Prosesi tradisi dandangan menyambut datangnya awal Bulan Ramadan di Menara Kudus berlangsung meriah. Warga ramai-ramai menunggu di bawah Menara Kudus untuk menunggu pengumuman awal Ramadan.
Pantauan detikJateng, Jumat (28/2/202) pukul 15.30 WIB, prosesi dandangan dimulai dengan kedatangan rombongan peserta kirab dari Pendopo Kabupaten menuju Menara Kudus. Setelah itu mereka bersama-sama melakukan ziarah ke makam salah satu wali sanga penyiar agama Islam di Jawa.
Usai, ziarah sesepuh dan masyarakat berkumpul di bawah Menara Kudus. Mereka mendengar pengumuman awal datangnya bulan Ramadan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tema yang diangkat tahun ini tentang 'Dandangan Menara Kudus, Merawat Syariat Isbat, Menghidupkan Ekonomi Rakyat'. Tradisi Dandangan ini rutin digelar setiap tahun sebagai warisan dari Sunan Kudus atau Jafar Syadiq untuk menyambut datangnya awal Bulan Ramadan.
"Zamannya Kanjeng Sunan Kudus warga ke sini untuk menunggu keputusan dari Sunan Kudus, keputusan tentang awal Ramadan. Kenapa dari Sunan Kudus, karena beliau itu Kepala negara belum ada Republik Indonesia yang memiliki kebijakan untuk menetapkan awal Bulan Ramadan," jelas Sesepuh Yayasan Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus, Syaifudin Lutfi saat memberikan sambutan, di lokasi.
Syaifudin mengatakan pihaknya tidak bisa menentukan tanggal berapa dimulainya awal puasa. Oleh karena itu, dia meminta kepada warga untuk menunggu pengumuman resmi dari Pemerintah pusat.
"Saya mewakili pengurus tidak bisa menentukan awal Ramadan, nanti setelah magrib waktunya Rikyatul Hilal, untuk itu masih menunggu keputusan dari pemerintah pusat terkait awal penetapan Bulan Ramadan," ungkap dia.
![]() |
Di lokasi yang sama, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus, Mutrikah menjelaskan tradisi ini rutin digelar setiap tahun. Namun, untuk tahun ini, tabuh beduk menunggu hasil pengumuman dari pemerintah.
"Namun tahun ini akan ditabuh menunggu pengumuman dari pemerintah pusat," jelas ditemui di lokasi sore tadi.
Dia mengatakan rangkaian acara diawali dengan kirab dari pendopo kabupaten menuju Menara Kudus. Kirab ini sebagai bentuk masyarakat berbondong-bondong menuju ke menara untuk mendengar tabuh beduk.
"Sehingga nanti pada saatnya akan diumumkan oleh yang mewakili dari Yayasan Makam, Masjid, Menara Sunan Kudus yang diawali salat asar, ziarah, dan setelah itu baru tabuh beduk," terang dia.
Menurutnya, tabuh beduk ini sebagai pertanda, seperti awal kegiatan salat. Begitu zaman Kanjeng Sunan Kudus tabuh beduk juga sebagai sarana untuk memberikan tanda awal Bulan Ramadan.
"Jadi budaya itu masih kita lestarikan untuk memberikan edukasi kepada generasi kita," jelasnya.
(ams/ahr)