Kronologi Pembacokan di Balecatur, Korban Dikira Mata-mata Musuh

Kronologi Pembacokan di Balecatur, Korban Dikira Mata-mata Musuh

Dwi Agus - detikJogja
Rabu, 30 Okt 2024 18:11 WIB
Para tersangka pembacokan di Balecatur dihadirkan di Mapolsek Gamping, Kabupaten Sleman, DIY, Rabu (30/10/2024).
Para tersangka pembacokan di Balecatur dihadirkan di Mapolsek Gamping, Kabupaten Sleman, DIY, Rabu (30/10/2024). Foto: Dwi Agus/detikJogja
Sleman -

Tiga orang yang terkait kasus pembacokan terhadap pemotor di kawasan Balecatur, Gamping, Sleman, telah ditangkap. Dua korban yang berboncengan motor dari Pemalang, Jawa Tengah, itu diketahui hendak ikut tes CPNS di Bantul. Berikut kronologi kejadiannya.

Tiga tersangka itu berinisial LY (37), SA (33) warga Godean, Sleman, dan JT (28) warga Gamping, Sleman. Ketiganya membacok dua pengendara motor yang berboncengan itu pada Jumat (25/10) lalu. Kedua korban ialah Bayu Sura Muhamarram dan Muhammad Puger.

Kapolsek Gamping, AKP Sandro Dwi Rahadian menyebut para tersangka pembacokan di Balecatur itu mengaku salah sasaran. Kasusnya berawal dari permusuhan para pelaku dengan seseorang berinisial IK pada Selasa (22/10) lalu. Hingga akhirnya berujung penganiayaan kepada dua pemotor asal Pemalang yang tak ada sangkut pautnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selasa, 22 Oktober 2024

Tersangka JT awalnya berselisih dengan IK. Pada Selasa (22/10), IK dianiaya JT bersama tiga orang lain berinisial LY, UW, dan KI. Penganiayaan itu terjadi di rumah JT di Gamping, Sleman.

Duduk perkaranya, korban IK punya utang kepada JT. Jengkel karena utang itu tak lekas dibayar, korban akhirnya diminta datang ke rumah JT.

ADVERTISEMENT

"Saat korban datang lalu ditanya oleh pelaku, kalau aku memukul kamu gimana? korban IK menjawab tidak apa-apa. Lalu terjadilah penganiayaan dan setelahnya berdamai dengan kondisi terpaksa dan dalam tekanan," kata Kapolsek Gamping, AKP Sandro saat rilis kasus di Mapolsek Gamping, Rabu (30/10/2024).

Sandro menyebut ada laporan polisi (LP) atas kejadian tersebut. Tersangka dalam penganiayaan itu ialah JT, UW, LY, dan KI.

JT dan LY sudah ditangkap dan jadi tersangka dalam pembacokan dua pemotor asal Pemalang di Balecatur. Adapun KI masih buron.

"Motifnya ada permasalahan utang piutang antara JT dengan korban kasus kedua, IK. Korban diminta datang ke rumah tersangka lalu dianiaya secara bersama-sama," ungkap Sandro.

Dihadirkan di Mapolsek Gamping, JT mengaku jengkel kepada IK. Karena IK tak segera membayar utang, muncul ide untuk menganiayanya. Setelah dikeroyok, korban diminta untuk menyatakan berdamai.

"Utang sudah lama dan mau selesai juga. Itu utang cuma Rp 200 ribu. Saya pukuli karena merasa jengkel," ujar JT.

Jumat, 25 Oktober 2024

Pemotor Dikira Mata-mata

Pada malam hari itu, rombongan JT mengira IK dan teman-temannya akan membalas dendam. Walhasil, rombongan JT berjaga-jaga di kawasan Pasar Balecatur.

Saat itulah dua pemotor asal Pemalang itu melintas. Keduanya yang bertujuan hendak ke Bantul itu dalam kondisi bingung arah. Apes, keduanya dikira sebagai mata-mata oleh rombongan JT. Walhasil mereka dikejar hingga akhirnya dianiaya menggunakan senjata tajam.

"Jadi kasus yang di Pasar Balecatur dengan yang pengeroyokan tadi itu masih ada kaitannya. Ada isu-isu bahwa dari korban IK ini direncanakan akan menyerang kelompoknya mereka.

Jadi mereka sambil menunggu, yang ada malah kedua korban tadi yang lewat Jalan Wates," ujar Sandro.

Detik-detik Pembacokan Salah Sasaran

Sandro menjelaskan, saat itu kedua korban berboncengan naik motor Honda Genio di Jalan Wates dari arah barat ke timur.

"Kemudian korban dipepet oleh kelompok pelaku yang masing-masing berboncengan dengan 3 unit sepeda motor," kata Sandro.

Setiba di dekat Pasar Balecatur, motor korban menabrak pembatas jembatan. Saat kedua korban jatuh, rombongan pelaku langsung mengeroyok. Salah satu korban mencoba kabur dan bersembunyi di warung kopi, tapi tetap dikejar.

"Korban yang ketakutan karena panik berlari menuju ke warung sate yang ada di pojok atau warung kopi ya. Pada saat korban terjatuh, salah satu pelaku yang mengejar mengayunkan celurit, kemudian korban dibacok menggunakan bendo," ujar Sandro.

Sandro menambahkan, pembacokan itu terjadi sekitar pukul 00.00 WIB. Korban Bayu sempat meminta tolong tapi para pengunjung warung kopi dan angkringan. memilih kabur. Sebab para pelaku yang membawa senjata tajam itu beraksi dengan brutal.

"Para pengunjung dan penjualnya malah kabur karena takut. Saat itu tersangka bawa senjata tajam jadi mungkin memilih aman. Saat tersangka pergi, baru membantu evakuasi korban," ujarnya.

Ketiga tersangka pembacokan di Balecatur yang telah ditangkap itu memiliki peran berbeda-beda. SA sebagai joki motor. LY yang membacok Muhammad Puger. SA melakukan penganiayaan tangan kosong kepada kedua korban. Adapun tersangka GL, AT, dan RG masih buron.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Luka-luka yang Diderita 2 Korban

Akibat penyerangan ini, korban Bayu mengalami luka bacok sepanjang 10 sentimeter di tengkuk. Dia juga mengalami luka terbuka di punggung sepanjang 2 sentimeter dan robek di siku tangan kiri sekitar 3 sentimeter.

Adapun korban Muhammad Puger mengalami luka sayatan senjata tajam sepanjang 15 sentimeter di lengan tangan kiri. Paha kanannya juga tersayat sepanjang 13 sentimeter. Bahu kanannya lecet. Ada pula 3 luka tusukan di punggung.

"Jadi mereka ini salah sasaran. Awalnya direncanakan akan bertemu, akan melaksanakan pengejaran terhadap musuhnya. Kemudian di tengah jalan karena melihat ada dua orang yang jalan dikira mata-matanya langsung dikejar dan dilakukan pembacokan. Pelaku dalam kondisi mabuk miras saat beraksi," ungkap Sandro.

Tersangka Kena Bacok Temannya

Dalam pengeroyokan itu, telapak kiri JT terkena celurit yang diayunkan temannya berinisial AT. Hal itu terjadi saat para tersangka berebut memukuli dan membacok korban.

"Kalau pengakuan dari mereka, jadi pada saat di dapur warung kopi itu kan sempit ya. Jadi korban itu dikejar lari ke situ sembunyinya, sempit, karena rebutan lah, akhirnya kesabet temannya," kata Sandro.

Atas luka tersebut, JT sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit. Dua mengaku sebagai korban pembacokan agar tidak perlu keluar biaya karena ditanggung oleh Jaminan Kesehatan Sosial.

"Mengaku sakit dan butuh berobat. Saat dimintai keterangan oleh rumah sakit lalu bilang kena bacok di Bambu Runcing. Padahal yang bacok ya teman sendiri," ungkap Sandro.

JT sukses mengelabui petugas medis alias tidak dipungut biaya apapun. Sebab, dianggap masuk dalam penanganan darurat akibat tindakan kejahatan.

"Motif bikin laporan palsu supaya bisa cairkan dana bantuan. Cair bantuan dari Jamkesos untuk tangan yang kena bacok ini," kata Sandro.

5 Juli 2024

Sebelumnya, pada 5 Juli 2024, UW, SA dan LY juga terlibat dalam kasus penganiayaan terhadap petugas SPBU Gamping. Dalam kasus ini juga ada orang lain yang terlibat, inisial FA, yang kini buron.

Awalnya tiga tersangka datang ke SPBU. Saat pegawai SPBU berinisial WT (44) menanyakan jenis bahan bakar yang akan dibeli, tiba-tiba tersangka UW mendekat dan meminta uang kepada korban.

"UW ini ikutnya pengeroyokan dan yang SPBU itu. Perannya membacok petugas SPBU dan sebelumnya sempat minta uang. Korban sempat kabur tapi dikejar dan kena bacok di siku kanan," katanya.

Sandro menambahkan, JT dan kelompoknya dikenal sebagai preman kampung. Berbagai aksinya kerap meresahkan warga sekitar Balecatur. JT juga tercatat sebagai residivis dalam kasus kriminal lainnya.

"Mereka ini memang satu komplotan dan salah satunya residivis baru keluar penjara, itu JT. Selama ini meresahkan di Gamping. Kami masih lakukan pendalaman, kemungkinan ada beberapa kasus yang melibatkan kelompok mereka," pungkas Sandro.

Halaman 2 dari 2
(dil/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads