Penyebab Pecahnya Jembatan Kaca Limpakuwus Berujung Maut Terungkap!

Regional

Penyebab Pecahnya Jembatan Kaca Limpakuwus Berujung Maut Terungkap!

Tim detikJateng - detikJogja
Selasa, 31 Okt 2023 08:14 WIB
Pemilik wahana Jembatan Kaca The Geong Hutan Pinus Limpakuwus, Edi Suseno (63), ditetapkan tersangka, Senin (30/10/2023).
Pemilik wahana Jembatan Kaca The Geong Hutan Pinus Limpakuwus, Edi Suseno (63), ditetapkan tersangka, Senin (30/10/2023). Foto: Anang Firmansyah/detikJateng
Jogja -

Polisi mengungkap dugaan penyebab pecahnya jembatan kaca The Geong Hutan Pinus Limpakuwus, Banyumas. Titik pengelasan jembatan menjadi sorotan.

"Kami melakukan penyelidikan dengan berkoordinasi dengan Labfor. Dari hasil olah TKP benar memang di depan pintu masuk wahana tidak ada papan pengumuman ataupun imbauan ketika wisatawan masuk ke area tersebut," kata Kapolresta Banyumas, Kombes Edy Suranta Sitepu, di kantornya, demikian dikutip dari detikJateng, Senin (30/10/2023.

Untuk diketahui, pemilik wahana jembatan kaca The Geong, Hutan Pinus Limpakuwus, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Edi Suseno (63) sebagai tersangka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jembatan kaca ini, kata Edy, berbentuk huruf T. Dari sisi utara ke selatan sepanjang 19 meter, sedangkan sisi barat ke arah lingkaran panjangnya 12 meter. Lalu dari sisi timur ke arah lingkaran panjangnya 22 meter.

Kemudian, ada sejumlah pilar dengan tinggi dan bentuk berbeda-beda menyesuaikan medan.

ADVERTISEMENT

"Dari hasil olah TKP kami menemukan kanal C yang digabungkan di jembatan. Kemudian itu dilas," terangnya.

Di bagian yang dilas itu ternyata simetris sehingga bergelombang sehingga ketika kaca ditempatkan di lokasi yang bergelombang, Edy menyebut, akan mengakibatkan getaran. Getaran inilah yang bisa jadi penyebab salah satu kaca jembatan itu pecah.

Polisi juga menemukan busa yang digunakan untuk peredam getaran kurang optimal.

"Karena busa ini sudah mengalami pengerasan. Kemudian juga banyak karatan ditemukan dan banyak debu yang sudah mengeras. Sehingga dia tidak optimal lagi ketika menahan getaran pada saat dilewati wisatawan," urai Edy.

Dari temuan tersebut polisi telah memeriksa 16 saksi dari karyawan dan pedagang yang ada di lokasi. Begitu juga pemeriksaan kepada pengelola.

"Dari keterangan ahli kaca tersebut jenisnya adalah tempered 1 lapis tebalnya 12 mm atau 1,2 cm. Menurut keterangan ahli bahwa untuk sisi keamanan harusnya menggunakan kaca tempered laminated. Itu seperti ada lapisan di bawahnya jadi ketika dia pecah tidak berhamburan," ujarnya.

Tingkat keamanan kaca pun seharusnya ada dua lapis.

"Kalau mau aman itu minimal dua lapis, tapi kalau lebih aman tiga lapis, sehingga tebalnya sekitar 3,6 cm," ucapnya.

Dari keterangan yang didapat Tim Labfor Polda juga menyebut dengan perbedaan lebar dan jumlah pilar sebagai penahan jembatan, tekanan yang dihasilkan tidak semuanya sama.

"Dengan berbeda-bedanya lebar kemudian jumlah pilar yang ada sebagai penahan jembatan tersebut. Ada perbedaan ketika menahan tekanan itu tidak semuanya sama, sehingga penahan tidak optimal ini juga dapat menyebabkan salah satu kaca tersebut pecah," urainya.

Saksikan juga Adu Perspektif: Tegang Setelah Gibran Melenggang

(sip/sip)

Hide Ads