Waspada! Ada 20 Kasus Leptospiroris di Sleman, 3 Meninggal

Waspada! Ada 20 Kasus Leptospiroris di Sleman, 3 Meninggal

Jauh Hari Wawan S - detikJogja
Rabu, 12 Jun 2024 15:36 WIB
MARIKINA, PHILIPPINES - SEPTEMBER 15: Residents receive cash and free medicine for turning over rats at the City Environmental Management Office (CEMO) on September 15, 2022 in Marikina, Metro Manila, Philippines. The local government of Marikina City, a suburb east of Manila, is offering money to residents in exchange for catching rodents as part of a
Ilustrasi penyakit leptospirosis. Foto: Getty Images/Ezra Acayan
Sleman -

Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman mencatat hingga Mei 2024 ada 20 kasus leptospirosis. Sudah ada 3 orang yang meninggal akibat penyakit yang disebabkan oleh bakteri leptospira tersebut.

"Sampai pekan ke-22 Mei 2024 di Kabupaten Sleman telah terjadi kasus leptospirosis sebanyak 20 kasus dengan suspek sebanyak 21," kata Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, dr. Khamidah Yuliati kepada wartawan, Rabu (12/6/2024)

Yuli menjelaskan kasus tersebut rata-rata ditemukan di Kapanewon Moyudan, Seyegan, Cangkringan, dan Prambanan. Di mana, masing-masing kapanewon terdapat tiga kasus leptospirosis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Adapun total kasus kematian sebanyak tiga kasus, dan terjadi di wilayah Kapanewon Gamping, Kapanewon Berbah, dan Kapanewon Prambanan," jelasnya.

Untuk diketahui, leptospirosis merupakan penyakit infeksi yang menyerang manusia dan hewan. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri leptospira yang terkandung dalam urine hewan utamanya tikus.

ADVERTISEMENT

Bakteri leptospira masuk ke dalam tubuh melalui kulit (yang terdapat luka) atau selaput lendir. Kemudian bakteri tersebut memasuki aliran darah dan berkembang, lalu menyebar secara luas ke jaringan tubuh.

Yuli melanjutkan masa inkubasi dari leptospirosis sekitar 7 sampai 13 hari dengan rerata 10 hari. Di mana, leptospirosis mempunyai dua fase penyakit khas, yaitu fase leptospiremia, dan fase imun.

"Gejala awal fase leptospiremia secara umum berupa sakit kepala, rasa sakit pada otot yang hebat terutama pada paha, betis dan pinggang. Fase ini berlangsung sekitar 4 sampai 7 hari. Sedangkan fase imun ditandai dengan demam yang mencapai suhu 40Β°C disertai menggigil dan kelemahan umum," urainya.

Lebih lanjut, pada fase imun juga dapat terjadi perdarahan, gejala kerusakan ginjal, dan hati. Lalu ada juga gejala uremia, dan ikterik.

"Bagi masyarakat yang mengalami gejala demam, sakit kepala, nyeri otot betis atau paha silakan segera periksa di puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat," ucapnya.

Oleh karena itu, dia mengajak masyarakat untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

"Kami mengajak masyarakat membudayakan PHBS mulai dari keluarga terutama untuk mengendalikan tikus di rumah. Makanan atau sumber air yang tercemar urine tikus berisiko menjadi penularan leptospirosis," pungkasnya.




(apl/ams)

Hide Ads