Melihat Asatan, Tradisi Tangkap Ikan di Bendungan Sampean Baru Bondowoso

Melihat Asatan, Tradisi Tangkap Ikan di Bendungan Sampean Baru Bondowoso

Chuk S Widarsha - detikJatim
Senin, 07 Nov 2022 15:40 WIB
asatan di bendungan sampean baru
Warga beramai-ramai menangkap ikan di Bendungan Sampean Baru (Foto: Chuk S Widarsha)
Bondowoso -

Ratusan warga di Bondowoso beramai-ramai menuruni Bendungan Sampean Baru. mereka bukan untuk berenang, tapi berburu ikan di dalam bendungan tersebut.

Perburuan ikan di dalam bendungan yang terletak di Desa/Kecamatan Tapen, Bondowoso tersebut merupakan tradisi 'asatan'. Yakni pengurasan air bendungan yang memang dilakukan setiap tahun.

Asatan merupakan proses menguras air yang ada di dalam bendungan. Dalam bahasa lokal atau Madura, asatan artinya tak ada air atau pengeringan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

asatan di bendungan sampean baruIkan yang didapatkan saat asatan di Bendungan Sampean Baru (Foto: Chuk S Widarsha)

Proses asatan tersebut dilakukan pengelola bendungan untuk mengurangi sedimentasi lumpur sebelum datangnya musim penghujan.

"Setelah dikuras, sedimentasi lumpur tersebut lalu dikeruk untuk dibersihkan," jelas Pelaksana Teknis Bendungan Sampean Baru, Budi, dikonfirmasi detikJatim di lokasi, Senin (7/11/2022).

ADVERTISEMENT

Budi menerangkan pengurasan dilakukan selama sepekan. Sembari proses pengerukan lumpur menggunakan alat berat di bendungan seluas sekitar 50 ribu meter persegi ini.

"Pada kondisi normal, bendungan itu dapat menampung 1,5 juta meter kubik air. Untuk pengairan sawah dan PLTN," paparnya.

Pantauan di lapangan, dalam proses pengeringan itu warga dapat leluasa turun langsung ke dalam bendungan untuk berburu ikan. Sebab, debit air bendungan berkedalaman sekitar 50 meter itu memang jauh berkurang.

Akibatnya, ikan banyak yang terdampar. Beragam cara digunakan warga untuk berburu ikan-ikan tersebut. Mulai hanya menggunakan tangan kosong, jaring, maupun jala.

"Asatan ini memang tiap tahun. Warga sudah hafal kapan bulannya. Ini yang selalu ditunggu," kata Yudi, warga Tapen.

Yudi menambahkan saat asatan, warga leluasa turun ke dalam bendungan. Karena debit air bendungan memang jauh berkurang. Rata-rata berkedalaman hanya seukuran lutut orang dewasa.

"Selain untuk kebutuhan keluarga, ikan yang didapat warga biasanya juga dijual ke pengunjung yang datang menyaksikan asatan ini. Lumayan, untuk membantu dapur saat kondisi pandemi seperti sekarang ini," tutur Yudi.




(dpe/iwd)


Hide Ads