Server Pemkab Gunungkidul mendapatkan 3,6 ribu serangan siber selama enam bulan terakhir. Serangan semakin rentan jika operator perangkat tidak keluar dari sistem.
"Enam bulan ini ada sekitar 3.600 percobaan peretasan. Sebulan sekitar 600 percobaan," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskiminfo) Gunungkidul, Setyo Hartanto saat dihubungi melalui telepon, Minggu (21/7/2024).
Lebih lanjut, Setyo menyebutkan peretasan yang berhasil dilakukan oleh peretas yakni mengubah tampilan laman Dinas Perdagangan (Disdag) beberapa waktu lalu. Diketahui laman Disdag berubah tampilannya menjadi situs judi online pada 26 Maret 2024.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tampilan kita diubah menjadi pesan yang ingin mereka sampaikan. Pesannya waktu itu judi (online) toh," terang Setyo.
Bentuk percobaan serangan server Pemkab Gunungkidul, Setyo menyebutkan menyerang keamanan web hingga spam. Meski begitu tidak ada serangan yang berhasil kecuali berubahnya laman Disdag Gunungkidul.
Oleh karena itu, Setyo menjelaskan pihaknya menggunakan gabungan sistem operasi (OS) seperti Linux dan Windows. Hal itu dilakukan guna menghindari kerusakan seluruh sistem jika ada satu yang berhasil diserang.
"Karena kalau kita pakai satu platform dan terjadi sesuatu recovery-nya kalau ada insiden tidak semua sistem terdampak. Kalau satu platform satu serang hancur," ungkapnya.
Namun begitu, serangan menjadi rentan jika operator tidak keluar dari sistem. Sebab, kata kunci dan akun yang belum keluar sistem mudah diambil alih oleh peretas.
"Biasanya kalau tidak disiplin pegawai itu langsung minimize saja atau langsung close (peramban), tidak pakai logout dulu," katanya.
"Lah kaya gitu meninggalkan jejak, user dan password-nya belum keluar. Kalau ada kejahatan dia (peretas) bisa ambil alih itu," lanjutnya.
Adapun serangan siber itu, Setyo menyebutkan berasal dari alamat IP luar negeri. Namun begitu, maksud dari serangan itu tidak diketahui kecuali berhasil membobol sistem.
"Banyak yang dari luar negeri serangannya," sebutnya.
Setyo menyebutkan percobaan peretasan itu bukan karena Pusat Data Nasional Sementara (PDNS). Sebab upaya peretasan hampir datang setiap harinya.
(apu/apu)
Komentar Terbanyak
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Cerita Warga Jogja Korban TPPO di Kamboja, Dipaksa Tipu WNI Rp 300 Juta/Bulan
Jokowi Diadukan Rismon ke Polda DIY Terkait Dugaan Penyebaran Berita Bohong