Mengenal Pola Tanam Polikultur: Kelemahan, Keunggulan, dan Contohnya

Mengenal Pola Tanam Polikultur: Kelemahan, Keunggulan, dan Contohnya

Hanan Jamil - detikJogja
Rabu, 04 Sep 2024 17:22 WIB
Ilustrasi polikultur
Ilustrasi polikultur. Foto: Freepik
Jogja -

Polikultur adalah pola tanam yang sudah banyak diaplikasikan di Indonesia. Pola tanam ini dicirikan dengan adanya beberapa jenis tanaman dalam satu lahan.

Pola tanam polikultur memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan ketika diaplikasikan di lahan. Kedua aspek tersebut harus dipahami oleh detikers supaya dapat mempertimbangkan cara yang terbaik untuk memilih pola tanam antara polikultur atau monokultur di lahan tanam.

Lantas, apa itu polikultur, keunggulan, kelemahan, dan contohnya? Berikut penjelasannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa Itu Pola Tanam Polikultur?

Merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, polikultur adalah sistem penanaman pada sebidang tanah dengan berbagai jenis tanaman, seperti padi, tebu, dan lainnya, berdasarkan pola urutan musim.

Dikutip dari buku Dasar Agronomi oleh Amarullah dkk., polikultur berasal dari kata poly dan culture. Poly memiliki arti banyak sedangkan culture berarti pengolahan. Dari kedua kata tersebut, polikultur adalah penanaman di suatu lahan pertanian dengan lebih dari satu tanaman yang ditanam dalam satu waktu atau beberapa waktu dalam satu tahun.

ADVERTISEMENT

Keunggulan Pola Tanam Polikultur

Merujuk buku Ekologi Tanaman oleh Sukmawati dkk., polikultur memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan pola tanam monokultur.

  1. Mengurangi serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) karena tanaman yang satu dapat mengurangi serangan OPT yang lainnya seperti bawang daun dapat mengusir hama aphis dan ulat pada tanaman kubis karena mengeluarkan bau Allicin.
  2. Menambah kesuburan tanah karena apabila suatu tanaman dilakukan polikultur dengan tanaman yang memiliki rhizobium, dapat menambah kandungan unsur N di dalam tanah sehingga lebih subur dan tanaman lain mendapatkan unsur hara N yang cukup.
  3. Siklus hidup H/P dapat terputus karena sistem ini dibarengi dengan rotasi tanaman yang dapat memutus siklus OPT.
  4. Memperoleh diversifikasi hasil panen sehingga lebih menguntungkan dibandingkan monokultur karena bila harga salah satu hasil panen tanaman rendah dapat ditutup oleh harga komoditas lainnya.

Kelemahan Pola Tanam Polikultur

Selain keunggulan, ternyata terdapat beberapa kelemahan dari pola tanam polikultur, seperti:

  1. Persaingan unsur hara tanaman yang cukup tinggi karena setiap jenis tanaman memiliki kebutuhannya masing-masing dan bisa berbeda-beda dalam memperoleh unsur hara tidak seperti monokultur yang hanya memiliki satu jenis tanaman saja.
  2. OPT banyak karena ada berbagai tanaman yang ditanam di suatu lahan sehingga cukup sulit dalam pengendaliannya.

Contoh Pola Tanam Polikultur

Merujuk buku Dasar-Dasar Agronomi karya I Nyoman Rai, ada beberapa bentuk pola tanam secara polikultur, antara lain:

1. Tumpang Sari (Intercropping)

Tumpang sari adalah bentuk penanaman lebih dari satu tanaman pada waktu yang bersamaan di satu lahan yang sama. Biasanya tumpang sari dilakukan dengan menanam dua jenis tanaman budidaya yang sama dalam waktu yang hampir bersamaan.

Sebagai contoh, tanaman jagung ditanam di sela tanaman kedelai dalam musim tanam dan area lahan yang sama. Dari sistem tumpang sari tersebut, tanaman jagung dapat memperoleh nitrogen tinggi dari kedelai yang memastikan nitrogen dari udara bebas sehingga kekurangan nitrogen pada jagung terpenuhi oleh kelebihan nitrogen pada kedelai.

2. Tumpang Gilir (Multiple Cropping)

Tumpang gilir adalah bentuk penanaman polikultur dengan menanam lebih dari satu tanaman pada satu musim lalu dilanjutkan menanam lebih satu tanaman lagi pada saat mau menuju ke musim tanam selanjutnya pada lahan yang sama.

Sebagai contoh, tanaman jagung ditanam di suatu lahan dengan pola tanaman monokultur terlebih dahulu. Lalu dua sampai tiga minggu sebelum panen jagung, lahan ditanami kacang tanah di sela-sela barisan jagung. Biasanya bentuk ini digunakan dengan tujuan untuk mengejar musim hujan yang hendak berakhir.

3. Tanaman Campuran (Mixed Cropping)

Pola tanam ini dilakukan dengan menumbuhkan dua tanaman atau lebih secara bersama-sama tanpa memperhatikan jarak tanam yang teratur. Sebagai contoh, tanaman jagung ditanam di lahan bersama dengan tanaman ubi di sekitar area jagung tanpa mempedulikan jarak tanam yang pas.

4. Pertanaman Bertingkat (Multi-storey Cropping)

Pola tanam bertingkat adalah penanaman dua jenis tanaman atau lebih berbentuk kombinasi antara pohon dengan tanaman lain yang berhabitus lebih pendek. Pertanaman ini biasa dikenal dengan istilah agroforestri.

Sebagai contoh tanaman jati ditanam di suatu lahan luas dengan tanaman perkebunan yang juga ditanam sela-sela antar pohon jati tersebut.

Demikian penjelasan tentang polikultur mulai dari keunggulan, kelemahan, dan contohnya. Semoga bermanfaat.

Artikel ini ditulis oleh Hanan Jamil peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(par/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads