Puluhan kambing milik Rahmad, warga Padukuhan Sawur, Kalurahan Sawahan, Kapanewon Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, mati mendadak. Hingga saat ini penyebab kematiannya masih belum diketahui.
"Yang hidup terakhir tiga (kambing) itu mati semua tadi. Yang 25 itu mati kemarin (Selasa). Jadi totalnya ada 28. Itu matinya nggak semua sekaligus," ungkap Rahmad kepada detikJogja melalui telepon, Rabu (21/2/2024) malam.
Awal kematian kambingnya, Rahmad menyebut 11 ekor kambing miliknya mati terkapar pada Selasa (20/2) subuh. Hingga pukul 11.00 WIB, Rahmad mengatakan total kambingnya yang mati ada 25 ekor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"11 ekor itu yang mati pas subuh saat saya senteri sudah mati terkapar di kandang. Cuma sampai jam 11 itu matinya nggak langsung sekaligus. Ada yang lemes, lari tiba-tiba jatuh. Itu ada 25 total yang mati kemarin di satu kandang," jelasnya.
Rahmad juga tidak bisa memastikan penyebab kematian kambing-kambingnya. Namun, Rahmad mengaku sempat memberi pakan kambingnya berupa batang jagung, daun pisang, dan ketela karet.
"Sebelumnya itu (pakan kambing berupa) coperan batang jagung yang sudah diambil buahnya. Terus kita ambil untuk pakan. Terus ada juga daun pisang, daun ketela karet juga," terangnya.
Usai kejadian itu, Rahmad langsung melaporkan ke Puskeswan Karangmojo. Di sana, kata Rahmad, pihak Puskeswan melakukan uji lab.
"Saat itu langsung laporan ke Puskeswan Karangmojo dan sudah ada tindakan uji lab. Tapi masih belum keluar," katanya.
Rahmad pun mengaku langsung mengubur kambingnya yang mati. Namun, ada kambing yang sekarat, sempat disembelih untuk dikonsumsi oleh warga sekitar.
"Ada yang dikubur, juga ada yang dikonsumsi warga. Tetapi soal jumlah berapa yang dikubur dan jumlah yang dikonsumsi, disembelih dulu saat masih hidup, saya kurang paham. Soalnya saya tidak ada di lokasi. Maklum sudah lemas melihat awal kambing sudah mati, Mas," ucapnya.
Atas kejadian ini, Rahmad menafsirkan kerugiannya sekitar Rp 20 juta lebih.
"Minimal seandainya dihitung itu 20 juta lebih," jelas dia.
![]() |
Diduga Keracunan
Terpisah, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Wibawanti Wulandari, menerangkan pihaknya telah mendatangi lokasi matinya kambing tersebut. Ia mengatakan kambing yang mati sebanyak 12 ekor dan 11 ekor disembelih.
"Kemarin sudah ke sana tanggal 20. Kemudian 11 mati karena yang 11 sisanya lemas itu disembelih. Yang satu sudah menunjukkan gejala lemas dan sudah diobati dan saat petugas pulang itu mati," kata Wulandari kepada detikJogja saat ditemui di kantornya, Kamis (22/2).
Tiga kambing milik Rahmad, Wulandari menyebutkan, mati pada Rabu (21/2). "Yang tiga matinya itu kemarin tanggal 21-nya," jelasnya.
Wulandari mengatakan pihaknya mengambil sampel berupa darah, jeroan, dan muntahan dari kambing yang disembelih itu. Untuk penyebab kematian kambing itu, Ia menjelaskan masih belum bisa memastikan.
"Apakah penyebabnya keracunan atau yang lain kita belum bisa memastikan," jelasnya.
Wulandari menduga penyebab kematian kambing tersebut ialah keracunan. Meski begitu, Wulandari mengatakan ia tidak ingin berspekulasi terkait penyebab kematian kambing tersebut karena hasil uji lab masih belum keluar.
"Dugaannya itu keracunan mengarahnya itu ditemukan daun-daun singkong. Saya terlalu dini untuk mengatakan seperti itu kan uji labnya masih belum keluar," ungkapnya.
"Kalau saya perkirakan kira-kira seminggu lagi keluar hasil uji labnya," pungkasnya.
(apl/ams)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu