Polisi Ungkap Asal Muasal Ijazah Elwizan Dokter Gadungan PSS Sleman

Jauh Hari Wawan S - detikJogja
Selasa, 30 Jan 2024 16:58 WIB
Foto: Elwizan Aminudin dokter gadungan PSS saat di Polresta Sleman, Selasa (30/1/2024). (Jauh Hari Wawan S/detikJogja)
Sleman -

Elwizan Aminudin menjadi dokter berbekal ijazah palsu dari Universitas Syiah Kuala Aceh. Polisi mengungkap cara pelaku mendapatkan ijazah dan menjadi dokter gadungan.

Kasat Reskrim Polresta Sleman AKP Riski Adrian mengatakan pelaku mendapatkan ijazah dengan cara mengunduh salah satu contoh ijazah di internet. Dari situ, tersangka mengedit ijazah tersebut.

"Jadi sesimpel ngambil salah satu contoh ijazah di Google, dia download dia edit. Dimasukkan diubah nama dan dimasukkan fotonya," kata Adrian kepada wartawan, Selasa (30/1/2024).

Berdasarkan hasil pemeriksaan, pelaku sudah beraksi menjadi dokter gadungan di sejumlah tim. Baik itu Liga 1 dan Liga 2 bahkan timnas kelompok umur.

"Timnya, Persita Tangerang, Barito Putra, Timnas U-19, Bali United, Madura United, Sriwijaya, kembali Timnas U-19, Kalteng Putra, PSS sleman," ujarnya.

Adapun berdasarkan keterangan polisi, Elwizan telah menjadi dokter gadungan sejak tahun 2013.

Diberitakan sebelumnya, Polresta Sleman menangkap Elwizan Aminudin (42) atau biasa disapa dokter Amin. Elwizan terungkap sebagai dokter gadungan dan pernah menangani PSS Sleman maupun Tim Nasional Indonesia kelompok umur, mulai U-16 dan U-19.

Awalnya pada Februari 2020 PT PSS membutuhkan dokter dan menghubungi Elwizan. Tersangka lalu mengirimkan soft copy ijazah dan daftar riwayat hidup ke manajemen klub. Sejak itu tersangka resmi menjadi dokter tim.

Lalu kedoknya mulai terbongkar pada November 2021. Elwizan waktu itu sempat berpamitan pulang ke Palembang dengan alasan orang tuanya sakit dan tidak kembali lagi ke Sleman.

Bertahun-tahun kabur, tersangka kemudian bisa ditangkap. Kasat Reskrim Polresta Sleman AKP Riski Adrian bilang tersangka ditangkap di rumahnya di Cibodas.



Simak Video "Video Menkes Usul Dokter Umum Bisa Operasi Caesar, IDAI: Sangat Berisiko!"

(ahr/apu)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork