Baru-baru ini Pemkot Surabaya mengesahkan pengembalian nama SDN Alun-alun Contong menjadi SDN Sulung. Sekolah bersejarah itu menjadi bagian dari bukti konkret bahwa Bung Karno lahir di Surabaya.
Di balik proses pengembalian nama itu ada peran sejumlah orang yang terus melakukan advokasi kepada guru dan mantan murid yang sadar bahwa nama SDN Sulung sangat perlu dikembalikan demi menjaga sejarah.
Mereka yang turut berperan dalam pengembalian nama SDN Sulung itu adalah Begandring Soerabaia, sebuah komunitas yang berisi orang-orang dengan passion yang sama, yakni tentang sejarah dan budaya.
Ketua Begandring Soerabaia Nanang Purwono mengatakan bahwa komunitas itu berdiri pada Oktober 2018. Anggotanya berlatar belakang bidang kerja beragam. Baik di bidang hukum, komunikasi, hingga jurnalistik.
Nanang memastikan, masing-masing anggotanya adalah individu yang memiliki passion dalam sejarah. Dia sebutkan juga bahwa kecintaan dan kebisaan sejarah mereka pun beragam.
"Ada yang spesifikasi pada sejarah klasik, kolonial, pergerakan bangsa, kemerdekaan, arsitektur kolonial, sejarah perkeretaapian, sampai olahraga," kata Nanang kepada detikJatim ditemui di markasnya, Jalan Makam Peneleh 46 Surabaya, Selasa (18/7/2023).
Dengan keberagaman minat pada sejarah itulah Nanang meyakini para pegiat komunitas Begandring Soerabaia menjadi kaya akan khazanah sejarah dan tidak monoton pada satu unsur sejarah saja.
"Begandring adalah komunitas dengan multidisiplin ilmu yang didapat secara otodidak. Masing-masing orang juga mandiri dalam penelusuran sesuai dengan passion-nya. Pengurusnya sekitar 10 sampai 15 orang, jumlahnya tetap kecuali Pak Khotib karena meninggal (saat Pandemi COVID-19)," ujarnya.
Baca juga: Menelusuri Jejak Kampung Tertua di Surabaya |
Karena itu anggota komunitas ini terus berkembang dan sudah mencapai puluhan orang. Nanang yang merupakan mantan jurnalis televisi lokal Surabaya itu mengatakan, mereka terlibat aktif dalam berbagai kegiatan Begandring Soerabaia.
Seperti keinginannya sejak mendirikan komunitas ini bersama sejumlah rekannya, Nanang ingin ilmu dan pengalaman tentang sejarah dipadupadankan lalu hasilnya dibagikan sesama anggota dan pengurus dalam diskusi.
Dia berharap setiap orang dalam wadah Begandring Soerabaia memiliki derajat pengetahuan yang sama dan memiliki kemampuan mengumpulkan data dan didiskusikan kemudian disajikan dalam berbagai kegiatan untuk publik.
"Dengan demikian satu informasi dapat didistribusikan ke publik yang lebih luas melalui kegiatan-kegiatan. Mulai jelajah sejarah, diskusi, publikasi sampai pembuatan film sekalipun," ujarnya.
Menelusuri akar nama Kota Pahlawan. Baca di halaman selanjutnya.
(dpe/iwd)