Ambruknya atap SD Muhammadiyah Bogor, Playen, Gunungkidul mengakibatkan satu murid bernama Fauzi Ajitama (12) meninggal dunia. Hingga kini polisi telah memeriksa 10 orang saksi terkait kejadian tersebut.
"Sudah ada 10 orang saksi yang kita periksa, dari pihak sekolah ada, kontraktor dan komite. Untuk pemborong (kontraktor) sudah kita mintai keterangan, ada dua orang, kita belum tahan orangnya," kata Kasat Reskrim Polres Gunungkidul AKP Mahardian Dewo Negoro kepada wartawan di Playen, Gunungkidul, Rabu (9/11/2022).
Meski telah melakukan pemeriksaan terhadap 10 orang, Dewi mengaku belum menetapkan tersangka. Pasalnya, saat ini polisi tengah mengumpulkan bukti-bukti terlebih dahulu.
"Untuk penetapan tersangka belum, kita masih penuhi dulu bukti-bukti yang ada di lapangan supaya kita benar-benar tepat dalam menentukan siapa yang bertanggungjawab atas peristiwa ini," ujarnya.
Guna memenuhi bukti-bukti itu, Dewo mengaku telah melibatkan dari pihak Universitas Gadjah Mada (UGM). Menurutnya, pihak UGM telah melakukan pengecekan terkait konstruksi atap yang ambruk di SD Muhammadiyah Bogor.
"Sudah minta bantuan secara teknis kepada UGM untuk melakukan penilaian terhadap kualitas pekerjaan dan bangunannya," ucapnya.
"Tadi dari pihak ahli menghendaki untuk membawa beberapa sampel material untuk dilakukan pengujian secara laboratorium," lanjut Dewo.
Sehingga untuk pelanggaran terkait kejadian tersebut Dewo belum bisa memastikannya. Mengingat hasil penelitian dari ahli UGM belum keluar.
"Untuk pelanggaran atau kelalaian sendiri kita masih dalami dan yang pasti agar lebih jelas dan pastinya ketika kita sudah mendapatkan hasil pemeriksaan teknis dari ahli UGM," katanya.
(aku/dil)