Salah satu serangga pengganggu yang agaknya dipunyai setiap rumah adalah semut. Sebagian besar semut mudah saja diusir dari rumah, tetapi, tidak demikian untuk Tapinoma magnum. Yuk, kenalan lebih jauh dengannya berikut ini.
Belakangan ini, semut Tapinoma magnum banyak diperbincangkan. Pasalnya, sebagaimana informasi dari laman The Connexion, semut ini 'menghantui' para penduduk Eropa, salah satunya di Prancis. Kabarnya, semut satu ini sangat sulit untuk dibunuh ataupun dihambat perkembangannya.
Semut invasif ini bisa ditemui di mana-mana, mulai dari taman, jalan, trotoar, hingga perumahan warga. Bahkan, sebuah desa bernama Marlen tercatat mengalami dampak parah akibat Tapinoma magnum. Dilaporkan, semut ini menghancurkan lapangan sepak bola dan menggerogoti kabel internet maupun listrik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka merusak ruang publik, halaman, jalan, dan trotoar. Mereka bahkan menembus dinding," jelas Gregor Koschate, seorang petugas lingkungan kota, kepada France Bleu Alsace, dikutip detikJogja pada Rabu (2/10/2024).
Oleh karena itu, semut ini disebut super invasif dan mengancam manusia. Sejatinya, dari mana asal semut satu ini? Apa klasifikasinya? Bagaimana sistem reproduksinya? Mari, simak penjelasan lengkap mengenainya yang telah detikJogja siapkan di bawah ini. Baca pembahasannya sampai tuntas, ya, detikers!
Klasifikasi Ilmiah Semut Tapinoma Magnum
Dikutip dari situs Global Biodiversity Information Facility (GBIF), klasifikasi ilmiah Tapinoma magnum adalah:
- Kingdom: Animalia
- Filum: Arthropoda
- Kelas: Insecta
- Order: Hymenoptera
- Famili: Formicidae
- Genus: Tapinoma
- Spesies: Tapinoma magnum
Persebaran dan Habitat Tapinoma Magnum
Menurut informasi dalam tulisan berjudul The Invasive Ant, Tapinoma Magnum in Western Switzerland oleh Cuendet Gerard dkk, semut ini, bersama beberapa spesies kerabatnya, seperti Tapinoma nigerrimum, diketahui berasal dari wilayah Mediterania.
Artinya, semut ini bisa ditemukan di Afrika Utara, Italia, Korsika, Sardinia, dan Prancis Selatan. Namun, sejak tahun 2000-an, semut ini tercatat telah berada di luar wilayah sebaran geografisnya, tepatnya di daerah utara Mediterania.
Di tempat barunya, semut Tapinoma magnum menjadi sosok invasif, utamanya dalam lingkungan urban dan suburban. Kini, semut ini bisa dijumpai di kota-kota besar Eropa, seperti Bordeaux di Prancis, Ostend di Belgia, dan Wageningen di Belanda.
Dalam tulisan tersebut, Cuendet menjelaskan bahwasanya tempat-tempat ditemukannya semut ini punya satu kesamaan, yakni highly anthropized environment (mudahnya, lingkungan yang sudah diubah/dimodifikasi secara besar-besaran oleh aktivitas manusia). Contohnya adalah tempat parkir pusat perbelanjaan, areal perumahan, jalan setapak beraspal, dan kebun.
Bagaimana semut ini bisa berada di kota-kota besar tersebut? Meluasnya Tapinoma magnum ke luar batas geografisnya disebabkan apa yang disebut sebagai transpor pasif. Misalnya, ketika suatu tanaman hortikultura dari Mediterania dijual di Prancis, semut ini akan turut berpindah dan dengannya, menginvasi lahan baru tersebut.
Karakteristik Fisik dan Makanan Semut Tapinoma Magnum
Diringkas dari laman Syngenta PPM, semut Tapinoma magnum mudah dikenali di taman atau kebun. Sebab, saat mencari makan, Tapinoma magnum akan membentuk barisan panjang dengan lebar terkadang mencapai 1-2 sentimeter.
Lebih menariknya lagi, semut Tapinoma magnum punya ukuran yang sangat bervariasi. Ukuran semut pekerja dewasanya bisa bervariasi, baik kecil, sedang, ataupun besar dalam rentang panjang 2 sampai 5 milimeter. Hal ini tentu berbeda dengan semut lain, seperti semut kebun hitam yang tidak punya variasi semacam itu.
Berbicara tentang makanannya, sama seperti semut lain, Tapinoma magnum punya banyak pilihan makanan. Semut ini diketahui memakan cairan manis, seperti embun madu, nektar, ataupun sari gula dari buah-buahan. Di samping itu, Tapinoma magnum juga berburu hewan hidup atau bangkai, seperti misalnya cacing tanah.
Kemampuan Reproduksi dan Perilaku Semut Tapinoma Magnum
Uniknya, dikutip dari situs Blue News, Tapinoma magnum punya ratusan ratu di sarang parsial. Ratu-ratu ini bisa bersatu untuk membentuk koloni super. Karenanya, tidak mengherankan jika semut hitam satu ini bisa bereproduksi dalam waktu singkat dan punya daya invasi yang besar.
Untuk menunjukkan kehebatan reproduksi semut ini, pada 17 Mei 2018, dilakukan pengamatan terhadap Tapinoma magnum. Hasilnya, lebih dari 50 ratu ditemukan dalam sekitar 10 liter tanah pot di dalam pot!
Tak hanya punya kemampuan berkembang biak yang ampuh, semut Tapinoma magnum juga diketahui menyukai lingkungan yang panas dan kering. Hal ini dijelaskan langsung oleh Cyril Berquier, seorang ahli serangga di Kantor Lingkungan Korsika.
"This ant spreads due to global warming, as it likes hot, dry environments (semut ini menyebar karena pemanasan global, karena ia menyukai lingkungan yang panas dan kering)," jelasnya dikutip detikJogja pada Rabu (2/10/2024).
Mengenai perilakunya, semut hitam asal Mediterania ini bersikap sangat agresif. Bila manusia coba mengganggu, semut ini akan dengan cepat memanjat untuk kemudian menggigit kaki, tungkai, ataupun tangan. Terakhir, bila diremas, semut Tapinoma magnum akan mengeluarkan bau layaknya mentega tengik (rancid butter).
Nah, itulah perkenalan ringkas dengan Tapinoma magnum, semut invasif asal Mediterania yang kini menjamur di Eropa. Semoga pembahasannya bisa menambah wawasan detikers, ya!
(sto/apu)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang
PDIP Bawa Koin 'Bumi Mataram' ke Sidang Hasto: Kasus Receh, Bismillah Bebas