Benarkah Sering Marah Dapat Menyebabkan Tekanan Darah Tinggi? Ini Faktanya

Benarkah Sering Marah Dapat Menyebabkan Tekanan Darah Tinggi? Ini Faktanya

Nur Umar Akashi - detikJogja
Kamis, 11 Jul 2024 14:34 WIB
Kopi Bisa Bikin Orang Lebih Mudah Marah? Ini Penjelasannya
Ilustrasi seseorang sedang marah Foto: Ilustrasi iStock
Jogja -

Tak jarang kita mendengar anggapan bahwa sering marah bisa berpotensi menyebabkan tekanan darah tinggi. Namun, benarkah anggapan itu? Simak penjelasannya berikut ini.

Dikutip dari laman UPK Kemenkes, dalam dunia medis, penyakit tekanan darah tinggi biasa dikenal dengan sebutan hipertensi. Hipertensi adalah kondisi ketika tekanan darah sistolik tubuh seseorang lebih atau sama dengan 140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik lebih dari atau sama dengan 90 mmHg.

Lebih lanjut, penyakit berbahaya yang sering disebut The Silent Killer ini bisa menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan. Dilansir situs American Heart Association, di antaranya adalah serangan jantung, stroke, gagal jantung, gagal ginjal, disfungsi seksual, dan aterosklerosis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh karenanya, detikers wajib memahami dan menghindari hal-hal yang berpotensi memicu tekanan darah tinggi. Lalu, apakah perilaku sering marah bisa menyebabkan tekanan darah tinggi?

Benarkah Sering Marah Memicu Darah Tinggi?

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, marah adalah sangat tidak senang, berang, ataupun gusar. Sementara itu, dalam buku Seni Menguasai Marah oleh Kalani Niran, marah diartikan sebagai pola perilaku yang dirancang untuk memperingatkan pengganggu agar menghentikan perilaku mengancam mereka.

ADVERTISEMENT

Berdasar penjelasan dari Continent Hospitals, saat marah, tubuh seseorang akan memasuki kondisi peningkatan gairah atau ketegangan. Hal ini memicu pelepasan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol ke dalam aliran darah.

Pada gilirannya, adrenalin meningkatkan detak jantung dan menyempitkan pembuluh darah. Di sisi lain, kortisol akan menaikkan kadar glukosa dalam darah dan mengubah respons sistem kekebalan tubuh. Berubahnya respons sistem ini secara berkepanjangan berefek negatif.

Ketika denyut jantung meningkat akibat adrenalin yang ditimbulkan emosi marah, pembuluh darah akan terkena tekanan berlebih yang menyebabkan penyempitan. Saat pembuluh darah menyempit, aliran darah menjadi lebih kuat sehingga tekanan darah meningkat.

Kombinasi peningkatan denyut jantung dan penyempitan pembuluh darah ini membuat tekanan darah naik selama momen marah atau stres. Lambat laun, apabila kondisi ini terjadi secara terus-menerus, potensi munculnya hipertensi kronis kian membesar.

Sementara itu, dikutip dari Mayo Clinic, ada penjelasan yang berbeda. Dijelaskan bahwasanya stres dan marah memang benar bisa menyebabkan lonjakan tekanan darah tinggi sesaat.

Namun, belum ada bukti bahwa frekuensi berlebih kedua perilaku ini bisa menyebabkan hipertensi untuk jangka panjang. Akan tetapi, reaksi yang dipilih saat stres atau marah seperti merokok, minum alkohol, dan makan-makanan tidak sehat bisa meningkatkan risiko hipertensi.

Cara Meredakan Marah

Terlepas dari benar tidaknya sering marah menyebabkan hipertensi, detikers perlu tahu cara meredakannya. Dirangkum dari American Psychological Association, cara meredakan marah di antaranya:

1. Relaksasi

Untuk cara pertama, setidaknya ada tiga langkah sederhana yang bisa dicoba. Pertama, cobalah bernapas dalam-dalam dari diafragma. Caranya, detikers dapat coba membayangkan bernapas dengan napas yang dikeluarkan dari "perut".

Kedua, coba ucapkan kata-kata dengan konotasi penenang. Misalnya "santai", "kalem", atau "santai saja". Ucapkan kata-kata ini kepada diri sendiri berulang-ulang sembari bernapas dalam-dalam.

Ketiga, visualisasikan pengalaman menyenangkan yang telah berlalu dalam ingatan. Hal ini akan membuat dirimu merasa lebih tenang dan kemarahanmu reda.

2. Ubah Pola Pikir

Saat marah, banyak orang akan mengucap sumpah serapah atau mengutuk kejadian yang tengah dialaminya. Nah, detikers bisa mencoba berpikir sebaliknya. Misalnya, alih-alih berkata, "Semua ini salahmu, semuanya sudah hancur,", cobalah mengatakan "Aku memang kesal dan marah, tetapi ini bukan akhir dunia dan marah tidak bisa mengubahnya,".

Pada intinya, ingatkan diri bahwa marah tidak akan bisa memperbaiki apa pun. Bahkan, emosi satu ini berpotensi membuat seseorang merasa lebih buruk ketimbang baik.

3. Manfaatkan Humor

Ketika marah sedang melanda, coba pikirkan kelakar yang konyol nan menggelikan. Hal ini akan membuat amarahmu reda. Alasannya, humor konyol bisa membantu seseorang yang sedang marah untuk mendapat perspektif berlawanan.

Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai benar tidaknya sering marah menjadi sebab tekanan darah tinggi atau hipertensi. Semoga penjelasannya membantu, ya!




(par/ams)

Hide Ads