Penipuan dengan kedok pembatasan jalan menyasar sejumlah restoran dan tempat usaha di Jalan Jogja-Wonosari, Gunungkidul, tepatnya di ruas Gading-Siyono, Kapanewon Playen. Bahkan, sudah ada korban yang tertipu dan mengirimkan sejumlah uang.
Berikut ini beberapa fakta yang dirangkum detikJogja, terkait penipuan tersebut, pada Selasa (5/12/2023.
1. Ngaku dari Kementerian PUPR
Penipuan itu terbongkar setelah adanya kecurigaan dari salah satu korban yang memiliki restoran di Playen, berinisial W (49). Menurut W, pelaku menghubunginya melalui WhatsApp dan mengaku dari Kementerian PUPR.
Lebih lanjut, pelaku menyampaikan soal rancangan pembatas jalan atau median di Jalan Jogja-Wonosari yang berstatus Jalan Nasional. Awalnya, W pun percaya dan menanggapi pesan tersebut.
"Yang pertama di hari Jumat yang lalu, kami itu dihubungi dari orang itu mengatasnamakan dari Kementerian PUPR karena di depan ini kan Jalan Nasional. Jadi mereka berencana punya program untuk pasang jalan ini dibagi dua," ungkap W kepada wartawan saat ditemui di restorannya, Selasa (5/12/2023).
Pelaku kemudian menawarkan rancangan memotong media jalan untuk akses menyeberang kendaraan yang akan ke restoran. Orang tersebut juga menawarkan pengurusan amdal lalin.
"Kemudian dari pihak PUPR itu menawarkan bahwa kami tentu punya pelanggan yang dari arah barat (Jogja) ada bus kendaraan itu kan. Berarti kita perlu bukaan kan gitu. Nah, tentu kami berkepentingan," jelas W.
"Mereka kemudian menawarkan untuk dibuat amdal lalin. Dia juga mengirimkan ke kami itu gambar perencanaannya, gambar desainnya. Kemudian dia menawarkan untuk membuat itu, secara logika kita sebagai orang bisnis kan itu kan memang kita butuh itu," lanjutnya.
2. Korban Dimintai Bayaran
Saat pelaku menawarkan skema pengurusan amdal secara mandiri atau kolektif, W pun memilih mengurusnya secara kolektif karena tidak ingin repot. Dia pun kemudian diminta untuk membayar biaya pengurusan sebesar Rp 1.750.000, pada Senin (4/12/2023).
"Kemudian kami ditawarkan bahwa mau mengurus sendiri atau diluruskan kolektif gitu bahasanya gitu. Mungkin kami kan tidak mau repot juga, ya udah diurus saja kolektif gitu," ceritanya.
"Senin itu kemudian kami dihubungi lagi setengah hari itu bahwa proses itu sudah diproses. Kemudian saya tanya biayanya dia menyebutkan biaya. Transfer Senin kemarin 1.750.000 itu," lanjutnya.
Namun, yang membuat W curiga adalah orang itu meminta biaya tambahan pada Senin sore dengan alasan untuk tiang lampu dan sebagainya. W pun langsung berinisiatif untuk komunikasi dengan pihak Pemkab Gunungkidul.
Selain itu, W juga mengonfirmasi pada temannya yang kebetulan bekerja di PUPR. Namun betapa terkejutnya bahwa nama yang disebutkan ternyata bukan orang PUPR.
"Ternyata nama itu tidak ada hasilnya, bahwa itu penipuan gitu," jelasnya.
Tak hanya W, tempat usaha di dekatnya juga dihubungi oleh orang dengan modus yang sama. Bahkan ada yang dijanjikan untuk bertemu.
"Saya cek di teman-teman yang sederet ini, itu juga sama. Ada ditelepon untuk hal yang sama, ada yang dijanjikan ketemu hari Kamis," ungkap W.
"Kami sederetan ini baru satu orang (yang transfer) tetapi yang ditelepon itu lebih dari lima yang sudah dikomunikasikan, yang ditawarin, sudah dijanjiin untuk survei dan segala macam. Mereka menjanjikan untuk survei tapi sebelum survei," katanya.
3. Korban Lapor Polisi
W telah menyampaikan terkait penipuan tersebut pada Polsek Playen. Hal itu juga dimintai konfirmasi oleh Kapolsek Playen AKP Sigit Teja Sukmana.
"Itu sudah kemarin sore sampai magrib saya di sana. Intinya para pengusaha di sepanjang jalan Gading-Siyono ada beberapa yang dihubungi bahwa di jalan nasional itu akan dibangun media jalan (pembatas jalan)," jelas Sigit kepada detikJogja saat ditemui di kantornya, Selasa (5/12/2023).
Sigit menerangkan, pihaknya sudah menindaklanjuti dengan memberikan konsultasi hukum pada korban.
"Itu sudah ditindaklanjuti kemarin sudah dilaksanakan konsultasi hukum. Diketahui bahwa modusnya memberitahu pengusaha di jalan nasional mengenai pembangunan tersebut jika dipotong agar tidak menyambung sehingga bisa masuk ke usahanya. Maka diurus perizinan untuk mendesain RAB. Setelah itu dia sudah terlanjur mentransfernya," jelasnya.
Selain polisi, W juga mengubungi pihak Pemkab Gunungkidul agar tidak menimbulkan korban baru.
"Owner sudah menghubungi pihak LLAJ Gunungkidul. Ternyata dari komunikasi sudah ada empat orang yang ditelepon," kata Sigit.
"Terkait dengan itu Polsek Playen mengimbau untuk informasi bersifat seperti itu yang ujungnya meminta uang atau informasi lain bahwa keluarganya kecelakaan dan meminta sejumlah uang dan ditangkap polisi untuk uang pembebasan. Untuk itu hubungi nomor aduan. Atau nomor bhabinkamtibmas yang sudah juga disebar di masing-masing kalurahan untuk mengantisipasi korban baru," tambahnya.
(cln/ahr)
Komentar Terbanyak
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Ternyata Ini Sumber Suara Tak Senonoh yang Viral Keluar dari Speaker di GBK
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa