Ular merupakan hewan melata yang tak jarang menjadi momok bagi sebagian orang. Namun, pernahkah detikers bertanya-tanya kenapa ular tidak memiliki kaki dan tangan? Simak penjelasan ilmuwan berikut ini.
Dikutip dari National Geographic, terdapat lebih dari 3.000 spesies ular yang tersebar di mana-mana kecuali Antartika, Islandia, Irlandia, Greenland, dan Selandia Baru. Dari jumlah tersebut, 600 spesies diketahui berbisa, dan 200 di antaranya mampu membunuh atau melukai manusia.
Dewasa ini banyak orang begitu takut terhadap ular. Bukan tanpa alasan, di samping beberapa jenisnya memiliki racun mematikan, bentuk dan wajah mengintimidasi menjadi alasan lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirujuk dari laman Safaris Africana, ular tercepat di dunia adalah sidewinder dengan kecepatan 29 km/jam. Lalu disusul ular mamba hitam dengan kecepatan 19 km/jam. Tidak terbayang bila ular-ular ini memiliki kaki sehingga mampu berlari melebihi kecepatan manusia?
Lalu, kenapa ular tidak memiliki kaki dan tangan? Mari, simak pembahasan lengkapnya yang telah detikJogja siapkan dalam uraian berikut.
Beberapa Ular Purba Punya Kaki
Dirangkum dari Scientific American, sekitar 92 juta tahun lalu, hidup spesies ular darat yang dinamai Najash Rionegrina. Panjangnya hanya sepanjang untaian spaghetti. Menariknya, ia memiliki sepasang tungkai belakang kecil yang tersusun dari tulang di wilayah pinggul hingga pergelangan kaki.
Berbeda dengan Najash Rionegrina yang merupakan hewan darat, Pachyrhachis dan Haasiophis adalah dua nama spesies ular laut berkaki. Fosil-fosilnya yang ditemukan di Yerusalem mengindikasikan bahwa ular ini berenang di laut kala itu.
Pachyrhachis dan Haasiophis memiliki tungkai belakang yang hampir lengkap, yakni terbuat dari tulang paha, tulang kering, dan kaki. Namun fungsi kaki-kaki ini masih belum jelas. Sebab, keduanya tidak memiliki korset panggul (pelvic girdle) yang berguna untuk menempelkan kaki ke badan.
Ular pertama tanpa kaki baru tercatat muncul sekitar 85 juta tahun lalu, tepatnya pada masa akhir periode Cretaceous. Ular tersebut bernama Dinilysia Patagonica. Fosil yang ditemukan menunjukkan bahwa ular ini memiliki panjang kurang lebih sama dengan orang dewasa.
Alasan Ular Kehilangan Kaki: Akibat Proses Evolusi?
Kendati sampai sekarang beragam fosil ular terbaru telah muncul, para ilmuwan masih belum bisa memastikan apa alasan sebenarnya hewan melata ini kehilangan kakinya. Diperkirakan hilangnya kaki itu akibat proses evolusi perubahan gaya hidup.
Berkaca dari ular dan kadal penggali yang memanfaatkan kepalanya untuk mendorong masuk tanah lunak, para ilmuwan menyimpulkan hal serupa. Bisa jadi kaki ular dahulu hilang akibat perubahan tempat tinggal, yaitu dari permukaan menjadi bawah tanah.
Sebab, adanya kaki justru akan menyulitkan proses penggalian sebuah lubang atau terowongan di tanah. Tapi, memastikan ular-ular zaman dahulu tinggal di bawah tanah adalah hal yang sulit.
Menariknya, sebuah penelitian pada 2014 hampir memberi jawaban pasti. Seorang peneliti melakukan analisis pada tengkorak Dinilysia. Sebelumnya, telah diketahui bahwa ruang depan (vestibule) spesies penggali mengembang seperti balon. Hal ini berbeda dengan kondisi ular dan kadal laut yang bagian depannya menyusut.
Dengan adanya ruang depan yang mengembang, spesies penggali memiliki pendengaran yang lebih baik di bawah tanah. Ternyata, Dinilysia terbukti memiliki ruang depan yang besar layaknya balon. Bahkan bentuknya hampir mirip dengan ular sinar matahari modern.
Dari sini muncul spekulasi bahwa dulu Dinilysia hidup dengan cara berburu di permukaan tanah dan kemudian menggali tanah untuk berlindung. Hasil ini memperkuat hipotesis bahwasanya nenek moyang ular modern kehilangan kakinya akibat proses adaptasi dengan kehidupan bawah tanah.
Faktor Genetik Menyebabkan Ular Tidak Memiliki Kaki
Sejatinya anggapan bahwa ular 100% tidak memiliki kaki tidaklah benar. Diringkas dari American Museum of Natural History, ular modern seperti piton dan boa masih memiliki tulang kaki belakang kecil yang terkubur di otot-otot ujung ekornya.
Lebih lanjut, disarikan dari situs NPR The Two-Way, para ilmuwan menemukan proses genetik yang menyebabkan ular kehilangan kakinya. Ular diketahui memiliki sebuah gen bernama sonic hedgehog yang bertanggung jawab atas perkembangan anggota tubuh.
Sejumlah peneliti dari Universitas Florida menemukan bahwa gen ini hanya aktif dalam waktu yang sangat singkat, yakni kurang dari 24 jam. Hidup matinya gen-gen ini dipengaruhi oleh apa yang disebut enhancers.
Tanpa kehadiran enhancers, gen sonic hedgehog tidak aktif dan pada gilirannya, bagian tubuh hewan akan berhenti berkembang. Ternyata selama evolusi ular piton, sejumlah DNA di enhancer terhapus. Akhir kata, akibat tidak aktifnya si enhancer sonic hedgehog, perkembangan kaki ular piton dan boa jadi terhambat.
Padahal, berdasar penelitian terkini, ular masih memiliki gen yang disebut HOXD. Gen ini berperan dalam membentuk jari tangan dan kaki. Ketika embrio piton dipelajari, HOXD ternyata membuat model kaki yang lengkap.
Namun, sekali lagi, mutasi enhancer sonic hedgehog menghentikan perkembangan kaki ini. Cohn, salah satu peneliti, mengemukakan bahwa piton bisa menumbuhkan kaki karena memiliki banyak mesin molekuler.
Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai alasan ular tidak memiliki tangan dan kaki. Semoga bisa mengobati rasa penasaran detikers, ya!
(par/dil)
Komentar Terbanyak
Heboh Penangkapan 5 Pemain Judol Rugikan Bandar, Polda DIY Angkat Bicara
Akhir Nasib Mobil Vitara Parkir 2,5 Tahun di Jalan Tunjung Baru Jogja
Megawati Resmi Dikukuhkan Jadi Ketum PDIP 2025-2030