Kambing di Ponjong Gunungkidul Mati Mendadak, Pemkab: Sianida dari Daun

Kambing di Ponjong Gunungkidul Mati Mendadak, Pemkab: Sianida dari Daun

Muhammad Iqbal Al Fardi - detikJogja
Rabu, 13 Mar 2024 11:41 WIB
Kambingnya yang dikubur usai mati.
Kambing-kambing mati mendadak di Ponjong, Gunungkidul, 20 Februari 2024. Foto: Dok. Pribadi Rahmad
Gunungkidul -

Belasan kambing milik Rahmad, warga Padukuhan Sawur, Sawahan, Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, mati mendadak pada 20 Februari lalu. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul memastikan kambing-kambing itu mati bukan karena antraks.

"Kalau berdasarkan uji lab yang keluar dari BBVET Wates, (kambing milik Rahmad yang mati) itu yang pasti kalau antraks negatif," kata Kepala DPKH Gunungkidul, Wibawanti Wulandari kepada wartawan melalui telepon, Rabu (13/3/2024).

Wibawanti mengatakan kambing-kambing milik Rahmad itu mati karena sianida. Sebelumnya, kambing-kambing itu diberi makan daun singkong karet segar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pestisida negatif, tapi sianida positif dari daun singkong dan sebagainya," ungkap dia.

Wibawanti menjelaskan, sebagian peternak memberikan daun singkong karet yang masih segar ke ternaknya. Padahal, pakan ternak seperti daun singkong karet yang mengandung sianida itu seharusnya diproses lebih dulu sebelum dikonsumsi ternak.

ADVERTISEMENT

"Daun singkong itu biasanya tanpa pelayuan, tidak dilayukan. Dilayukan agar sianidanya berkurang," jelas dia.

Wibawanti mengimbau masyarakat untuk tidak memberikan daun singkong segar ke ternak. Sebab, daun itu masih memiliki kadar sianida yang tidak aman dikonsumsi. Dia mengimbau masyarakat melayukan dulu daun singkong sebelum diberikan ke ternak.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah kambing milik Rahmad, warga Padukuhan Sawur, Kalurahan Sawahan, Kapanewon Ponjong, Gunungkidul, mati mendadak pada Selasa (20/2).

"Yang hidup terakhir tiga (kambing) itu mati semua tadi. Yang 25 itu mati kemarin (Selasa). Jadi totalnya ada 28. Itu matinya nggak semua sekaligus," kata Rahmad kepada detikJogja via telepon, Rabu (21/2) malam.

Awal kematian kambingnya, Rahmad menyebut 11 ekor kambing miliknya mati terkapar pada Selasa (20/2) subuh. Hingga pukul 11.00 WIB, Rahmad mengatakan total kambingnya yang mati ada 25 ekor.

"11 ekor itu yang mati pas subuh saat saya senteri sudah mati terkapar di kandang. Cuma sampai jam 11 itu matinya nggak langsung sekaligus. Ada yang lemes, lari tiba-tiba jatuh. Itu ada 25 total yang mati kemarin di satu kandang," jelasnya.

Rahmad saat itu tidak bisa memastikan penyebab kematian kambing-kambingnya. Tapi dia mengaku sempat memberi pakan kambingnya berupa batang jagung, daun pisang, dan ketela karet.

Saat itu Kepala DPKH Gunungkidul, Wibawanti Wulandari mendatangi lokasi matinya kambing tersebut. Ia mengatakan kambing yang mati sebanyak 12 ekor dan 11 ekor disembelih.

"Kemarin sudah ke sana tanggal 20. Kemudian 11 mati karena yang 11 sisanya lemas itu disembelih. Yang satu sudah menunjukkan gejala lemas dan sudah diobati dan saat petugas pulang itu mati," kata Wibawanti kepada detikJogja, Kamis (22/2).




(dil/rih)

Hide Ads