Tim UGM Datangi Gua di Proyek JJLS Saptosari, Bakal Penelitian 3 Hari

Tim UGM Datangi Gua di Proyek JJLS Saptosari, Bakal Penelitian 3 Hari

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Rabu, 23 Okt 2024 21:00 WIB
Peneliti dari Fakultas Geografi UGM saat melakukan penelitian di gua yang ditemukan di proyek JJLS di Planjan, Saptosari, Gunungkidul, Rabu (23/10/2024).
Peneliti dari Fakultas Geografi UGM saat melakukan penelitian di gua yang ditemukan di proyek JJLS di Planjan, Saptosari, Gunungkidul, Rabu (23/10/2024). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja
Gunungkidul -

Peneliti Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) mendatangi temuan gua di lokasi proyek Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS), Planjan, Kapanewon Saptosari, Gunungkidul. Ini yang akan mereka lakukan di lokasi.

"Jadi dalam konteks ini saya hanya diminta memetakan gua seberapa luasnya," kata Guru Besar Bidang Ilmu Geomorfologi Fakultas Geografi UGM, Prof. Eko Haryono kepada wartawan di Planjan, Rabu (23/10/2024) sore.

Eko melanjutkan, penelitiannya berlangsung selama beberapa hari. Di mana hari ini fokus terhadap di dalam gua.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penelitian ini rencananya tiga hari, satu hari di dalam gua untuk memetakan semua dan dua hari di permukaan gua," ujarnya secara singkat.

Diketahui, ditemukan gua di Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) kawasan Planjan, Kapanewon Saptosari, Gunungkidul, pada Selasa (15/10) malam. Gua itu ditemukan oleh pekerja proyek JJLS. Kini mulut gua itu ditutup memakai batu kapur.

ADVERTISEMENT

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul, Hary Sukmono, menjabarkan alasan menutup gua.

"Kami setelah koordinasi dengan beberapa pihak, dan arahan dari pimpinan maka kami lakukan koordinasi dengan pelaksana pembangunan jalan untuk ditutup," tuturnya kepada wartawan, Rabu (16/10).

Hary menjelaskan jika kabar gua itu makin viral, maka nantinya semakin banyak orang yang penasaran dan berusaha memasukinya. Di sisi lain, Pemkab belum bisa memastikan guanya laik dikunjungi.

"Karena kita mengantisipasi kelaikan gua jika ada orang yang berkunjung. Karena itu berisiko rentan jika terjadi runtuh dan sebagainya," ujarnya.

"Selain itu, kami juga mengantisipasi bagian dari menyelamatkan fenomena alam itu, mengantisipasi vandalisme orang masuk ke gua dan merusak fenomena geologi itu," lanjut Hary.

Hary melanjutkan, sekitar 50 persen wilayah di Gunungkidul merupakan karst. "Jadi penemuan gua di Gunungkidul itu hal yang biasa. Karena data kami tahun 2015 tercatat ada 770 gua dan song di Kabupaten Gunungkidul," bebernya.

Hary menerangkan, banyaknya gua di Gunungkidul karena di kawasan karst tepatnya di dalam perut bumi memiliki lorong-lorong sungai bawah tanah. Dia menyebut fenomena alam itu berhubungan dengan geologi.

"Maka bisa disampaikan agar kita semua memahami kondisi tentang alam karst yang ada di Gunungkidul. Sungai bawah tanah dan lorong di bawah tanah itu merupakan fenomena, anugerah, yang harus kita pertahankan dan kita jaga," katanya.

Lebih lanjut, Hary berujar bakal berkoordinasi dengan ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk mengkaji gua yang ditemukan di Planjan.




(rih/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads