Pantau Titik Macet Lebaran, Polda DIY Optimalkan Sistem Smart City

Pantau Titik Macet Lebaran, Polda DIY Optimalkan Sistem Smart City

Adji G Rinepta - detikJogja
Senin, 01 Apr 2024 20:19 WIB
Akses jalan menuju Malioboro Jogja macet. Foto diambil Minggu (15/5/2022) dari Tempat Parkir Abu Bakar Ali.
Ilustrasi kemacetan lalu lintas di jalan menuju kawasan Malioboro Jogja. Foto: dok. detikJogja
Daftar Isi
Jogja - Dinas Perhubungan (Dishub) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebut angkutan kereta api (KA) masih menjadi moda transportasi favorit pemudik ke DIY pada Lebaran 2024. Di sisi lain, kepolisian tetap bersiap menghadapi kemacetan lalu lintas (lalin) di jalan raya pada momen Lebaran tahun ini dengan menerapkan sistem smart city.

Diketahui, diperkirakan sekitar ada 11,7 juta orang akan masuk DIY pada periode libur Lebaran tahun ini. Jumlah tersebut diyakini terdiri dari pemudik dan wisatawan.

"Kalau kuota kereta api itu 11 juta, maka mungkin 11 juta (pemudik) itu ya penginnya naik kereta api," ujar Plh Kepala Dishub DIY Sumariyoto kepada wartawan di Kompleks Kepatihan, Kota Jogja, Senin (1/4/2024).

Namun, Oyot sapaannya, mengatakan lantaran layanan KA sudah terjadwal sehingga pemudik tak bisa berangkat sewaktu-waktu. Hal ini berimbas pada adanya pemudik yang datang lebih awal.

"Sudah dipastikan ada mulai hari Sabtu kemarin sudah ada pemudik yang mendahului," jelas Oyot.

"(Terpantau) Kerumunan orangnya, pergerakan, antrean, kendaraan masuk jemput, dan memang data menunjukkan sudah ada peningkatan jumlah penumpang KA," imbuhnya.

Meski begitu Oyot bilang, pantauan dari pihaknya hingga hari ini menunjukkan untuk kondisi jalan raya belum nampak adanya eskalasi volume kendaraan pribadi atau umum.

"Di jalan belum, di jalan masih banyak orang lokal," pungkasnya.

Smart City

Sementara itu, Kapolda DIY Irjen Suwondo Nainggolan menjelaskan pihaknya tetap bersiap menghadapi kemacetan. Salah satunya, dengan kerja sama dengan Pemda DIY untuk membangun smart city.

"Smart city berbasis keselamatan lalu lintas di mana 22 titik yang akan dipasang CCTV yang bisa menghitung jumlah kendaraan, dan 21 titik yang bisa menghitung jumlah orang," ujar Suwondo.

Suwondo menambahkan, CCTV dengan kemampuan menghitung jumlah orang sangat penting dan dibutuhkan untuk memprediksi titik-titik kemacetan.

"Penting ketika mereka keluar dari dalam gedung atau wisata, kemacetan apa yang akan ditimbulkan," jelas Suwondo.

"Sarana-sarana inilah yang untuk kita sebagai basis data pelaksanaan rekayasa lalu lintas," ujarnya menambahkan.

Selain itu Suwondo menjelaskan, untuk rekayasa lalu lintas dilakukan secara dinamis tergantung dengan situasi kondisi terkini. Ia mencontohkan arus kedatangan menuju DIY melalui pintu timur, utara, selatan besar maka akan diberlakukan contraflow.

"Tidak ada rekayasa secara umum yang dilakukan sepanjang waktu operasi, sifatnya hanya waktu tertentu," ungkap Suwondo.

"Tentu dilakukan rekayasa lalu lintas apakah contraflow, waktunya ditentukan dengan basis kebutuhan," lanjutnya.

Perhatian khusus juga diberikan pihaknya pada saat malam takbiran. Suwondo mengatakan juga akan dilakukan rekayasa lalu lintas mengingat saat malam takbiran diprediksi jalanan akan padat dengan rombongan takbir keliling di berbagai tempat.

"Begitu juga saat takbiran, malam takbiran akan ada rekayasa lalu lintas sendiri, salat Id akan ada rekayasa lalu lintas sendiri. Rekayasa lalu lintas bersifat dinamis," pungkasnya.


(apl/rih)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikjogja

Hide Ads