Sejarah Isra Miraj adalah salah satu pengetahuan penting yang sebaiknya diketahui umat Islam. Bagaimana tidak, melalui peristiwa inilah, perintah sholat lima kali diberikan Allah SWT secara langsung kepada Nabi Muhammad SAW.
Dikutip dari buku Keajaiban Peristiwa Isra' Mi'raj oleh Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as Sidawi, ada banyak hal yang masih menjadi perdebatan ulama sampai sekarang terkait Isra Miraj, salah satunya adalah waktu pasti dan berapa kali Isra Miraj itu terjadi.
Terkait waktu Isra Miraj, sebagaimana informasi dalam buku 14 Pelajaran Berharga dari Peristiwa Isra Mikraj karya Muhammad Abduh Tuasikal, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menegaskan bahwa tidak ada dalil pasti yang bisa dijadikan landasan. Oleh karena itu, ada banyak pendapat waktu Isra Miraj dari para ulama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Malam 27 Rajab adalah pendapat paling populer terkait waktu terjadinya Isra Miraj yang diikuti masyarakat Indonesia. Di antara ulama yang mengambil pendapat 27 Rajab ini adalah Imam Zainuddin al-Malibari, Imam Sulaiman al-Bujairami, Imam an-Nawawi, dan Imam as-Safarini.
Sejarah Isra Nabi Muhammad SAW
Kembali diringkas dari buku Keajaiban Peristiwa Isra' Mi'raj oleh Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as Sidawi, suatu ketika, atap tempat tinggal Nabi Muhammad SAW di Mekkah terbuka, lalu turunlah Jibril. Ia membelah dada Nabi Muhammad SAW kemudian mencucinya dengan air zamzam.
Setelah prosesi pencucian hati tersebut selesai, seekor Buraq dibawakan ke hadapan Nabi Muhammad SAW. Buraq tersebut berwarna putih dengan ukuran lebih besar daripada keledai, tetapi lebih kecil dibandingkan bagal (peranakan kuda dengan keledai).
Rasulullah SAW mengendarai Buraq sampai tiba di Baitul Maqdis atau Masjidil Aqsa. Buraq ditambatkan di tempat para nabi menambatkan kendaraan-kendaraannya. Lalu, Rasulullah SAW masuk masjid dan sholat dua rakaat.
Setelah selesai, mendadak Malaikat Jibril datang membawa semangkuk susu dan semangkuk khamar. Nabi Muhammad SAW memilih susu. Menyaksikan hal tersebut, Malaikat Jibril berkata, "Engkau telah memilih fitrah.".
Sejarah Miraj Nabi Muhammad SAW sampai Sidratul Muntaha
Kembali diambil dari buku 14 Pelajaran Berharga dari Peristiwa Isra Mikraj karya Muhammad Abduh Tuasikal, dalam hadits riwayat Bukhari no 3887 dan Muslim no 264, sejarah Isra Miraj dikisahkan oleh Anas bin Malik dari Malik bin Sha'sha'ah.
Nabi Muhammad SAW berangkat bersama Jibril hingga sampai di langit dunia. Sesampainya di langit dunia, terdengar pertanyaan, "Siapa ini?" Jibril menjawab, "Jibril." Suara tersebut kembali bertanya, "Siapa yang bersamamu?". Jibril menjawab, "Muhammad". Lalu, ada pertanyaan lagi, "Apakah diutus kepada-Nya?". Usai mengiyakan, Nabi Muhammad SAW disambut, "Selamat datang sebaik-baiknya orang yang datang".
Pintu langit dunia pun dibuka. Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Adam AS. Keduanya saling mengucap salam. Nabi Muhammad SAW naik lagi ke langit kedua. Seperti sebelumnya, Jibril berdialog terlebih dahulu sebelum pintu langit kedua dibuka. Setelah dibuka, Nabi Muhammad SAW berjumpa dengan Nabi Yahya AS dan Isa AS yang memberikan sambutan serupa.
Kejadian sama terus berulang di setiap langitnya. Di langit ketiga, Nabi Muhammad berjumpa Nabi Yusuf AS. Di langit keempat, dengan Nabi Idris AS. Di langit kelima, dengan Nabi Harun AS. Di langit keenam, dengan Nabi Musa AS.
Di langit keenam ini, setelah Nabi Muhammad dan Musa saling mengucap salam, Nabi Muhammad beranjak melanjutkan perjalanan. Ketika Rasulullah pergi, Nabi Musa menangis. Ditanyakan kepadanya, "Apa yang menyebabkan engkau menangis?" Nabi Musa menjawab, "Aku menangis karena ada seorang anak yang diutus setelahku, tetapi umatnya lebih banyak yang masuk Surga daripada umatku."
Nabi Muhammad SAW meneruskan perjalanan bersama Jibril ke langit ketujuh. Di sana, sang Khatamul Anbiya' bersua dengan Nabi Ibrahim AS. Setelah perjumpaan ini, Nabi Muhammad dibawa ke Sidratul Muntaha.
Di dalamnya ada pohon-pohon besar yang dedaunannya selebar telinga gajah. Diterangkan kepadanya, "Ini adalah Sidratul Muntaha yang memiliki empat aliran sungai, dua sungai batiniyah dan dua sungai lagi lahiriyah.". Nabi Muhammad bertanya pada Jibril apa maksud kalimat tersebut. Jibril menjawab, "Dua sungai batiniyah berada di Surga dan dua sungai lahiriyah adalah Nil dan Eufrat."
Di Sidratul Muntaha inilah, Nabi Muhammad SAW menerima kewajiban sholat lima puluh waktu sehari semalam. Setelahnya, sang suri tauladan turun dan kembali bertemu Nabi Musa AS. Ia bertanya, "Apa yang diperintahkan kepadamu?" Nabi Muhammad SAW menjawab, "Aku diperintahkan sholat lima puluh waktu sehari semalam."
Nabi Musa AS menasehati, "Umatmu tidak akan sanggup melakukan sholat lima puluh waktu sepanjang hari. Demi Allah, aku pernah mencobanya pada manusia sebelum kamu, aku pun pernah memaksakan Bani Israil dengan serius. Kembalilah kepada Allah, mintalah keringanan bagi umatmu."
Nabi Muhammad SAW kemudian kembali kepada Allah SWT dan meminta keringanan. Maka, kewajiban sholat dikurangi sepuluh waktu. Setelahnya, ia turun dan bertemu Nabi Musa. Nabi Musa kembali menyarankan Nabi Muhammad untuk meminta keringanan lagi.
Hal ini terjadi berulang-ulang sampai akhirnya kewajiban sholat menjadi 5 kali sehari. Sejatinya, Nabi Musa masih menyarankan Nabi Muhammad untuk meminta keringanan, tetapi beliau menjawab, "Aku telah meminta kepada Allah hingga aku merasa malu. Namun, aku ridha dan menerimanya."
Ketika Nabi Muhammad meninggalkannya, terdengarlah seruan, "Aku telah tetapkan kewajibanku dan aku telah ringankan dari hamba-hamba-Ku."
Demikian sejarah ringkas Isra Miraj yang perlu detikers ketahui. Semoga menambah wawasan detikers, ya!
(par/par)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Direktur Mie Gacoan Bali Ditetapkan Tersangka, Begini Penjelasan Polisi