Para pelaku pembacokan yang menyasar dua warga Pemalang di Pasar Balecatur, Gamping, Sleman, akhirnya berhasil ditangkap. Salah satunya sempat terkena bacok teman sendiri saat berusaha memukuli korban.
Tiga tersangka itu berinisial LY (37), SA (33) warga Godean, Sleman, dan JT (28) warga Gamping, Sleman. Ketiganya membacok dua pengendara motor yang berboncengan itu pada Jumat (25/10) lalu. Kedua korban ialah Bayu Sura Muhamarram dan Muhammad Puger.
Kapolsek Gamping AKP Sandro Dwi Rahadian menuturkan, telapak kiri JT terkena celurit yang disabetkan temannya, inisial AT. JT kena bacok saat berebut untuk memukuli para korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau pengakuan dari mereka, jadi pada saat di dapur warung kopi itu kan sempit ya. Jadi korban itu dikejar lari ke situ sembunyinya, sempit, karena rebutan lah, akhirnya kesabet temannya," kata Sandro.
Pelaku Ngaku sebagai Korban Pembacokan
Usai dibacok temannya, JT berobat ke rumah sakit. Di sana, ia mengelabui petugas rumah sakit dengan mengaku sebagai korban pembacokan di Bambu Runcing.
"Mengaku sakit dan butuh berobat. Saat dimintai keterangan oleh rumah sakit lalu bilang kena bacok di Bambu Runcing. Padahal yang bacok ya teman sendiri," ujarnya.
Aksi JT berhasil mengelabuhi petugas medis. Terbukti tindakan medis tidak dipungut biaya apapun. Ini karena masuk dalam penanganan darurat akibat tindakan kejahatan.
"Motif bikin laporan palsu supaya bisa cairkan dana bantuan. Cair bantuan dari Jamkesos untuk tangan yang kena bacok ini," katanya.
![]() |
Salah Sasaran Serang 2 Pemotor dari Pemalang
Bayu Sura dan Puger dibacok serta dianiaya saat berangkat mengikuti tes CPNS di Bantul. Mereka dikira mata-mata oleh kelompok pelaku.
AKP Sandro menerangkan pangkal masalah tersebut berawal dari JT yang terlibat perselisihan dengan seseorang berinisial IK.
Pada Selasa (22/10), IK dianiaya JT bersama tiga orang lainnya, LY, UW, dan KI. Penganiayaan terjadi di rumah JT di Gamping.
Duduk perkaranya, korban IK punya utang kepada JT. Jengkel karena utang itu tak lekas dibayar, korban akhirnya diminta datang ke rumah JT.
"Saat korban datang lalu ditanya oleh pelaku, kalau aku memukul kamu gimana? korban IK menjawab tidak apa-apa. Lalu terjadilah penganiayaan dan setelahnya berdamai dengan kondisi terpaksa dan dalam tekanan," ungkap Sandro.
"Motifnya ada permasalahan utang piutang antara JT dengan korban kasus kedua, IK. Korban diminta datang ke rumah tersangka lalu dianiaya secara bersama-sama," ungkap Sandro.
Dihadirkan di Mapolsek Gamping, JT mengaku jengkel kepada IK. Karena IK tak segera membayar utang, muncul ide untuk menganiayanya. Setelah dikeroyok, korban diminta untuk menyatakan berdamai.
"Utang sudah lama dan mau selesai juga. Itu utang cuma Rp 200 ribu. Saya pukuli karena merasa jengkel," ujar JT.
Kemudian pada Jumat dinihari, kelompok JT mengira IK dan teman-temannya akan membalas dendam. Karena itu, mereka berjaga di sekitar Pasar Balecatur.
Nahasnya, saat itu Bayu dan Puger tengah melintas dalam kondisi bingung arah. Apes, keduanya dikira sebagai mata-mata oleh rombongan JT. Walhasil mereka dikejar hingga akhirnya dianiaya menggunakan senjata tajam.
"Jadi kasus yang di Pasar Balecatur dengan yang pengeroyokan tadi itu masih ada kaitannya. Ada isu-isu bahwa dari korban IK ini direncanakan akan menyerang kelompoknya mereka.
Korban yang bernama Bayu sempat berusaha sembunyi di warung kopi. Namun, penjual dan pengunjung memilih kabur karena para pelaku secara brutal menganiaya mereka.
"Para pengunjung dan penjualnya malah kabur karena takut. Saat itu tersangka bawa senjata tajam jadi mungkin memilih aman. Saat tersangka pergi, baru membantu evakuasi korban," ujarnya.
Luka-luka Korban
Akibat penyerangan ini, korban Bayu mengalami luka bacok sepanjang 10 sentimeter di tengkuk. Dia juga mengalami luka terbuka di punggung sepanjang 2 sentimeter dan robek di siku tangan kiri sekitar 3 sentimeter.
Adapun korban Muhammad Puger mengalami luka sayatan senjata tajam sepanjang 15 sentimeter di lengan tangan kiri. Paha kanannya juga tersayat sepanjang 13 sentimeter. Bahu kanannya lecet. Ada pula 3 luka tusukan di punggung.
"Jadi mereka ini salah sasaran. Awalnya direncanakan akan bertemu, akan melaksanakan pengejaran terhadap musuhnya. Kemudian di tengah jalan karena melihat ada dua orang yang jalan dikira mata-matanya langsung dikejar dan dilakukan pembacokan. Pelaku dalam kondisi mabuk miras saat beraksi," ungkap Sandro.
(apu/afn)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan