Atap SD Muhammadiyah Bogor di Gunungkidul ambruk dan menewaskan seorang siswa bernama Fauzi Ajitama (12). Kini kasus atap ambruk itu dalam penyelidikan polisi.
Peristiwa nahas itu terjadi Selasa (8/11) pukul 07.30 WIB. Kala itu ada 12 siswa SD Muhammadiyah Bogor yang tertimpa atap ambruk dan dilarikan ke rumah sakit.
Berikut fakta-fakta terkini kasus atap SD Muhammadiyah ambruk timpa siswa:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. 12 Siswa Jadi Korban-1 di Antaranya Tewas
Tragedi atap ambruk itu menimpa 12 siswa SD yang tengah belajar Al-Qur'an. Ke-12 siswa kemudian dilarikan ke Puskesmas Playen dan RSUD Wonosari.
Kabar duka meninggalnya Fauzi dibenarkan Direktur RSUD Wonosari Heru Sulistyowati. Heru menyebut Fauzi meninggal pukul 21.00 WIB tadi malam.
"Leres (betul), meninggal sekitar jam 21.00 (WIB)," kata Direktur Utama (Dirut) RSUD Wonosari Heru Sulistyowati saat dihubungi, Selasa (8/11/2022) malam.
Sementara itu, Kabag TU Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) RSUD Wonosari Sumartana menyebut pihaknya sempat merawat dua siswa, satu laki-laki dan satu perempuan. Siswa perempuan sudah diperbolehkan pulang, sementara siswa laki-laki itu dirawat di ICU karena henti napas.
"Hasil rontgen korban mengalami luka pada bagian belakang. Saat ini yang bersangkutan dirawat di ICU, kondisi belum sadar, tensinya tadi masih agak tinggi, kalau tensinya agak turun nanti akan sadar," ucap Sumartana.
2. Polisi Usut Kelaikan Bangunan SD
Kapolsek Playen AKP Hajar Wahyudi menyebut total ada 12 siswa yang menjadi korban. Dia menyebut mayoritas mengalami luka lecet akibat tertimpa serpihan genting di kepala, sedangkan Fauzi luka serius karena tertimpa reruntuhan.
Kasus ini pun diusut polisi. "Untuk masalah kelaikan bangunan masih dalam penyelidikan Kasat Reskrim (Polres Gunungkidul)," terang Hajar.
3. Polisi Periksa 10 Saksi
Kasus ambruknya atap SD Muhammadiyah Bogor di Playen, Gunungkidul kini diusut polisi. Saat ini polisi telah memeriksa 10 orang saksi terkait kejadian tersebut.
"Sudah ada 10 orang saksi yang kita periksa, dari pihak sekolah ada, kontraktor dan komite. Untuk pemborong (kontraktor) sudah kita mintai keterangan, ada dua orang, kita belum tahan orangnya," kata Kasat Reskrim Polres Gunungkidul AKP Mahardian Dewo Negoro, Rabu (9/11).
Polisi belum menetapkan tersangka dan masih mengumpulkan bukti-bukti di lapangan.
4. UGM Dilibatkan Cek Konstruksi Atap Ambruk
Untuk melengkapi bukti-bukti di lapangan, polisi menggandeng Universitas Gadjah Mada (UGM). Pihak UGM telah melakukan pengecekan terkait konstruksi atap ambruk SD Muhammadiyah Bogor itu.
"Tadi dari pihak ahli menghendaki untuk membawa beberapa sampel material untuk dilakukan pengujian secara laboratorium," lanjut Dewo.
"Untuk pelanggaran atau kelalaian sendiri kita masih dalami dan yang pasti agar lebih jelas dan pastinya ketika kita sudah mendapatkan hasil pemeriksaan teknis dari ahli UGM," katanya.
Selengkapnya di halaman selanjutnya...