Jalan bawah tanah atau underpass di wilayah Kulur, Kapanewon Temon, Kulon Progo, kembali ditutup untuk umum. Penutupan dilakukan karena jalur penghubung Temon-Kokap itu kerap tergenang banjir efek musim hujan. Kerap Banjir Selama Musim Hujan,
Dari pantauan detikJogja di lokasi sore ini, terlihat water barrier telah terpasang di akses masuk menuju underpass tersebut. Dari titik ini, terlihat sisa air masih menggenangi mulut underpass.
"Meski sudah agak kering tetap belum boleh lewat, soalnya jalannya licin banget membahayakan pengguna jalan. Jadinya ini ditutup sekalian," ungkap salah satu warga, Agung, saat ditemui di sekitar underpass Kulur, Jumat (6/12).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agung menerangkan penutupan underpass sudah berlangsung sejak sebulan terakhir. Alasan underpass ini ditutup karena jadi langganan banjir ketika memasuki musim hujan.
"Ya sejak masuk musim hujan ini, sekitar sebulan lalu. Kalau udah hujan pasti kebanjiran," terangnya.
Ketinggian banjir yang menggenang underpass sendiri bervariasi. Mulai dari 1 meter hingga tertinggi pernah mencapai lebih dari 2 meter.
Banjir ini biasanya menggenang selama sehari dua hari, untuk kemudian disedot menggunakan pompa yang disediakan oleh Pemerintah DIY. Diketahui bahwa jalan ini berada di bawah kewenangan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral DIY.
"Iya itu, kalau udah banjir biasanya disedot pakai pompa. Tapi ya jalannya masih licin kayak gini," ucap Agung.
Warga lain, Harun, merasa prihatin dengan kondisi underpass Kulur yang kerap dilanda banjir. Hal ini membuat mobilitas masyarakat menjadi terganggu.
"Kalau udah banjir gitu ya akhirnya akses terdekatnya lewat perlintasan sebidang Pasar Cikli. Padahal perlintasan ini kerap ramai kendaraan terutama di jam-jam masuk kerja," ujar warga Kokap tersebut.
Harun mengatakan kondisi ini sudah berlangsung sejak underpass dibangun pada 2012 silam. Walhasil fungsi underpass jadi tidak optimal.
"Malah sejak awal dibangun kayak gini, akhirnya nggak berfungsi sebagaimana mestinya," ucapnya.
![]() |
"Bahkan dulu pernah ada yang meninggal tenggelam di sini," imbuhnya.
Sebagai informasi, peristiwa orang tenggelam pernah terjadi sebanyak dua kali di Underpass Kulur. Kejadian pertama merenggut nyawa seorang kakek yang sedang mandi di lokasi itu pada 2017.
Kejadian kedua terjadi pada 2020, yang merenggut nyawa dua remaja. Keduanya tenggelam saat bermain di underpass yang ketika itu tergenang banjir sedalam 4 meter.
Di sisi lain, Pemkab Kulon Progo dan Pemda DIY masih mencari solusi terkait persoalan yang melanda underpass Kulur. Untuk sementara ini, penanganan underpass sebatas menyedot genangan menggunakan pompa air.
"Underpass Kulur atau juga biasa disebut Cikli ini kewenangan DPU Provinsi. Akan tetapi beberapa hari yang lalu DPU DIY dan DPU Kulon Progo sudah cek dan monitoring underpass," ujar Kepala Bidang Bina Marga DPUPKP Kulon Progo Nurcahyo Budi Wibowo.
(apu/sip)
Komentar Terbanyak
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Cerita Warga Jogja Korban TPPO di Kamboja, Dipaksa Tipu WNI Rp 300 Juta/Bulan
Jokowi Diadukan Rismon ke Polda DIY Terkait Dugaan Penyebaran Berita Bohong