Kunjungi Poncosari Bantul, Mentan Sebut Normalisasi Sungai Kelar Tahun Depan

Kunjungi Poncosari Bantul, Mentan Sebut Normalisasi Sungai Kelar Tahun Depan

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Rabu, 15 Jan 2025 15:11 WIB
Menteri Pertanian RI Amran Sulaiman saat memberi keterangan di Poncosari, Bantul, Rabu (15/1/2025).
Menteri Pertanian RI Amran Sulaiman saat memberi keterangan di Poncosari, Bantul, Rabu (15/1/2025). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja
Bantul -

Menteri Pertanian (Mentan) RI, Amran Sulaiman mendatangi lahan pertanian di Poncosari, Srandakan, Bantul yang terendam banjir akhir bulan Desember. Mentan menyebut normalisasi sungai di sekitar lahan itu rampung tahun depan.

Amran mengatakan, kedatangannya untuk melihat ratusan hektare lahan padi yang sebelumnya terendam air di Poncosari. Selain itu, Amran juga memberikan bantuan secara bertahap berupa benih unggul, pompa air hingga hand tractor agar petani bisa kembali menanam padi.

"Kemudian normalisasi sungai penyebab banjir, insyaallah ini adalah solusi permanen kita," katanya kepada wartawan di Poncosari, Srandakan, Bantul, Rabu (15/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasalnya, penyebab banjirnya lahan padi di Poncosari akibat meluapnya sungai di pinggir lahan tersebut. Sedangkan teknis normalisasi sungai, kata Amran, kemungkinan selesai tahun depan.

"Kalau untuk normalisasi sungai kita selesaikan ini tahun depan. BBWS akan menyelesaikan," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Namun, jika Kementerian Pekerjaan Umum (PU) bisa lebih cepat, maka penyelesaian normalisasi sungai selesai kurang dari satu tahun.

"Mudah-mudahan bisa selesai enam bulan, tergantung kecepatan PU nanti," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul menyebut luasan lahan padi yang terendam di Poncosari, Srandakan, Bantul mencapai ratusan hektare dan berstatus rusak. Karena itu, DKPP menyalurkan 3,5 ton benih padi agar petani bisa menanam lagi.

Kepala DKPP Bantul, Joko Waluyo mengatakan, luasan lahan yang tergenang air di Poncosari mencapai 140,28 hektare. Selain itu, Joko menyebut jika Balai Proteksi Tanaman Pertanian (BPTP) telah melakukan kajian terkait apakah tanaman padi di lahan tersebut bisa terselamatkan atau tidak.

"Dari kajian BPTP, lahan padi yang terendam air tidak bisa diselamatkan lagi," katanya kepada wartawan, Jumat (20/12/2024).

Oleh sebab itu, Joko menyebut harus ada penanaman ulang di ratusan hektare lahan padi yang terendam air. Akan tetapi, Joko mengungkapkan bahwa kendala utamanya adalah ketersediaan benih padi.

"Karena itu meminta bantuan benih ke Dirjen Tanaman Pangan Kementan dan pak Dirjen sudah cek ke lokasi juga," ujarnya.




(apu/afn)

Hide Ads