Kabid Pendidik Tenaga Kependidikan Data dan Sistem Informasi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Jogja, Mannarima, mengakui zonasi radius PPDB masih banyak permasalahan. Untuk itu penyempurnaan terus dilakukan guna mendapatkan formula yang tepat.
Mannarima memaparkan kendala utama atas PPDB SMP secara umum adalah persebaran sekolah yang tidak merata. Untuk jumlah sekolah didominasi di wilayah Kota Jogja sisi utara. Sementara sebaran padat penduduk berada di Kota Jogja sisi selatan.
"Yang menjadi kendala kita itu adalah persebaran sekolah di Kota Jogja itu tidak merata ya sebaran. Sisi utara itu jumlahnya sekolahnya banyak sementara sebaran penduduknya yang padat itu ada sisi selatan. Sehingga untuk itu kita buat ada zonasi radius dan ada zonasi daerah," jelasnya saat ditemui di Kantor Dinas Pendidikan dan Pemuda Olahraga Kota Jogja, Kamis (27/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini pula, lanjut Mannarima, yang membuat persentase untuk zonasi radius berbeda. Untuk Kota Jogja sisi utara tidak sepenuhnya 15 persen. Sementara untuk Kota Jogja sisi selatan hampir 20 persen untuk zonasi radius.
Mannarima menuturkan total ada 16 SMP Negeri di Kota Jogja. Dari total tersebut, empat sekolah berada di Kota Jogja sisi Selatan dan sisanya mendominasi sisi utara. Antara lain adalah SMPN 2, SMPN 9, SMPN 10, dan SMPN 16.
"Sebenarnya memang yang utara itu kita tidak full 15 persen, justru di selatan itu SMPN 9, SMPN 10, SMPN 2, dan SMPN 16 itu lebih dari 15 persen, hampir 20 persen. Iya karena memang untuk mengakomodir penduduk yang di sebelah selatan," katanya.
Upaya lain adalah penyesuaian rombongan belajar (rombel). Tentunya untuk Kota Jogja sisi utara adalah pengurangan rombel. Sebaliknya untuk Kota Jogja sisi selatan ada penambahan kapasitas rombel.
Kebijakan ini ditempuh karena penambahan sekolah di Kota Jogja sudah tidak memungkinkan. Sehingga digunakan pengaturan persentase zonasi radius dan rombel. Tujuannya agar tampungan siswa SMP Negeri di Kota Jogja lebih merata.
"Ada juga upaya untuk pengurangan rombel di sebelah utara dan penambahan rombel selatan. Ini karena penambahan sekolah itu tidak memungkinkan karena kita tidak punya lokasi yang ideal untuk mendirikan sekolah baru," ujarnya.
Di satu sisi, Mannarima menyebut Kota Jogja masih memiliki SMP swasta. Setidaknya total ada 55 sekolah jenjang SMP di Kota Jogja. Dari total tersebut sebanyak 16 di antaranya berstatus SMP Negeri.
Mengacu pada data ini, Mannarima optimistis anak Kota Jogja mendapatkan jatah kuota sekolah. Untuk perhitungannya total ada sekitar 7.000 siswa yang baru saja lulus SD. Dari total tersebut sebanyak 3.000 siswa diterima ke SMP Negeri.
"Kalau ke negeri tentu tidak akan mungkin semua diterima ya. Tapi kan total ada sekitar 55 Sekolah negeri dan swasta di Kota Jogja. Kalau dengan angka 6.000 sampai 7.000 lulusan anak SD mungkin masih bisa, masih sangat tertampung di negeri dan swasta," katanya.
Untuk PPDB 2024/2025, Mannarima menuturkan masih menyisakan sejumlah jalur. Sebelumnya telah berjalan penjaringan bibit unggul, afirmasi disabilitas. dan zonasi radius. Selanjutnya masih ada jalur perpindahan orang tua, kemaslahatan guru, zonasi daerah, prestasi luar daerah dan afirmasi KMS.
"Memang di Kota Jogja itu banyak jalur banyak jalur sehingga anak-anak yang dekat rumah, miskin, disabilitas, pintar itu semua ada kuotanya. Nanti tanggal 1 Juli itu pengajuan pendaftaran, verifikasi tanggal 2 dan 3 Juli lalu pengumuman tanggal 4 Juli," ujarnya.
(apl/aku)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Direktur Mie Gacoan Bali Ditetapkan Tersangka, Begini Penjelasan Polisi