Melihat Rokat Bhumih, Tradisi Doakan Bumi di Kawah Wurung Bondowoso

Melihat Rokat Bhumih, Tradisi Doakan Bumi di Kawah Wurung Bondowoso

Chuk S Widarsha - detikJatim
Sabtu, 19 Okt 2024 19:45 WIB
Rokat Bhumih
Prosesi Rokat Bhumih di Kawah Wurung Bondowoso (Foto: Chuk S Widarsha)
Bondowoso -

Prosesi Rokat Bhumih digelar di kawasan Kawah Wurung, Ijen. Prosesi tahunan ini diadakan untuk mendoakan bumi, agar tetap baik-baik saja. Seperti apa prosesinya?

Rokat Bhumih berasal dari bahasa lokal (Madura), artinya meruwat bumi. Ritual ini dilakukan untuk memohon kepada Sang Pencipta agar dijauhkan dari mara bahaya dan sebagai tolak-bala. Juga agar hasil bumi makin melimpah.

Dalam tradisi Rokat Bhumih ini terdapat beberapa rangkaian prosesi. Di antaranya Singo Ulung, Ojhung, Topeng Konah, Grebeg Gunungan Hasil Bumi, serta sejumlah atraksi budaya lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prosesi itu dikemas dalam rangkaian acara Ijen Caldera Fiesta Tahun 2024 yang digelar di salah satu obyek wisata andalan Bondowoso, Kawah Wurung, yang terletak di gugusan Pegunungan Ijen.

Rokat BhumihProsesi Rokat Bhumih di Kawah Wurung Bondowoso (Foto: Chuk S Widarsha)

"Rokat Bumi digelar sebagai wujud syukur kita, karena telah diberi barokah Allah. Sehingga kita semua diberi kesejahteraan lahir batin ," kata Pj Bupati Bondowoso, M Hadi Wawan Guntoro, ditemui di lokasi, Minggu (20/10/2024).

ADVERTISEMENT

Menurut pria yang juga Kepala Dispora Provinsi Jawa Timur ini, tradisi dan budaya tersebut harus tetap digelar dan menjadi agenda tahunan. Bahkan bilamana perlu dimasukkan calendar of event tahunan.

"Karena selain upaya melestarikan tradisi budaya, juga dapat menjadi daya tarik wisata. Apalagi acaranya digelar di Kawah Wurung, yang merupakan kawasan pendukung wisata internasional Kawah Ijen," terang Hadi Wawan.

Selain itu, kawasan Ijen Bondowoso merupakan salah satu situs dalam Ijen UNESCO Global Geopark (UGGp).

Pantauan di lapangan, dalam ritual Grebeg Gunungan Hasil Bhumi sebuah gunungan berisi hasil bumi warga disusun menyerupai.

Gunungan hasil bumi itu lantas diarak dengan dipikul beriringan dan berputar-putar sembari diiringi doa dan mantra yang dipimpin tetua masyarakat.

Setelah sampai di titik tertentu, gunungan itu lantas kembali dibacakan doa dan mantra-mantra berisi permohonan kepada Allah agar diberi keselamatan dunia akhirat, dan dijauhkan dari mara bahaya.

Selanjutnya gunungan terbuat sayur mayur hasil bumi masyarakat setempat itu lantas diperebutkan pengunjung yang hadir. Hal itu karena dipercaya jika gunungan itu memiliki berkah.

Rangkaian prosesi Rokat Bhumih itu dikemas dalam acara bertajuk Ijen Caldera Fiesta 2024 yang dihelat oleh Disparporabud Bondowoso.

Acara dipusatkan di kawasan obyek wisata Kawah Wurung dan sekitarnya selama dua hari, yaitu 19-20 Oktober.




(dpe/iwd)


Hide Ads