Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY menyebut saat ini wilayah DIY masih berstatus siaga darurat bencana hidrometerologi. BPBD DIY pun merinci beberapa wilayah rawan bencana, di mana saja?
Kepala BPBD DIY Noviar Rahmad menjelaskan status siaga darurat ini sudah berlangsung dari tanggal 20 Desember 2023 lalu hingga 29 Februari 2024 mendatang.
"Tanggal 20 Desember sampai 29 Februari. Nah itu hanya meminta masyarakat untuk siaga dan waspada mengingat curah hujan di Januari-Februari ini akan mulai meningkat. Jadi bukan tanggap darurat ya," jelasnya saat dihubungi wartawan, Selasa (16/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Noviar melanjutkan, bencana yang dapat ditimbulkan dari Hidrometeorologi ini seperti banjir, longsor, hingga angin puting beliung. Menurutnya setiap Kabupaten-kota di DIY punya potensi terjadi bencana tersebut.
"Nah yang perlu diwaspadai terkait dengan longsor itu adalah di samping Kulon Progo di sekitar bukit menoreh juga di seputar sungai-sungai yang ada di wilayah DIY," jelas Noviar.
"Kemudian juga Gunungkidul itu juga potensi yang di tebing-tebing berpotensi untuk longsor. Sementara untuk angin puting beliung itu tidak bisa diprediksi karena kita bisa dapatkan dua jam atau tiga jam sebelum setiap hari dari BMKG," imbuhnya.
Selain wilayah-wilayah tersebut, lanjut Noviar, potensi bencana longsor juga terdapat pada sepanjang bantaran sungai-sungai besar yang membelah DIY.
"Di sepanjang sungai yang membelah Jogja, jadi mulai dari Sleman sampai Bantul itu kan ada sungai, kan ada 4 sungai itu. Nah di sepanjang itu berpotensi, ada Kali Gajah Wong, Kali Code, Kali Winongo, itu semuanya berpotensi di sepanjang sungai itu adanya longsor," paparnya.
Meski begitu Noviar mengimbau masyarakat untuk tidak panik. Pasalnya pada status siaga darurat ini justru masyarakat diminta untuk bersiaga menghadapi bencana. Ia mencontohkan angin kencang yang menimbulkan pohon tumbang di sejumlah titik beberapa waktu lalu.
"Misalnya kayak kemarin tiga hari tanggal 4, 5, 6 (Januari) itu terjadi angin kencang, jadi ratusan pohon di kawasan Bantul, Gunungkidul, Sleman, Kulon Progo itu pada tumbang, itu salah satu bagian efek dari bencana hidrometerologi," papar Noviar.
"Jadi diharapkan masyarakat untuk menebang pohon-pohon yang sudah lapuk atau sudah terlalu rindang kemudian pada saat hujan deras untuk berada di dalam ruangan dan tidak memarkirkan di bawah pohon-pohon rindang," pungkasnya.
(cln/cln)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang
PDIP Bawa Koin 'Bumi Mataram' ke Sidang Hasto: Kasus Receh, Bismillah Bebas