mayat) dua hari (sampai ditemukan 12 Januari)," katanya.

Ditemukan Anak Korban Lainnya

Kasus tersebut terungkap pada Minggu (12/1). Awalnya, anak korban lainnya, SP, bertandang ke rumah ibunya untuk menjenguk. Namun, dia menemukan rumah dalam kondisi terkunci, sementara korban tak terlihat.

SP kemudian berusaha mencari ibunya, tetapi tidak ketemu. Karena itu, dia menghubungi kakaknya, dan keduanya mulai mencari korban.

"Keduanya berpencar mencari korban, sekira jam 16.40 WIB, SP mencari di kebun kosong di sekitar rumah dan melihat ada gundukan sampah daun. Karena SP curiga kemudian dicek dan melihat sebuah kaki manusia," tutur Riski.

Peristiwa ini kemudian dilaporkan ke pihak kepolisian. Setelah dilakukan identifikasi, diketahui korban merupakan SM. Berdasar hasil autopsi ditemukan sejumlah luka. Polisi pun menduga SM merupakan korban pembunuhan.

"Kami curigai ada kekerasan. Kami lakukan pemeriksaan ternyata pelakunya anak kandungnya sendiri yang tinggal sama-sama dengan korban," ucapnya.

Pelaku Dites Kejiwaannya

Saat ini, pelaku telah dilakukan penahanan di Polresta Sleman. Polisi, kata Edy, juga bekerja sama dengan RS Grhasia untuk memeriksa kejiwaan pelaku.

"Saat ini Sat Reskrim telah berkoordinasi dengan pihak RS Grhasia untuk melakukan pemeriksaan Visum et Psikiatrikum terhadap pelaku," ujarnya.




(apu/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads