Akademisi Fakultas Kedokteran Hewan UGM, Slamet Raharjo menyebut ada dua kemungkinan terkait kemunculan ular king cobra di Kalasan. Pertama, itu benar liar dan ada juga kemungkinan king cobra itu bekas peliharaan yang dilepaskan. Lalu apa perbedaannya?
"King cobra ular yang cerdas. Mereka bisa mengenali dan membedakan manusia dan hewan," kata Slamet kepada detikJogja, Kamis (24/10/2024).
Dijelaskan Slamet, king cobra liar memiliki karakteristik khusus ketika bertemu dengan manusia. Ular liar cenderung menghindari manusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"King cobra wild memiliki karakter yang cenderung pemalu dan akan berusaha menghindar ketika bertemu manusia, bisa dengan melarikan diri atau menjauhi manusia maupun bersembunyi," jelasnya.
King cobra liar, menurut Slamet, menganggap manusia harus dijauhi karena dapat mengancam keberadaan ular tersebut.
"Secara alami king cobra paham bahwa manusia harus dihindari dan dijauhi karena dapat menjadi bencana dan kematian," imbuhnya.
Sementara untuk king cobra yang pernah dipelihara manusia, cenderung bisa cepat beradaptasi.
"King cobra yang dipelihara manusia akan dengan cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan manusia, termasuk kehadiran manusia," bebernya.
Oleh karena itu, saat dilepasliarkan, karakteristik king cobra tetap tidak akan takut dengan manusia.
"Saat dilepasliarkan, behavior 'friendly' dengan manusia tetap terbawa, saat di alam ketemu manusia menjadi tidak takut manusia dan tidak segera melarikan diri," jelas dia.
Seperti diketahui, warga menemukan ular berkeliaran di permukiman pada Kamis (10/10) lalu. Ular itu akhirnya dibunuh warga.
Sebelumnya, Slamet bilang, kemunculan king cobra di Kalasan menjadi sesuatu yang 'misterius'. Sebab, lokasi kemunculan king cobra berada di dekat pemukiman yang di sekitarnya ada sawah dan sungai. Hal itu menurut Slamet menjadikan ada beberapa kemungkinan yang melandasi kemunculan ular.
"Ini menjadikan kemunculan king cobra itu ada dua kemungkinan. Pertama, mungkin benar ular itu wild (liar), yang dari satu wilayah karena satu hal berpindah. Seperti kebiasaan king cobra pada saat musim kawin bisa berkelana mencari pasangan," jelas dia, Jumat (18/10).
Kemungkinan selanjutnya, bisa jadi ular tersebut dilepaskan oleh seseorang. Setahu Slamet, selama ini tidak pernah ada laporan ular king cobra di Kalasan.
"Mengingat sebelumnya tidak pernah ada, kemungkinan ular tersebut ular yang sengaja dilepas oleh seseorang. Jadi mungkin ular peliharaan dia tidak bisa merawat lagi, tapi juga tidak bisa memindahkan ke orang lain kemudian dilepas," urainya.
Selama ini, habitat king cobra terpantau di area perbukitan. Populasinya, lanjut Slamet, juga tidak terlalu banyak di Jogja.
"Hanya wilayah-wilayah tertentu yang selama ini diketahui secara pasti. Misalnya wilayah perbatasan Kulon Progo dan Purworejo, jadi perbukitan Menoreh. Kemudian di daerah lereng Merapi, Gunungkidul perbatasan dengan Wonogiri itu masih ditemukan," katanya.
(afn/dil)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang
PDIP Bawa Koin 'Bumi Mataram' ke Sidang Hasto: Kasus Receh, Bismillah Bebas