Jelang putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal sengketa Pemilu 2024, sejumlah civitas akademika perempuan Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar pernyataan sikap, hari ini (21/4). Pernyataan sikap ini juga dalam rangka memperingati hari Kartini.
Seperti diketahui, MK akan membacakan PHPU atau sengketa Pilpres 2024 pada esok hari, Senin, 22 April 2024.
Acara yang digelar di Balairung UGM ini sendiri bertajuk Kartini Bangkit: Mengawal Putusan MK untuk Demokrasi Indonesia. Acara ini dihadiri sejumlah guru besar, dosen, dan alumni yang mayoritas adalah perempuan.
"Bahwa Balairung simbol hidupnya harapan, simbol hidupnya perjuangan. Kita tidak akan pernah berhenti menyuarakan hati nurani," terang Guru Besar Fakultas Teknik UGM, Prof Wiendu Nuryanti dalam orasinya, Minggu (21/4/2024).
Civitas akademika, menurut Wiendu tak boleh berhenti menyuarakan dan menggerakkan lintas generasi akan pentingnya menegakkan moral dan etika.
"Termasuk yang ada di MK, penting untuk menyalakan lentera-lentera hati nurani kita untuk mendengarkan bisikan nurani yang paling murni, bersih, jernih," jelasnya.
Wiendu juga memohon kepada seluruh masyarakat Indonesia yang masih memiliki hati nurani yang jernih bersih untuk bersama-sama untuk turut mengawal demokrasi.
"Kalau serentak di seluruh nusantara saya yakin seyakin-yakinnya habis gelap terbitlah terang," paparnya.
Sementara itu, dalam orasinya, Dosen Fisipol UGM Suci Lestari Yuana menjelaskan Indonesia disorot sebagai salah satu negara perempuan mengalami penurunan kebebasan ekspresi terburuk.
"(Ini) merupakan pengekangan langsung hak-hak yang diperjuangkan Kartini," ungkap Suci.
Berikut Isi Pernyataan Sikap Civitas Akademika UGM:
Kartini Bangkit: Mengawal Putusan MK untuk Demokrasi Indonesia
Di masa kolonial, RA Kartini memperjuangkan kesetaraan hak masyarakat pribumi serta mengikis kebodohan dan keterbelakangan bangsa melalui pendidikan. Dalam konteks kekinian, para akademisi mengemban dua amanah konstitusi: a) mencerdaskan kehidupan bangsa, dan b) membangun peradaban, yang tidak dapat dipisahkan dari apa yang diperjuangkan RA Kartini.
Hari ini, bertempat di Balairung UGM, kami memperingati Hari Kartini dalam suasana keprihatinan. Perjuangan emansipasi, yang merupakan pilar penting kehidupan berdemokrasi yang diupayakan RA Kartini telah terkoyak sangat dalam di saat bangsa Indonesia sedang berbenah menuju Indonesia Emas. Pelanggaran terhadap konstitusi, undang-undang, etika dan norma bernegara marak terjadi selama lima tahun terakhir akibat ambisi segelintir elit politik
Akankah kita sebagai bangsa akan mampu mewujudkan Indonesia Emas melalui peribangunan kelembagaan, menegakkan etika dan norma bernegara serta menghapus Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)? Ataukah kita akan terjerumus semakin kelam ke arah pelemahan kelembagaan yang justru menciptakan Indonesia Cemas? Ke mana arah pembangunan bangsa ini sangat ditentukan oleh putusan Mahkamah Konstitusi yang akan dibacakan besok, Senin 22 April 2024. Dari Yogyakarta kami berharap Mahkamah Konstitusi sebagai Benteng Terakhir Keadilan agar menggunakan nurani, akal sehat dan kewenangan yang untuk mengambil keputusan berkeadilan demi menjaga demokrasi dan Konstitusi untuk kesejahteraan generasi sekarang dan yang akan datang
Dari Balairung UGM, kami lontarkan bola salju keadilan dan kebenaran agar serumit apa pun jalurnya, keadilan dan kebenaran itu dapat melewatinya. Berbagai upaya telah dilakukan, acara telah dihelat, perjuangan telah dikobarkan, semoga hasil akhir tidak mengingkari proses yang telah ditempuh. Dengan semangat Kartini, kami para akademisi bertekad menjaga integritas dan kebebasan akademik untuk mengokohkan demokrasi menuju negeri adil makmur sentosa dan sejahtera, seperti yang diamanatkan para pendiri NKRI
Yogyakarta, 21 April 2024
Civitas Akademika Universitas Gadjah Mada
(ahr/ahr)
Komentar Terbanyak
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Ternyata Ini Sumber Suara Tak Senonoh yang Viral Keluar dari Speaker di GBK
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa