Sesampai di pinggir kali kecil yang airnya tidak mengalir, Agus kemudian menyuruh Aan dan anaknya berdiam di tempat itu. Ia lantas memberikan minuman air mineral gelas plastik yang telah dicampur potasium.
Saat meminum air itu, Aan sempat berujar bahwa airnya terasa pahit. Namun Agus menyarankan air ritual bercampur potasium itu dicampur dengan minuman berkarbonasi agar tak pahit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat meminum air bercampur potasium itu, anak Aan lalu menangis. Agus kemudian menyuruh Aan untuk ikut meminumkan air ritual ke anaknya juga. Agus pun lalu berpura-pura menggelar ritual dengan duduk di atas batu.
Tak lama, Aan dan anaknya pingsan. Mengetahui ini, Agus lantas segera pulang ke rumahnya di Kelurahan Demangan, Kecamatan Taman, Kota Madiun dengan mengendarai motor yang dipakai sebelumnya. Aan dan anaknya, Tania yang sekarat itu ditinggalkan begitu saja.
Setiba di rumah, Agus lalu mengganti nomor pelat motor yang dibawanya. Pada malam harinya, Agus lalu melihat televisi dan menonton berita ada perempuan hamil meninggal dunia di dalam taksi. Ia tahu bahwa perempuan yang diberitakan tersebut adalah Retno Sugiharti, istri Aan.
Mayat Aan dan anaknya kemudian ditemukan Minggu, 13 Januari 2013. Mayat keduanya ditemukan tak sengaja oleh seorang warga bernama Siswanto yang saat itu hendak berburu burung di hutan. Temuan itu langsung dilaporkan ke Polsek Kare.
Polisi yang mendapat laporan langsung menuju lokasi dan melakukan olah TKP. Identitas kedua mayat itu kemudian diketahui sebagai Aan dan anaknya. Saat itu polisi langsung menduga keduanya adalah korban pembunuhan.
Polisi mencurigai pembunuhan itu masih ada hubungannya dengan kematian Retno yang tewas lebih dahulu di dalam taksi. Keesokan harinya, Polres Madiun kemudian menangkap Agus karena merupakan orang terakhir kalinya yang menemui para korban.
![]() |
Di hadapan penyidik, Agus mengakui semuanya setelah sejumlah bukti ditunjukkan kepadanya. Agus lantas dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan keji tiga nyawa.
Mbah Slamet juga Pakai Potasium Bunuh Pengikutnya
Modus dua dukun pengganda uang ini memiliki kemiripan. Dikutip dari detikJateng, Mbah Slamet juga menggunakan potasium untuk membunuh para pengikutnya. Menurut Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto, selama melakukan ritual dia melarang korbannya untuk tidur.
"Kalau tidur uang yang dijanjikan ini tidak akan muncul," kata Hendri, Kamis (6/4/2023).
Namun, Mbah Slamet ternyata bertindak curang. Dia memberikan minuman yang ternyata telah diberi obat penenang. Hal itu membuat korban kesulitan untuk memenuhi persyaratan untuk tidak boleh tidur.
"Bisa jadi proses pemberian obat penenang dan obat tidur ini yang diberikan kepada korban. Sehingga korban terasa ngantuk," katanya.
Namun, bagi korban yang ternyata masih kuat bertahan, Mbah Slamet punya siasat terakhir. Dia memberikan racun kepada korban.
"Hasil pemeriksaan tersangka, bahwa Slamet menggunakan potasium, ini jalan terakhir," pungkasnya.
Sementara hingga kini, polisi telah menemukan 12 korban Mbah Slamet. Jenazah 12 orang ini ditemukan di kebun milik Slamet.
(hil/dte)