Pakar UGM Ungkap Fenomena Tanah Amblas Ancam Selokan Kalibawang

Pakar UGM Ungkap Fenomena Tanah Amblas Ancam Selokan Kalibawang

Jalu Rahman Dewantara - detikJogja
Kamis, 24 Agu 2023 18:11 WIB
Pakar Geologi UGM, Wahyu Wilopo saat memaparkan hasil analisa terkait tanah amblas ancam selokan atau intake Kalibawang, di Kantor BPBD Kulon Progo, DIY, Kamis (24/8/2023).
Pakar Geologi UGM, Wahyu Wilopo saat memaparkan hasil analisa terkait tanah amblas ancam selokan atau intake Kalibawang, di Kantor BPBD Kulon Progo, DIY, Kamis (24/8/2023). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng
Kulon Progo -

Selokan atau Intake Kalibawang yang menjadi saluran irigasi utama bagi pertanian di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terancam rusak imbas fenomena tanah bergerak. Hal ini berdasarkan hasil analisa yang dilakukan oleh tim peneliti dari Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM).

Ketua Tim Peneliti sekaligus Pakar Geologi UGM, Wahyu Wilopo menjelaskan belum lama ini pihaknya telah melakukan penelitian dengan metode georadar di sekitar jalur selokan Kalibawang, tepatnya di Dusun Sentul, Kalurahan Banjararum, Kapanewon Kalibawang, Kulon Progo. Hasilnya, ditemukan rekahan tanah yang memicu jalan inspeksi di selokan itu amblas.

"Dari hasil penelitian menggunakan georadar, kedalaman panjang yang amblas mencapai 71 meter dengan kedalaman longsornya sekitar 8 meter," ujar Wahyu saat memaparkan hasil analisa di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo, Kamis (24/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pakar Geologi UGM, Wahyu Wilopo saat memaparkan hasil analisa terkait tanah amblas ancam selokan atau intake Kalibawang, di Kantor BPBD Kulon Progo, DIY, Kamis (24/8/2023).Pakar Geologi UGM, Wahyu Wilopo saat memaparkan hasil analisa terkait tanah amblas ancam selokan atau intake Kalibawang, di Kantor BPBD Kulon Progo, DIY, Kamis (24/8/2023). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng

Wahyu mengatakan fenomena ini sudah ada sejak lama dan terus terjadi setiap tahunnya. Pemicunya karena kondisi tanah di sekitar lokasi tersebut tergolong tanah labil.

"Jadi memang kawasan Banjararum, khususnya di sekitar selokan ini termasuk area yang labil. Fenomena ini sudah ada sejak lama, bahkan sejak saya melakukan penelitian terdahulu pada 2008 lalu," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Kondisi ini, lanjut Wahyu, bisa mengancam keberadaan Selokan Kalibawang. Sebab, amblasnya tanah juga terdeteksi di bawah struktur selokan dan berpotensi terus memanjang hingga area pertanian sekitar yang berjarak kurang dari 100 meter.

"Potensinya bisa amblas dan merusak selokan," ucapnya.

Atas hal itu, Wahyu memberikan sejumlah rekomendasi untuk mengatasi persoalan tersebut. Di antaranya menutup retakan-retakan atau longsoran dengan material kedap air dan melakukan perkuatan lereng pada jalan dan kaki lereng dekat sungai yang berpotensi atau mengalami gerakan tanah.

"Kemudian perlu adanya penataan sistem drainase agar aliran air tidak bergerak secara bebas di permukaan dan membatasi beban kendaraan yang lewat di jalan amblas, misalnya dengan membuat portal pembatas kendaraan serta dilakukan pemantauan kondisi retakan lalu melapor ke pihak berwajib apabila ada retakan akibat gerakan tanah," bebernya.

Sementara itu Kepala BPBD Kulon Progo, Joko Satyo Agus Nahrowi menyatakan akan segera berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mencarikan solusi atas permasalahan tersebut.

"Setelah kita dengarkan paparan dari UGM tadi kan kita nantinya akan buat nota dinas atau lapor ke Pak Sekda atau Pj Bupati seperti apa tindak lanjutnya. Kemudian kita koordinasikan dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Kawasan Permukiman terkait dengan saluran irigasi Kalibawang ini," kata Joko.

Halaman 2 dari 2
(rih/ams)

Hide Ads