Viral Penulis Mengeluh Kena Tipu Penerbit Independen di Jogja

Viral Penulis Mengeluh Kena Tipu Penerbit Independen di Jogja

Anggah, Jauh Hari Wawan S - detikJateng
Rabu, 09 Nov 2022 12:25 WIB
Ilustrasi konten viral
Ilustrasi viral. Foto: Shutterstock
Jogja -

Seorang penulis berinisial HBA atau Amengaku menjadi korban penipuan salah satu penerbit buku independen atau indie di Jogja. A mengaku telah menyetor sejumlah uang ke penerbit itu. Namun, hingga kini tak kunjung ada kabar soal penerbitan naskahnya.

A menceritakan pengalamannya melalui akun Twitter @ngen*** dan kemudian viral. Pantauan detikJateng, hingga hari ini pukul 12.44 WIB cuitan A telah diretweet 3.629 kali dan disukai 9.479 akun.

detikJateng sudah menghubungi A untuk mengutip utas di akun Twitternya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kejadian itu bermula saat A mencari penerbit independen yang bisa menerbitkan naskahnya. Ia kemudian menemukan salah satu penerbit di Jogja lewat Instagram. Karena melihat nama besar penerbit itu, A pun langsung menghubungi.

"Begitu aku dapat kontak WhatsApp-nya langsung aku japri, di awal belum ada kecurigaan karena balasannya cukup reponsif dan penawarannya juga meyakinkan," kata A, Rabu (9/11/2022).

ADVERTISEMENT

A kemudian menyempurnakan naskahnya dan mengumpulkan uang sebelum dikirim ke penerbit. Setelah berdiskusi panjang, dia kemudian merasa yakin untuk menerbitkan naskahnya di penerbit tersebut.

"Sebelum transfer, aku sempat minta MoU/surat apalah itu sebagai perjanjian kerjasama. Tapi si penipu ini cuma ngasih link website penerbit yang berupa syarat ketentuan naskahnya. Lanjut mau ke proses pembayaran, aku mau DP tapi penipu minta langsung lunas," terangnya.

Akhirnya, A mentransfer uang sebesar Rp 1,5 juta untuk biaya penerbitan buku. Namun, setelah ditransfer, pihak penerbit itu sulit dihubungi.

"Saya mulai berkomunikasi dengan (menyebut nama pemilik penerbit) sejak Juni (2022). Kemudian saya transfer biaya dan kirim naskah di bulan Juli Rp 1,5 juta," katanya.

Lebih lanjut, saat A menanyakan terkait proses penerbitan buku, pihak penerbit selalu beralasan. Kecurigaannya semakin bertambah saat komentar di akun Instagram pihak penerbit itu dibatasi.

"Dia janji untuk menyelesaikan naskah 2 minggu, tapi sudah sebulan lebih tetap slowrespons dan tidak ada kabar. Dan aku baru sadar kalau komentar di aku IG penerbit dan penipu itu dibatasi," ujarnya.

A akhirnya meminta bantuan saudaranya yang tinggal di Jogja untuk mendatangi kantor penerbit itu. Namun saat tiba di lokasi, kantor tersebut sudah berupa gudang kosong.

A sudah memberikan kesempatan kepada penerbit itu untuk mengembalikan uang atau setidaknya memproses naskahnya. Hanya saja pihak penerbit tidak pernah merespons.

Baru hari ini, Rabu (9/11), A mengaku telah dihubungi lagi oleh pihak penerbit. Namun uang yang sudah terlanjur dia transfer belum dikembalikan.

Selengkapnya ada di halaman selanjutnya...

"Uang belum dikembalikan tapi dia sudah menghubungi saya lagi setelah tiga bulan tidak membalas WA saya," katanya.

Menurut A, kasusnya dengan penerbit itu juga dialami oleh penulis lain. Dia mengaku sudah berkomunikasi dengan sejumlah korban lain. Jika tidak ada itikad baik dari penerbit, mereka akan melapor ke polisi.

"Saya sudah berhubungan dengan beberapa korban dan calon korban. Dan salah satu dari mereka bermaksud melaporkan ke polisi. Tapi menunggu kejelasan dari (pihak penerbit), karena hari ini dijanjikan naskah korban yang ingin melaporkan ini selesai terbit," ujarnya.

"(Korban) Sudah belasan hingga 20-an," imbuhnya.

A berharap ke depannya tidak ada lagi penulis yang mengalami kejadian seperti dirinya.

"Tujuan saya adalah supaya tidak ada lagi korban yang seperti saya. Anak muda yang bersemangat menulis, mengumpulkan uang, ingin punya karya tapi ditimbun mimpinya sama orang yang beritanya dia suka membantu anak muda untuk menulis," katanya.

Di sisi lain, pihak penerbit telah memberikan klarifikasi. Namun, A menilai klarifikasi tersebut sangat manipulatif dan tidak sesuai fakta.

"Supaya tidak jadi kebohongan publik. Saya melihat klarifikasi dari (nama pemilik penerbit) adalah sebagai usaha dia untuk menyelamatkan nama baiknya. Meskipun saya membaca itu sebagai korban klarifikasinya sangat manipulatif dan tidak sesuai fakta yang saya alami," pungkasnya.

detikJateng sudah berupaya untuk menghubungi pihak penerbit untuk meminta izin mengutip klarifikasi itu. Namun, upaya konfirmasi detikJateng melalui pesan WhatsApp, telepon, maupun direct message Instagram, belum ada yang direspons.

detikJateng juga telah berupaya mendatangi kantor penerbit itu di wilayah Kota Jogja. Alamat tersebut sesuai yang tertera pada website penerbit itu.

Namun setiba di lokasi, Rabu (9/11) sekitar pukul 11.45 WIB, kantor tersebut tutup. Pintu gerbang depannya juga tertutup rapat dan dikunci gembok dari luar.

Adapun klarifikasi pihak penerbit guna menanggapi utas dari A telah diunggah di akun twitter pribadi miliknya.

Halaman 2 dari 2
(dil/sip)


Hide Ads