7 Teks Ceramah Maulid Nabi 2024 Singkat, Memaknai Hari Kelahiran Rasulullah

7 Teks Ceramah Maulid Nabi 2024 Singkat, Memaknai Hari Kelahiran Rasulullah

Anindya Milagsita - detikJogja
Minggu, 15 Sep 2024 13:50 WIB
Ilustrasi Maulid Nabi Muhammad SAW
Ilustrasi ceramah Maulid Nabi. (Foto: Freepik/freepik)
Jogja -

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW biasanya akan diwarnai dengan berbagai kajian hingga pengajian yang bertemakan momentum tersebut, sehingga diperlukannya contoh teks ceramah untuk disampaikan. Berikut akan dipaparkan 7 teks ceramah Maulid Nabi 2024 secara singkat untuk dapat dijadikan sebagai referensi bagi kaum muslim.

Mengutip dari buku 'Dakwah Kreatif: Muharram, Maulid Nabi, Rajab dan Sya'ban' oleh Dra Udji Asiyah, MSi, Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan sebuah peringatan yang dilakukan oleh sebagian kaum muslim di seluruh dunia. Peringatan tersebut bertepatan dengan hari lahir Nabi Muhammad SAW pada tanggal 12 Rabiul Awal yang didasarkan pada kalender Hijriah.

Apabila mengacu pada Kalender Hijriah yang dibagikan secara resmi oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI, tanggal 12 Rabiul Awal bertepatan dengan hari Senin, 16 September 2024 jika dilihat dari kalender Masehi. Hal tersebut sejalan dengan informasi yang dibagikan melalui SKB 3 Menteri bahwa tanggal 16 September 2024 adalah hari libur nasional yang bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW. Ini menunjukkan Maulid Nabi 2024 akan berlangsung pada tanggal tersebut.

Salah satu cara untuk memaknai datangnya Maulid Nabi 2024 kaum muslim dapat membaca maupun menyampaikan ceramah yang bertemakan tentang kisah hingga tauladan dari Nabi Muhammad SAW. Sebagai referensi, temukan rangkuman teks ceramah Maulid Nabi secara singkat melalui artikel berikut.

7 Teks Ceramah Maulid Nabi 2024

Dihimpun dari publikasi 'Kumpulan Naskah Maulid Nabi Tingkat Kenegaraan' yang dibagikan oleh Departemen Agama RI, 'Mimbar Jumat: Rasulullah SAW Tauladan Agung dalam Membangun Peradaban Berbasis Masjid' yang diterbitkan Badan Pengelola Masjid Istiqlal, hingga laman resmi Kemenag RI, Nahdlatul Ulama, dan Muhammadiyah, berikut rangkuman teks ceramah Maulid Nabi.

Teks Ceramah Maulid Nabi #1: Maulid Nabi Tiba, Jaga Akhlak Generasi Muda

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Sholawat dan salam senantiasa kita haturkan kepada Rasulullah SAW. Semoga kita senantiasa termasuk golongan hamba yang pandai bersyukur dan mendapatkan syafaat dari Nabi Agung Muhammad SAW di hari kiamat. Aamiin.

Saat ini, kita sedang berada di bulan Rabiul Awal yang di Indonesia lebih sering disebut sebagai bulan Maulid. Disebut demikian memang karena dalam bulan ini terjadi sebuah kejadian agung yakni kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sosok paling mulia di dunia, sosok yang kita diperintahkan untuk senantiasa bersholawat untuk meraih syafaatnya. Bukan hanya kita saja yang bersholawat, Malaikat dan Allah SWT pun bersholawat kepada beliau. Hal ini termaktub dalam Al-Quran surat Al-Ahzab ayat 56:

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,

Kehadiran Nabi Muhammad SAW ke dunia ini membawa sebuah misi penting di antaranya adalah memperbaiki akhlak manusia. Misi ini menandakan bahwa akhlak menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia karena itulah yang akan membawa perdamaian dan ketentraman dalam setiap interaksi manusia dengan lingkungan sekitar. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari, Baihaqi, dan Hakim:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخَلاقِ

"Sungguh aku diutus menjadi Rasul untuk menyempurnakan akhlak yang mulia."

Momentum Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi saat yang tepat untuk kembali memperkuat penjagaan pada akhlak generasi penerus. Perlu dipantau aktivitas mereka saat memegang handphone agar akhlak bisa benar-benar terjaga. Akhlak menjadi barometer apakah seseorang menjadi insan terbaik atau tidak. Bukan kepintaran yang menjadi barometer. Rasulullah bersabda dalam hadits yang diriwayatkan Thabrani dari Ibnu Umar:

خَيْرُ النَّاسِ أحْسَنُهُمْ خُلُقًا

"Sebaik-baik manusia adalah yang paling baik akhlaknya."

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,

Sudah saatnya di bulan Maulid ini kita kembali meneladani akhlak Nabi yang merupakan suri tauladan terbaik sebagaimana ditegaskan dalam Al-Quran surat Al-ahzab ayat 21:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

"Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah."

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,

Semoga kita bisa meneruskan dan mewujudkan misi Nabi kepada para generasi muda yakni menjadikan akhlak mulia sebagai sendi-sendi peradaban kehidupan manusia. Semoga kita senantiasa bisa meneladani akhlak Nabi dan kita akan menjadi umatnya yang mendapatkan syafaatnya dan masuk dalam surganya Allah SWT. Aamiin.

Teks Ceramah Maulid Nabi #2: Meneladani Jejak Hidup Nabi

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,

Alhamdulillah, pertama-tama marilah kita senantiasa memancarkan rasa syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kasih lagi Pengasih, Sang Pencipta Pemberi anugerah hidup ini. Dialah yang telah memberikan kesempatan kita hidup untuk kesekian kalinya dengan merasakan nikmat sehat, sehingga dapat menjalani aktivitas dalam kondisi sehat tanpa adanya kekurangan suatu apapun.

Sholawat dan salam semoga dilimpahkan Allah SWT kepada Nabi Besar Muhammad SAW, Nabi akhir zaman yang dihadirkan Allah SWT untuk menyampaikan risalah Islamiyah sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi seluruh umat manusia. Sosok manusia agung yang memberikan secercah nur keteladanan laik dijadikan pengajaran bagi kita. Dengan demikian, hidup ini makin bermakna dan berwarna kini dan di masa mendatang.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,

Pada 12 Rabiul Awal umat Islam mengenang kelahiran Nabi Muhammad SAW. Adalah sosok adiluhung di muka bumi dilahirkan di Makkah dan wafat di Madinah kota peradaban. Umat Islam terpinga-pinga mendengar kisah hidup bertabur tarbiyah lewat shirah nabawiyah (historis Nabi). Hidupnya sarat dengan keteladanan yang sangat laik dipetik pelajarannya.

لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا

Artinya: "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah" (QS. Al-Ahzab [33] ayat 21).

Dalam kesehariannya, Nabi memancarkan kemuliaan perilaku. Di sini ada satu keteladanan yang bisa diejawantahkan, yakni meniru perilakunya. Berbicara perilaku Nabi, tidak perlu dinafikan karena demikianlah Tuhan sendiri mengatakan,

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٖ

Artinya: "Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung." (QS. Al-Qalam [68] ayat 4).

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,

Keteladanan lain dari Nabi yakni berdakwah. Nabi berdakwah selama tempo 23 tahun mampu mentransformasikan peradaban Jahiliyah menjadi tercerahkan. Dakwahnya sangat damai tak pernah menebar kebencian dan permusuhan. Metode dakwahnya hikmah dan kebajikan (QS. Al-Nahl [16] ayat 125), hatta Islam dapat pahami secara rasional tak pelak sampai saat ini ada sekitar 2 miliar manusia di dunia memeluk Islam.

Maka kalau ingin menyemai ajaran Islam, berdakwahlah dengan santun. Jangan jadikan dakwah ajang merendahkan, menista, bahkan mendiskriminasikan hanya karena perbedaan. Berdakwah harus bisa mendamaikan dan menyatukan lintas perbedaan. Jadikan dakwah pintu utama untuk membangun kehidupan kebangsaan harmoni lagi mencerahkan di jagat semesta raya.

Nabi telah memberikan keteladanan luar biasa. Kini giliran kita untuk mengcopy-paste aneka keteladanannya. Mudah-mudahan hidup kita makin berwarna dengan meneladani jejak hidup Nabi akhir zaman tersebut.

Teks Ceramah Maulid Nabi #3: Bulan Maulid, Momentum Hidupkan Sunnah Nabi

Ma'asyiral muslimin yang dirahmati Allah,

Mari kita awali perjumpaan kita ini dengan senantiasa melafalkan kalimat syukur alhamdulillahi rabbil alamin, atas segala nikmat dan karunia yang telah Allah berikan kepada kita semua, mulai dari udara yang kita hirup hingga kesehatan yang kita rasakan. Hanya dengan rahmat dan kasih sayang-Nya, kita dipertemukan kembali dengan salah satu bulan mulia, yaitu bulan kelahiran Rasulullah.

Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, cahaya umat dan rahmat bagi semesta alam. Beliau adalah sang pemimpin yang dengan kelembutannya, mampu mengubah kerasnya hati menjadi lembut, dan dengan akhlaknya yang mulia menyinari kegelapan dunia. Di bulan kelahirannya, kita mengenang cahaya pertama yang menyinari dunia ketika sedang dirundung kebodohan dan kezaliman.

Ma'asyiral muslimin yang dirahmati Allah,

Salah satu bukti cinta sejati kepada Nabi Muhammad adalah dengan menghidupkan sunnah-sunnahnya, terlebih jika bertepatan dengan bulan di mana beliau dilahirkan, maka menghidupkan sunnahnya merupakan penyambutan yang sangat tepat dan benar.

Menghidupkan sunnah Nabi berarti meneladani akhlak mulianya, menjalankan ibadah yang diajarkannya, dan menjadikan beliau sebagai panutan dalam segala hal, baik dalam hubungan kita dengan Allah maupun sesama manusia. Setiap sunnah yang kita amalkan adalah tanda cinta yang tulus dan harapan agar kelak kita diakui sebagai umatnya yang setia. Berkaitan dengan hal ini, Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Artinya, "Katakanlah (Muhammad), 'Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu'. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS Ali 'Imran [3]: 31).

Penjelasan di atas untuk menegaskan kepada kita semua, bahwa cinta kepada baginda Nabi pada hakikatnya tidaklah hanya sebatas dengan kata-kata, namun perlu tindakan dan aksi yang nyata, yaitu dengan menghidupkan sunnah-sunnahnya, meneladani akhlaknya, mencontoh perilaku kesehariannya, dan menjauhi perbuatan yang ditinggalkannya.

Ma'asyiral muslimin yang dirahmati Allah,

Momentum perayaan maulid, merupakan waktu yang sangat tepat untuk mengajak semua masyarakat awam agar memiliki semangat untuk meniru dan meneladani Nabi, dan menjadikan bulan ini sebagai salah satu sarana dakwah bagi para ulama. Selain menjelaskan perjuangan dan keteladanan, di dalamnya juga ada peluang untuk mengenalkan hukum Islam, halal-haram, memantapkan akidah dan mengenalkan keagungan Nabi Muhammad.

Setiap sunnah yang diamalkan adalah tanda cinta dan harapan untuk diakui sebagai umat setianya. Oleh karena itu, cinta kepada Nabi tidak hanya sebatas ucapan, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata, seperti meneladani akhlak beliau dan menjauhi perbuatan yang ditinggalkan beliau.

Teks Ceramah Maulid Nabi #4: Implementasi Kerasulan Muhammad SAW Menuju Indonesia Baru

Memperingati kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW mengingatkan kita akan perjuangan beliau bersama sahabatnya membangun masyarakat baru dan berperadaban, yang lebih dikenal dengan masyarakat madani. Perubahan yang dilakukan beliau bukan tak mendapat tantangan dari pihak-pihak yang terusik pola hidup mereka yang telah berlangsung ratusan dan ribuan tahun silam.

Allah berfirman dalam surat Al-Jumu'ah ayat 2:

هُوَ الَّذِيْ بَعَثَ فِى الْاُمِّيّٖنَ رَسُوْلًا مِّنْهُمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍۙ ۝٢

Artinya: "Dialah yang mengutus seorang Rasul (Nabi Muhammad) kepada kaum yang buta huruf dari (kalangan) mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, serta mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Quran) dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata."

Ayat di atas mengisyarat tiga hal yang dilakukan Nabi untuk membawa masyarakat yang baik dan memiliki jati diri, yaitu membangun moral, memperhatikan alam kehidupan, berpikir rasional dan bijaksana. Ketiga semangat ini telah mendorong Nabi membawa perubahan yang luar biasa dalam kehidupan masyarakatnya secara totalitas.

Kini, kita harus berani menciptakan realitas baru yang responsif dan akomodatif terhadap aspirasi keterbukaan dan berani pula memulai menciptakan tatanan kehidupan, di mana orang dinilai berdasarkan akhlak kepribadian dan profesionalitasnya. Saat ini pula adalah moment yang tepat bagi kita untuk menciptakan peran yang lebih kreatif. Karena, era keterbukaan dan informatif mendorong kita untuk lebih optimis berperan lebih besar. Allah berfirman (Ali 'Imran 110),

كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ ۝١١٠

Kuntum khaira ummatin ukhrijat lin-nâsi ta'murûna bil-ma'rûfi wa tan-hauna 'anil-mungkari wa tu'minûna billâh, walau âmana ahlul-kitâbi lakâna khairal lahum, min-humul-mu'minûna wa aktsaruhumul-fâsiqûn.

Artinya: "Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Seandainya Ahlulkitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik."

Landasan konsep asah, asih dan asuh adalah keimanan, keislaman dan keihsanan. Ketiga komitmen itu dicerminkan oleh kejujuran, keikhlasan dan keterbukaan yang bersandarkan silaturrahmi, keadilan dan tegak hukum. Allah berfirman; kabura maqtan 'an taqulu ma la taf'alun. Substansinya adalah kematangan intelektual sekaligus kematangan sikap suatu bangsa. Pada saat ini sudahkah bangsa Indonesia yang besar jumlah penduduknya muslim menjadi bangsa yang besar dan berperadaban.

Akhirul kalam, semuanya kita persembahkan kepada Allah SWT agar kita semua berada dalam lindungan dan pengayoman-Nya. Aamiin Ya Rabbal Alamin. Wabillahi Taufiq Wal Hidayah. Assalamu 'Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Teks Ceramah Maulid Nabi #5: Alasan Dianjurkannya Merayakan Maulid Nabi

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,

Hari ini kita telah berada di bulan Rabiul Awal. Bulan maulid Nabi. Bulan kelahiran Nabi. Pada bulan Rabiul Awal, dari tahun ke tahun, sejak pertama kali perayaan maulid ini dilakukan pada awal abad ketujuh Hijriah, umat Islam di berbagai belahan dunia merayakannya dengan penuh kegembiraan dan suka cita.

Kenapa kita merayakan maulid? Karena kelahiran Nabi Muhammad ke muka bumi ini adalah nikmat dan rahmat teragung yang Allah anugerahkan kepada kita. Perayaan maulid adalah bentuk syukur kita kepada Allah atas nikmat yang sangat agung ini. Dengan sebab beliau, kita mengenal Allah, satu-satunya Tuhan yang berhak dan wajib disembah. Tuhan Pencipta segala sesuatu. Tuhan yang tidak menyerupai segala sesuatu. Tuhan yang tidak membutuhkan kepada segala sesuatu. Dengan sebab beliau, kita mengenal Islam, satu-satunya agama yang benar. Satu-satunya agama yang diridhai Allah. Agama yang dibawa dan diajarkan oleh seluruh nabi dan rasul.

Perayaan maulid adalah bentuk kecintaan kita kepada insan yang paling mulia dan makhluk yang paling utama, Baginda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Melalui perayaan maulid kita diingatkan untuk terus mencintai Baginda Nabi. Melalui perayaan maulid, kita tanamkan pada diri umat Islam kecintaan kepada Nabi mereka, Nabi agung Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Nabi yang cintanya kepada umat melebihi cinta mereka kepadanya.

Salah satu bukti cinta baginda kepada umatnya adalah sabda beliau:

لِكُلّ نَبِيٍّ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ فَتَعَجَّلَ كُلُّ نَبِيٍّ دَعْوَتَهُ وَإِنِّي اخْتَبَأْتُ دَعْوَتِيْ شَفَاعَةً لِأُمَّتِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)

"Setiap nabi memiliki kesempatan berdoa yang dikabulkan, maka semua nabi meminta segera dengan doanya, dan aku simpan doaku sebagai syafaat untuk umatku di hari kiamat" (HR Muslim).

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,

Perayaan maulid di bulan Rabiul Awal mengingatkan kita akan keagungan Baginda, keutamaannya, akhlaknya, perjuangannya, gambaran ketampanan, dan keindahan jasad mulianya. Ketika dilantunkan puji-pujian kepadanya dan jamaah maulid mulai menyebut-nyebut namanya, biasanya kita akan terbawa suasana haru. Dalam hati kita berucap, "Andai saja aku mendapat kemuliaan bertemu dengan Baginda, meskipun dalam mimpi."

Kenapa kita merayakan maulid? Karena kita ingin bersyukur kepada Allah atas kelahiran Nabi kita.

Nabi Muhammad bahkan yang mengajarkan kepada kita untuk mensyukuri hari kelahirannya. Ketika ditanya tentang puasa sunnah hari Senin, beliau menjawab:

ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ وَأُنْزِلَ عَلَيَّ فِيْهِ

(*رَوَاهُ أَحْمَدُ وَالْبَيْهَقِيُّ فِي الدَّلَائِلِ)

"Itu adalah hari di mana aku dilahirkan dan diturunkan wahyu pertama kepadaku" (HR Ahmad dan al-Baihaqi dalam Dala'il an-Nubuwwah)

Dalam rangkaian acara peringatan Maulid Nabi, banyak sekali perbuatan baik yang dianjurkan oleh syariat, seperti pembacaan ayat Al-Quran, sedekah makanan, doa bersama dan menjadi ajang silaturahim serta mengokohkan simpul-simpul tali persaudaraan antar sesama umat Islam. Dan tentu saja menjadi sebuah kegiatan untuk memperbanyak bacaan sholawat sebagaimana difirmankan oleh Allah subhanahu wa ta'ala:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا (الأحزاب: 56)

"Bersholawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam kepadanya" (QS. Al-Ahzab: 56)

Teks Ceramah Maulid Nabi #6: Kelahiran Nabi Muhammad SAW sebagai Rahmat Semesta Alam

Ma'asyiral muslimin yang dirahmati Allah,

Beberapa hari lagi kita akan masuk pada tanggal 12 Rabiul Awal, tanggal bersejarah bagi umat Islam. Pada tanggal tersebut terlahir manusia agung sebagai nabi akhir zaman. Dialah Nabi Muhammad SAW yang diutus Allah SWT sebagai rahmat untuk semesta alam. Maka tak heran, ketika kita temui berbagai macam perayaan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT sekaligus bergembira atas terutusnya Nabi Muhammad SAW dengan membawa risalah ilahiyah. Allah SWT berfirman:

قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ

Artinya, "Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan". (QS. Yunus: 58)

Imam as-Suyuthi dalam Tafsirnya ad-Durrul Mantsur fit Tafsir bil Ma'tsur mengungkapkan bahwa Ibnu Abbas menafsirkan lafadz 'fadhlillah' memiliki arti karunia Allah sebagai ilmu. Sedangkan 'rahmat-Nya' ditafsirkan sebagai Nabi Muhammad SAW dengan merujuk pada ayat:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ

Artinya, "Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam." (QS. Al-Anbiya': 107)

Ma'asyiral muslimin yang dirahmati Allah,

Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat untuk alam semesta juga dijelaskan oleh Qadhi 'Iyadh dalam kitabnya asy-Syifa bi Ta'rifi Huquqil Musthafa. Menurutnya, seluruh perangai dan sifatnya merupakan rahmat. Rahmat untuk semesta alam yang dimaksud meliputi jin dan manusia, baik mereka yang beriman, munafik bahkan mereka yang kafir.

Bagi mereka yang beriman, rahmatnya berupa hidayah atau petunjuk. Dan bagi mereka yang munafik rahmatnya berupa keamanan dari diperangi di masa awal-awal dakwah Islam disebarkan. Sedangkan bagi mereka yang kafir, rahmatnya berupa penundaan siksa.

Lebih lanjut Ibnu Abbas menjelaskan, bahwa Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat untuk semesta alam adalah untuk orang-orang yang beriman dan orang-orang kafir. Penundaan siksa untuk orang kafir selama di dunia lebih disebabkan Allah SWT telah memaafkan mereka karena siksa yang telah diterima oleh umat-umat yang menganggap Nabi Muhammad SAW sebagai pembohong.

Ma'asyiral muslimin yang dirahmati Allah,

Berdasarkan apa yang telah kami sampaikan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah ekspresi kegembiraan umat Islam karena diutusnya Nabi mereka sebagai rahmat atas semesta alam. Harapannya, umat dapat meneladani kebaikan nabinya meskipun tidak sama persis hingga keseluruhan.

Teks Ceramah Maulid Nabi #7: Maulid Nabi

Menjelang hari kelahiran Nabi yang agung, semua umat Islam dibelahan bumi mana pun menyambutkan dengan suka cita termasuk makhluk-makhluk yang berada di luar angkasa (bulan, bintang, meteor, matahari, galaksi). Bergembira dengan lahirnya Nabi Muhammad mendapatkan ampunan dari Allah SWT, seperti Abu Lahab yang senang dengan lahirnya keponakan beliau, sampai-sampai membebaskan salah satu budaknya yang bernama Tsuaibah karena saking senang dan gembiranya sehingga setiap hari senin, Abu Lahab mendapatkan dispensasi ampunan (keringanan siksa kubur) dari Allah subhanahu wata'ala.

Gembira dengan merayakan hari kelahiran nabi dibolehkan oleh para ulama, dikarenakan rasa rindu dan cinta kepada Rasulullah SAW kegembiraan itu dibuktikan dengan menyelenggarakan Maulid Nabi dengan rangkaian acara seperti membaca Al-Quran, membaca Maulid, mendengarkan ceramah dan makan bersama yakni mengingat Nabi Muhammad pada saat itu. Dengan mengingat Rasulullah SAW maka akan menimbulkan kasih dan sayang, ini sebagai tanda bukti kecintaan kepada Rasulullah, sabda Rasulullah SAW:

"Barang siapa yang bersholawat kepadaku sekali, maka Allah akan bersholawat kepadanya sepuluh kali" (HR. Muslim).

Maulid nabi adalah hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, beliau lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun gajah, disebut tahun gajah karena pada saat kelahiran nabi terjadi peristiwa penyerangan Ka'bah oleh raja Abrahah menggunakan pasukan bergajah. Selain peristiwa penyerangan Ka'bah oleh Raja Abrahah, kelahiran nabi banyak ditandai dengan peristiwa-peristiwa luar biasa seperti 14 pilar istana khosrau (pusat kezhaliman) di persia rubuh, api di kuil pemujaan bangsa persia tiba-tiba mati, air danau Sawat yang dikultuskan bangsa Persia tiba-tiba kering dan surut, berhala di sekitar Ka'bah berjatuhan dan hancur, gereja di kerajaan romawi tiba-tiba runtuh, peristiwa diatas adalah tanda alam menyambut utusan Allah yang mulia.

Kelahiran Nabi Muhammad SAW dijadikan momentum kebangkitan umat Islam ketika merebut kembali Baitul Maqdis yang dikuasai oleh kaum Nasrani, peristiwa penaklukan baitul maqdis diawali dengan Sultan Shalahuddin menyelenggarakan maulid untuk menyemangati kaum muslimin yang tengah berperang melawan pasukan Kristen dalam Perang Salib. Walaupun terjadi pro kontra terkait awal penyelenggaraan maulid nabi, namun tidak menghilangkan urgensi terhadap pentingnya sosok Nabi Muhammad SAW ketika beliau hidup dan wafat dikarenakan suri tauladan yang baik (uswatun hasanah). Memperingati maulid merupakan salah satu bukti kecintaan kepada Rasulullah seperti peringatan 17 Agustus sebagai bukti kecintaan rakyat Indonesia terhadap kemerdekaan negara Indonesia.

Marilah kita jadikan peringatan maulid Nabi Muhammad setiap tanggal 12 Rabiul Awal sebagai bukti kecintaan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sebagaimana sabda beliau; "barang siapa yang mencintaiku, maka kelak dia akan bersamaku di surga".

Bukti cinta kepada Allah yaitu dengan menghidupkan sunnah Rasulullah, "fattabiuuni yuhbibkumullah" maka ikutilah sunnahku, maka Allah akan mencintaimu (QS. Ali Imran: 31), cinta Allah dan Rasul-Nya.

Demikian tadi rangkuman teks ceramah Maulid Nabi 2024 secara singkat untuk memaknai hari istimewa yang berkaitan dengan Nabi Muhammad SAW. Semoga bermanfaat.




(sto/apu)

Hide Ads