Sepakat Kerja Sama, Pemkab Bantul Bakal Tampung Sampah Kota Jogja

Sepakat Kerja Sama, Pemkab Bantul Bakal Tampung Sampah Kota Jogja

Adji G Rinepta - detikJogja
Jumat, 17 Mei 2024 17:50 WIB
Prosesi peresmian kerja sama Pemkab Bantul dan Pemkot Jogja di Kompleks Kepatihan,Β JumatΒ (17/5/2024).
Prosesi peresmian kerja sama Pemkab Bantul dan Pemkot Jogja di Kompleks Kepatihan,Β JumatΒ (17/5/2024). Foto: Adji G Rinepta/detikJogja
Jogja -

Pemkab Bantul menyepakati kerja sama dengan Pemkot Jogja untuk mengatasi masalah sampah. Nantinya sebagian sampah dari Kota Jogja akan dikirim ke TPS-TPS di wilayah Bantul.

Penandatanganan kerja sama pengolahan sampah ini dilakukan di Kompleks Kepatihan, Jumat (17/5), dan diresmikan oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. Dalam kesempatan ini juga dihadirkan beberapa alat pengolahan sampah.

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menjelaskan pihaknya telah menyiapkan tempat khusus di Bawuran, Bantul. Tempat ini ditargetkan bisa mengolah hingga 100 ton sampah dalam sehari, namun prosesnya bertahap.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami telah menyiapkan tempat di Bawuran yang kami beri nama Intermediated Treatment Fariety (ITF)," paparnya di Kompleks Kepatihan, Jumat (17/5/2024).

"Target selesai pembangunan infrastrukturnya itu diperkirakan akhir Mei selesai. Awal Juni direncanakan operasional, iya bertahap nggak bisa langsung 100 ton," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Halim menjelaskan, sampah-sampah nantinya akan dipilah di ITF, lalu diolah menjadi beberapa produk dengan menggunakan teknologi hasil kerja sama dengan swasta.

Adapun tempat pengolahannya berada tepat di samping ITF bernama Bantul Recycling and Green City (BRGC).

Prosesi peresmian kerja sama Pemkab Bantul dan Pemkot Jogja di Kompleks Kepatihan, Jumat (17/5/2024).Prosesi peresmian kerja sama Pemkab Bantul dan Pemkot Jogja di Kompleks Kepatihan, Jumat (17/5/2024). Foto: Adji G Rinepta/detikJogja

"Mengolah sampah menjadi papan-papan yang bisa digunakan di sektor industri lanjutan. Di samping itu juga akan diproduksi sampah organik itu pupuk kompos, yang akan dimanfaatkan untuk memberikan dukungan ke lumbung mataram DIY," paparnya.

"Investasi lebih dari 400 miliar. Pasti (bekerja sama dengan) swasta, pemerintah hanya memfasilitasi, membangunkan infrastruktur pendukung, tapi alat dan mesin swasta," lanjut Halim.

Sementara itu, Penjabat Wali Kota Jogja Singgih Raharjo menjelaskan kerja sama dengan Pemkab Bantul ini guna menyelesaikan sampah yang tak bisa terolah di Kota Jogja.

"Jadi (kerja samanya) modelnya kita membeli jasa per ton," papar Singgih.

Singgih memaparkan, total produksi sampah harian rata-rata di Kota Jogja sekitar 200 ton. Sedangkan pihaknya sudah mulai mengirim sampah ke Bantul pada April lalu dengan tonase sekitar 25-30 ton.

"(di TPST Krangon dan Nitikan) 100 ton, di bulan Juni di Karangmiri 25 ton. Terus yang ke Bantul bisa sampai 30 ton. Sisanya sekitar 60 ton," terangnya.

Dengan adanya kerja sama ini, ditambah langkah Pemkab Bantul dengan BRGC-nya, Singgih berharap sisa sampah kota Jogja sebanyak 60 ton tersebut bisa diselesaikan.

"Ini juga salah satu upaya kami, minim lahan, padat penduduk, jadi kami harus hati-hati. Jadi pola kerja sama kita lakukan, kemitraan," tutupnya.

Sementara itu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan kerja sama dalam pengelolaan sampah ini sebagai simbiosis mutualisme. Di satu sisi permasalahan sampah Jogja bisa selesai, di sisi lain industri pengolahan sampah di Bantul juga bisa berjalan.

"Perkara kerja sama ini menurut saya sesuatu yang bagus, makanya saya berharap siapa tahu kerja sama ini tumbuh dari kabupaten lain untuk berproses," papar Sultan.

"Panel itu kan punya tanggung jawab UMKM harus tumbuh, dimana panel-panel ini jadi produk baru bagi UMKM di DIY, kalau nggak ya rugi. sampah yang selama ini dianggap barang buangan menjadi suatu bermanfaat untuk meningkatkan ekonomi masyarakat yang menghasilkan sampah," imbuh Sultan.




(apu/dil)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikjogja

Hide Ads