Sejarah Kabupaten Gunungkidul, Dataran Tinggi yang Berasal dari Bawah Laut

Sejarah Kabupaten Gunungkidul, Dataran Tinggi yang Berasal dari Bawah Laut

Dayinta Ayuning Aribhumi - detikJogja
Senin, 15 Apr 2024 09:00 WIB
Kantor Bupati Gunungkidul, DIY, Rabu (8/11/2023).
Foto: Kantor Bupati Gunungkidul, DIY, Rabu (8/11/2023). (Muhammad Iqbal Al Fardi/detikJogja)
Jogja -

Gunungkidul merupakan kabupaten yang berada di tenggara Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Daerah ini dikenal memiliki banyak pantai berpasir putih dengan pemandangan yang indah.

Pusat pemerintahan Kabupaten Gunungkidul berada di Kecamatan Wonosari. Wilayah ini didominasi dengan perbukitan dan pegunungan kapur atau karst. Oleh karena itu menjadikan daerah ini tandung dan sering mengalami kekeringan di musim kemaraunya.

Lantas bagaimana sejarah terciptanya Kabupaten Gunungkidul? Berikut penjelasannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Kabupaten Gunungkidul

Dikutip melalui bappeda.gunungkidulkab.go.id, wilayah Gunungkidul awalnya hanya berisi hutan belantara. Hanya ada suatu desa yang penduduknya merupakan orang-orang yang melarikan diri dari Majapahit.

Desa ini dikenal dengan nama Desa Pongangan dan dipimpin oleh R. Dewa Katong. Ia adalah saudara dari Raja Brawijaya. Pembangunan desa ini dilanjut oleh putranya, yaitu R. Suromejo yang semakin lama mulai berkembang dan menjadi lebih hidup.

ADVERTISEMENT

Perkembangan Desa Pongangan yang makin ramai akhirnya sampai di telinga Raja Mataram Sunan Amangkurat Amral yang saat itu berada di Surakarta. Oleh karena itu, Senopati Ki Tumenggung Prawieopeksi diutus untuk memastikan kebenaran informasi yang tersebar.

Setelah dikonfirmasi kebenarannya, Tumenggung Prawiropekso memberikan nasihat kepada R. Suromejo untuk meminta izin kepada Raja Mataram. Hal itu dikarenakan daerah tersebut yang masih berada di dalam wilayah kekuasaannya.

Mendapati saran tersebut, R. Suromojo tidak setuju. Akiabat hal ini, tercetuslah peperangan yang menewaskan dirinya. Kedua anak dan menantunya pun ikut tewas dalam peperangan tersebut. Ki Pontjodirjo yang merupakan anak R. Suromejo akhirnya menyerahkan diri kepada Pangeran Sambernyowo dan akhirnya diangkat menjadi Bupati Gunungkidul I.

Namun Bupati Mas Tumenggung Pontjodirjo tidak lama menjabat karena adanya penentuan batas-batas daerah Gunungkidul antara Sultan dan Mangkunegaran II pada tanggal 13 Mei 1831.

Gunungkidul (selain Ngawen sebagai daerah enclave Mangkunegaran) menjadi kabupaten di bawah kekuasaan Kasultanan Yogyakarta. Mas Tumenggung Pontjodirjo diganti Mas Tumenggung Prawirosetiko, yang mengalihkan kedudukan kota kabupaten dari Ponjong ke Wonosari.

Asal-usul Nama Gunungkidul

Mengutip situs desapengkok.gunungkidulkab.go.id, nama Gunungkidul disematkan karena lokasinya yang didominasi oleh pegunungan. Dimulai dari bagian barat yang berasal dari Pegunungan Sewu. Lalu Pegunungan Kapur Selatan yang membentang ke selatan Pulau Jawa.

Fakta-Fakta Gunungkidul

Masih dalam sumber yang sama, berikut merupakan beberapa fakta yang ada di Gunungkidul:

  1. Pegunungan yang ada di Gunungkidul merupakan batuan gamping, hal ini menunjukkan bahwa dulu daerah Gunungkidul berasal dari dasar laut. Untuk mendukung anggapan itu, sering ditemukan fosil-fosil hewan laut purba.
  2. Cekungan Wonosari banyak menimbun peninggalan dari masa prasejarah, dimulai dari Zaman Batu Tua hingga Zaman Batu Baru.
  3. Kawasan Gunungkidul diperkirakan sudah dihuni oleh Homo Sapiens sejak tujuh ratus ribu tahun lalu. Dapat diperkirakan begitu dikarenakan di perbukitan karst Gunungkidul, terutama di Kecamatan Ponjong, banyak bekas keberadaan manusia yang ditemukan di gua dan ceruk-ceruk.
  4. Terdapat pusaka Tombak Kyai Marga Salurung. Pusaka ini merupakan pusaka yang diberikan oleh Hamengkubuwono X pada 27 Mei 2001.

Geografi Gunungkidul

Kabupaten ini memiliki luas wilayah sebesar 1.485,36 km2 atau sekitar 46,63% dari seluruh luas wilayah DIY. Oleh karena itu menjadikan Gunungkidul sebagai kabupaten terluas di DIY. Telah disebutkan sebelumnya, daerah Gunungkidul juga sebagian besar berisi pegunungan batu gamping.

Dikutip dari laman resmi Pemerintahan Gunungkidul, zona utara disebut juga dengan wilayah Batur Agung yang memiliki ketinggian 200-700 meter di atas permukaan laut. Jenis tanah di daerah ini didominasi dengan latosol dengan batuan induk vulkanik dan sedimen taufan.

Di Zona Tengah disebut juga dengan Ledok Wonosari. Daerah ini didominasi dengan tanah asosiasi mediteran merah dan grumosol hitam dengan bahan induk kapur. Pada Zona Selatan atau yang disebut juga wilayah pengembangan Gunung Seribu.

Ciri Khas Gunungkidul

Tentunya Gunungkidul juga memiliki beberapa ciri khas yang menjadikan Gunungkidul berbeda dengan daerah-daerah lainnya, seperti:

  1. Memiliki banyak wisata pantai berpasir putih yang banyak, seperti Pantai Krakal, Drini, Sepanjang, dll.
  2. Memiliki kuliner yang unik, belalang goreng. Jika kamu menuju Gunungkidul, kamu akan menemui banyak penjual belalang goreng yang sudah dikemas di dalam toples di pinggir jalan.
  3. Memiliki Gua Pindul, mengutip visitingjogja.jogjaprov.go.id, di tempat wisata ini kamu dapat merasakan rafting dan menyusuri sungai.
  4. Memiliki banyak wisata alam lainnya seperti Air Terjun Sri Gethuk, Gunung Nglanggeran, Hutan Wanagama, dll.

Itulah penjelasan mengenai sejarah Gunungkidul. Semoga bermanfaat ya, detikers!

Artikel ini ditulis oleh Dayinta Ayuning Aribhumi peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(apu/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads