Kaitkan World Water Forum, Walhi Soroti Masalah Air di Jogja

Kaitkan World Water Forum, Walhi Soroti Masalah Air di Jogja

Jauh Hari Wawan S - detikJogja
Minggu, 26 Mei 2024 11:47 WIB
Ilustrasi air dingin
Ilustrasi Walhi soroti kualitas air di Jogja Foto: Getty Images/PhotoTalk
Jogja -

Indonesia menjadi tuan rumah World Water Forum ke-10 di Bali. Pada forum dunia tersebut Presiden Joko Widodo atau Jokowi berpidato tentang pentingnya pengelolaan air.

Bertepatan dengan World Water Forum ke-10 tersebut, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Yogyakarta menyoroti forum itu dan mengaitkan dengan kualitas air masih menjadi permasalahan yang harus dihadapi warga Jogja.

Kadiv Kampanye Walhi Jogja, Elki Setiyo Hadi mengatakan mayoritas sungai dan air tanah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mempunyai kualitas yang buruk. Salah satu kasus pencemaran air dengan tingkat yang masif terjadi di sekitar TPA Piyungan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tingginya tingkat pencemaran di Piyungan berpengaruh pada kualitas air. Hingga hari ini, sumber air warga tidak dapat dikonsumsi. Warga menggunakan air sumurnya hanya untuk mencuci dan mandi. Mereka tidak menggunakan airnya untuk memasak dan minum, karena telah tercemar air lindi," kata Elki dalam keterangan tertulis yang diterima detikJogja, Minggu (26/5/2024).

Elki bilang, buruknya pengelolaan air di Yogyakarta bertambah dengan permasalahan tata kelola sampah yang juga buruk. Sampah-sampah organik yang tidak terkelola menimbulkan air lindi dan mencemari sungai dan air tanah milik warga.

ADVERTISEMENT

"Air lindi tersebut telah mencemari sumber air tanah warga, sehingga warga di sekitar TPA Piyungan tidak dapat menggunakan airnya untuk minum dan kebutuhan sehari-hari akibat pencemaran air yang telah di atas ambang batas," bebernya.

Lebih jauh, pencemaran air yang dihadapi warga tersebut telah menjadi masalah karena beberapa warga desa mengalami gangguan kesehatan.

"Tingginya kandungan klorin yang ada pada sumur-sumur warga akibat pencemaran air lindi menimbulkan terdapat warga yang terkena stroke. Zat-zat pencemar pada air lindi lain juga berpotensi menimbulkan penyakit-penyakit lain," katanya.

Di sisi lain, penutupan TPA Piyungan yang dilakukan oleh pemerintah daerah merupakan langkah tepat. Namun, penutupan TPA Piyungan masih menimbulkan berbagai pencemaran lingkungan yang mengancam kesehatan warga.

"Pemerintah daerah mempunyai tanggung jawab melakukan pemulihan atas kerusakan lingkungan yang terjadi. Buruknya kualitas air dusun-dusun sekitar TPA Piyungan merupakan dampak dari buruknya tata kelola air lindi yang dilakukan oleh pengelola," ucapnya.

Berdasarkan permasalahan tersebut, Walhi Yogyakarta pun mendorong pemerintah untuk segera membuat pengelolaan air lindi guna mencegah semakin masifnya pencemaran akibat air lindi.

Walhi juga meminta pemerintah melakukan pengelolaan sampah yang komprehensif sehingga tidak membuat pencemaran semakin luas.

"Forum-forum seperti World Water Forum harus ikut mendorong negara-negara seperti Indonesia membangun konsep pengelolaan air dengan prinsip berkeadilan. Selain itu Walhi mendorong adanya pemulihan lingkungan yang berdampak pada krisis air contohnya seperti yang terjadi di Piyungan," pungkasnya.




(apu/apu)

Hide Ads