Bacaan Niat Puasa 2 Muharram Sesuai Sunnah

Bacaan Niat Puasa 2 Muharram Sesuai Sunnah

Nur Umar Akashi - detikJogja
Minggu, 07 Jul 2024 19:14 WIB
Muharram adalah awal bulan Tahun Hijriah. Tahun Baru Hijriah atau Tahun Baru Islam dirayakan setiap tahun oleh umat Muslim.  Simak sejarah bulan Muharram!
ilustrasi puasa Muharram. Foto: Getty Images/iStockphoto/Forclick Studio
Jogja -

Muharram adalah bulan mulia yang padanya disunnahkan untuk memperbanyak puasa. Sebelum memulai ibadah puasa, umat Islam harus berniat terlebih dahulu. Mari, simak bacaan niat puasa 2 Muharram berikut ini.

Dikutip dari buku Ensiklopedi Amalan Sunnah di Bulan Hijriyah oleh Abu Ubaidah Yusuf dan Abu Abdillah Syahrul Fatwa, ada sebuah hadits terkenal mengenai puasa Muharram. Rasulullah SAW bersabda,

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Puasa yang paling afdhal setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah al-Muharram." (HR Muslim 1982)

Puasa yang dimaksud dalam hadits di atas adalah puasa mutlak. Puasa mutlak adalah puasa yang bisa dikerjakan tanpa terikat dengan waktu dan hajat sebagaimana penjelasan dari NU Jawa Barat.

ADVERTISEMENT

Selama Muharram, puasa mutlak ini boleh dikerjakan kapan saja, termasuk pada 2 Muharram. Namun, tidak boleh berpuasa penuh pada seluruh hari Muharram, sebab, Rasulullah SAW sendiri hanya berpuasa penuh pada Ramadhan.

Niat Puasa 2 Muharram

Imam an-Nawawi dalam bukunya yang termasyhur, Arba'in Nawawiyah, memasukkan hadits tentang niat di urutan pertama. Redaksi hadits tersebut adalah,

عَنْ أَمِيرِ الْمُؤْمِنِينَ أَبِي حَفْصِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةِ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ.

Artinya: "Dari Amirul Mu'minin, Abi Hafs Umar bin al-Khattab RA, dia berkata, 'Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: 'Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena menginginkan kehidupan yang layak di dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan."

Imam an-Nawawi menjelaskan dalam kandungan hadits bahwasanya niat adalah syarat diterima/tidaknya amal perbuatan. Sebab, amal ibadah tidak akan menghasilkan pahala, kecuali didasarkan niat karena Allah ta'ala.

Usai memahami urgensi niat dalam ibadah, ini lafal niat puasa 2 Muharram dilansir NU Jawa Tengah:

نَوَيْتُ صَوْمَ الْمُحَرَّمِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shaumal Muharrami lilâhi ta'âlâ.

Artinya: "Saya niat puasa Muharram karena Allah ta'âlâ."

Perlukah Niat Puasa Dibaca?

Sejatinya, niat cukup dalam hati atau perlu dibaca juga? Kembali dilihat dari Arbain Nawawiyah, Imam an-Nawawi menjelaskan bahwasanya tempat niat tempatnya di hati dan dilakukan pada awal ibadah.

Juga keterangan Ibnu Taimiyah yang diambil dari buku Catatan Fikih Puasa Sunnah karya Hari Ahadi,

فَإِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَكُنْ يَقُولُ قَبْلَ التَّكْبِيرِ شَيْئًا وَلَمْ يَكُنْ يَتَلَفَظُ بِالنِّيَّةِ لَا ! ا في الطَّهَارَةِ وَلَا فِي الصَّلَاةِ وَلَا : في الصيام وَلَا فِي الْحَجَ. وَلَا غَيْرِهَا مِنْ الْعِبَادَاتِ وَلَا خُلَفَاؤُهُ وَلَا أَمَرَ أَحَدًا ) أن يَتَلَفَظَ بِالنِّيَّةِ.. وَلَوْ كَانَ ذَلِكَ مُسْتَحَبًّا لَفَعَلَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَعَلِمَهُ الْمُسْلِمُونَ.

Artinya: "Nabi Muhammad, beliau sebelum ber-takbiratul ihram tidak membaca apapun, beliau juga tidak melafadzkan niat baik sebelum bersuci, sebelum sholat, sebelum berpuasa, sebelum berhaji, maupun ibadah-ibadah lain. Para Khulafaur Rasyidin juga demikian. Nabi Muhammad pun tidak pernah memerintahkan pada seorang pun untuk melafadzkan niat... Seandainya melafadzkan niat adalah hal yang dianjurkan maka tentunya sudah dilakukan oleh Nabi dan pasti itu diketahui oleh umat Islam." (Majmu' al-Fatawa XXII halaman 221-222)

Disadur dari buku Shalatlah Sebagaimana Melihatku Shalat! karya Yulian Purnama, Imam Ibnu Abil Izz al-Hanafi berkata,

لم يقل أحد من الأئمة الأربعة، لا الشافعي ولا غيره باشتراط التلفظ بالنية وإنما النية محلها القلب باتفاقهم، إلا أن بعض المتأخرين أوجب التلفظ بها، وخرج وجها في مذهب الشافعي قال النووي رحمه الله: وهو غلط، انتهى. وهو مسبوق بالإجماع قبله

Artinya: "Tidak ada seorang imam pun, baik itu Asy-Syafi'i atau selain beliau, yang mensyaratkan pelafalan niat. Niat itu tempatnya di hati berdasarkan kesepakatan mereka (para imam). Hanya segelintir orang-orang belakangan saja yang mewajibkan pelafalan niat dan berdalih dengan salah satu pendapat dari Mazhab Syafi'i. Imam An-Nawawi berkata itu sebuah kesalahan. Selain itu, sudah ada ijma dalam masalah ini." (Al-Ittiba' 62)

Dari sini, dapat disimpulkan bahwasanya niat cukup dalam hati saja. Sebab, Rasulullah SAW sendiri tidak pernah mensyariatkan niat puasa untuk diucapkan.

Kendati demikian, ada juga ulama yang menyatakan pelafalan niat sebagai sunnah. Misalnya, Sayyid Bakri dalam I'anatu Thalibin berkata,

النيات با لقلب ولا يشترط التلفظ بها بل يندب

Artinya: "Niat itu dengan hati, dan tidak disyaratkan mengucapkannya. Tetapi mengucapkan niat itu disunnahkan."

Motivasi Memperbanyak Puasa Selama Bulan Muharram

Muharram adalah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan. Rasulullah SAW bersabda,

السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمُ : ثَلَاثَةٌ مُتَوَالِيَاتُ : ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

Artinya: "Satu tahun itu dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram. Tiga bulan berturut-turut; Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Satu lagi adalah bulan Rajab yang terletak antara bulan Jumada Tsaniyah dan Syaban." (HR Bukhari 2958)

Melakukan amal-amal kebaikan pada bulan-bulan haram, termasuk padanya Muharram, akan mendapat pahala yang lebih banyak. Diambil dari NU Jawa Timur, Imam Abu Muhammad al-Husain bin Mas'ud al-Baghawi berkata,

العَمَلُ الصَّالِحُ أَعْظَمُ أَجْرًا فِي الْأَشْهُرِ الْحُرُمِ، وَالظُّلْمُ فِيْهِنَّ أَعْظَمُ مِنَ الظُّلْمِ فِيْمَا سِوَاهُنَّ

Artinya: "Amal shalih lebih agung (besar) pahalanya di dalam bulan-bulan haram (Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab). Sedangkan zalim pada bulan tersebut (juga) lebih besar dari zalim di dalam bulan-bulan selainnya." (Ma'alimut Tanzil fi Tafsiril Qur'an juz IV, halaman 44)

Adanya kelebihan ini seharusnya dijadikan umat Islam motivasi untuk lebih giat beribadah. Selain itu, para ulama juga telah memberi anjuran untuk banyak berpuasa pada bulan ini. Di antaranya adalah Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmu' jilid VI/386:

قَالَ أَصْحَابُنَا وَمِنْ الصَّوْمِ الْمُسْتَحَبِ صَوْمُ الأَشْهُرِ الحُرُمِ وهي ذُو القَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُّ وَأَفْضَلُهَا الْمُحَرَّمُ

Artinya: "Ulama madzhab kami berpendapat, termasuk puasa yang dianjurkan ialah berpuasa pada bulan-bulan haram, yaitu bulan Dzulqa'dah, Dzulhijjah, al-Muharram, dan Rajab. Yang paling utamanya berpuasa pada bulan al-Muharram."

Nah, itulah bacaan niat puasa 2 Muharram, lengkap Arab, Latin, dan artinya. Yuk, manfaatkan Muharram sebaik mungkin!




(sto/dil)

Hide Ads