Sebagai serangga yang sering membuat manusia geli bahkan takut, rupanya ada anggapan unik tentang kecoa. Hewan kecil yang identik berwarna cokelat ini dianggap lebih kuat daripada dinosaurus. Benarkah? Simak faktanya berikut ini.
Dikutip dari laman Cockroach Savvy, kecoa telah ada sejak 320 juta tahun lalu sehingga menjadikannya salah satu hewan tertua di muka bumi. Saat ini, setidaknya, terdapat 4.600 spesies kecoa di berbagai belahan dunia.
Di sisi lain, dinosaurus telah punah sekitar 65 juta tahun yang lalu sebagaimana informasi dari laman US Geological Survey. Kepunahan ini terjadi usai dinosaurus mendominasi bumi selama sekitar 165 juta tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apakah perbandingan lama waktu eksistensi kedua hewan ini di bumi merupakan fakta tak terbantahkan bahwasanya kecoa lebih kuat dibanding dinosaurus? Berikut ini detikJogja siapkan fakta mengenainya.
Apakah Kecoa Lebih Kuat Dibandingkan Dinosaurus?
Dirangkum dari Tucson, ketika asteroid bernama Chicxulub jatuh dan menghantam bumi pada 66 juta tahun yang lalu, kecoa tengah hidup berdampingan dengan dinosaurus. Hantaman akibat asteroid ini menyebabkan tiga perempat tumbuhan dan hewan di bumi mati.
Namun, beberapa spesies mampu bertahan hidup, termasuk kecoa. Bagaimana bisa? Padahal, tubuh dinosaurus-dinosaurus akhir zaman Cretaceous (zaman ketika asteroid Chicxulub menabrak) berukuran jauh lebih besar dibandingkan kecoa itu sendiri.
Ternyata, tubuh pipih dan kecil kecoa justru memberikannya keuntungan. Dengan tubuh pipih ini, kecoa dapat menyembunyikan dirinya ke dalam tempat-tempat yang sempit. Akibatnya, ia bisa bersembunyi di banyak tempat untuk berlindung.
Sementara itu, dikutip dari American Museum of Natural History, T-rex (salah satu dinosaurus periode terakhir) diperkirakan dapat mencapai panjang 40 kaki dengan tinggi 12 kaki. Bila dikonversi ke dalam meter, kira-kira panjangnya mencapai 12 meter, sedangkan tingginya 3 meter.
Nah, apakah detikers bisa membayangkan hewan dengan ukuran tersebut bersembunyi di antara bebatuan? Mustahil, bukan? Lebih-lebih, tulang dan daging T-rex yang besar menyebabkan bobotnya berada di kisaran 5.000-7.000 kilogram alias 5-7 ton. Ukuran ini membuatnya mustahil untuk bersembunyi dan bertahan hidup dengan mudah layaknya kecoa.
Selain faktor ukuran, makanan juga berperan penting membantu serangga berkaki enam ini bertahan dari kepunahan. Pasalnya, ketika meteor Chicxulub juga ada efek lain yang dirasakan oleh kecoa.
Salah satunya adalah kepulan debu yang begitu banyak sehingga menyebabkan langit gelap. Tatkala langit gelap, sinar matahari terhalang. Akibatnya, suhu di seluruh dunia menjadi dingin. Tanaman pun tidak dapat berfotosintesis untuk melanjutkan hidupnya.
Buntut dari kegagalan tanaman untuk tumbuh adalah matinya hewan-hewan herbivora. Pada gilirannya, jumlah herbivora yang semakin menipis menyebabkan hewan-hewan karnivora turut kesulitan mendapatkan mangsa.
Lain halnya dengan kecoa, serangga ini termasuk tipe omnivora. Artinya, ia bisa memakan sebagian besar makanan, baik yang berasal dari hewan, tumbuhan, bahkan kotoran. Pola makan yang 'tidak pilih-pilih' ini menyebabkan kecoa mampu melewati bencana meteorit dengan aman.
Terakhir, kecoa bertelur di dalam kotak pelindung kecil yang bernama oothecae. Kotak kecil ini melindungi telur-telur kecoa dari kerusakan fisik, seperti banjir dan kekeringan. Kondisi ini tentunya membuat kecoa tetap bereproduksi kala Chicxulub menghancurkan kehidupan dinosaurus.
Dari ketiga aspek di atas, yakni ukuran kecil, tipe makanan, dan cara reproduksi, memampukan kecoa untuk melewati kepunahan dinosaurus dengan mulus. Jika hanya ditinjau dari aspek ini, maka, detikers boleh sebut bahwasanya kecoa memang benar lebih kuat dari dinosaurus.
Mungkinkah Kecoa Hidup Lebih Lama daripada Manusia?
Usai membaca perbandingan kekuatan kecoa untuk bertahan hidup dengan dinosaurus di atas, detikers mungkin bertanya-tanya, mungkinkah kecoa bisa hidup lebih lama dibandingkan manusia?
Menurut informasi dari situs resmi University of Florida, kecoa telah berhasil melalui kepunahan-kepunahan massal di muka bumi. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan bahwasanya kecoa hidup lebih lama daripada manusia. Contohnya saja dalam konteks nuklir.
Pertama-tama, perlu dipahami bahwa ide kecoa bisa bertahan hidup lebih lama dibanding manusia berangkat dari fakta bahwasanya hewan satu ini tahan nuklir. Hal ini tentu berbeda dengan manusia yang akan mati jika terkena nuklir maupun serangan radioaktifnya.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Myth Busters dari Discovery Channel, diketahui bahwa kecoa mampu bertahan hidup usai terpapar 10.000 rad (10 kali dosis fatal bagi manusia). Bagaimana bisa?
Ternyata, kecoa mampu tahan terhadap efek radiasi yang merusak karena pembelahan selnya yang lambat. Sebagai informasi, sel-sel organisme hidup memang dapat memperbaiki kerusakan akibat radiasi. Namun, sel-sel ini lebih rentan terhadap kerusakan saat proses pembelahan.
Kecoa, sebagai salah satu jenis serangga, hanya mengalami pembelahan sel sebelum berganti kulit. Artinya, jika kecoa tidak melepaskan kerangka luarnya, kemungkinan besar, serangga satu ini tidak akan terpengaruh radiasi.
Diringkas dari ABC, lebih mengejutkannya lagi, ternyata kecoa bukanlah serangga yang paling tangguh bertahan terhadap efek radiasi. Pada tahun 1959, Dr Wharton menemukan bahwa diperlukan hingga 64.000 rad untuk membunuh lalat buah dan bahkan 180.000 rad untuk tawon parasitoid.
Namun, raja dari segala raja hewan untuk bertahan hidup dari nuklir adalah bakteri kemerahan bernama Deinococcus radiodurans. Bakteri ini diketahui tetap mampu tumbuh subur di tempat dengan tingkat radiasi sebanyak 1.500.000 rad. Tampaknya, bakteri satu ini bahkan mampu bertahan hidup dua kali lebih lama lagi tatkala dibekukan.
Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai benar tidaknya kecoa lebih kuat daripada dinosaurus. Semoga menambah pengetahuan detikers, ya!
(par/apu)
Komentar Terbanyak
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Kasus Kematian Diplomat Kemlu, Keluarga Yakin Korban Tak Bunuh Diri
Reunian Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM demi Meredam Isu Ijazah Palsu