Kecelakaan di Bantul, Pustral UGM: Tambah Infrastruktur di Jalur Rawan!

Kecelakaan di Bantul, Pustral UGM: Tambah Infrastruktur di Jalur Rawan!

Jauh Hari Wawan S - detikJateng
Senin, 07 Feb 2022 14:33 WIB
Sebuah bus yang mengangkut rombongan karyawan perusahaan konveksi asal Kabupaten Sukoharjo menabrak tebing di kawasan Bukit Bego, Jalan Dlingo-Imogiri, Kabupaten Bantul, DIY, Minggu (6/2/2022) siang. Kecelakaan tunggal itu menyebabkan belasan penumpang tewas.
Bus rombongan wisatawan asal Sukoharjo kecelakaan tunggal di kawasan Bukit Bego, Jalan Dlingo-Imogiri, Kabupaten Bantul, DIY, Minggu (6/2/2022). (Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng)
Jogja -

Peneliti senior Pusat Studi Transportasi dan Logistik Universitas Gadjah Mada (Pustral UGM) Arif Wismadi mengatakan pemerintah harus menambah infrastruktur di jalur rawan laka atau kecelakaan. Hal berkaca dari kecelakaan bus wisata di jalur Imogiri-Dlingo, kawasan Bukit Bego, Kapanewon Imogiri, Bantul, yang menewaskan 13 orang kemarin.

Arif mengatakan pada daerah dengan geometri jalan yang rawan kecelakaan memang harus mendapat prioritas lebih pada aspek keselamatan. Walaupun di ruas-ruas tersebut telah terdapat rambu-rambu peringatan tentang tanjakan dan tikungan.

"Namun demikian daerah blackspot, atau rawan dan atau sering terdapat kecelakaan harus ada upaya ekstra," kata Arif saat dihubungi wartawan, Senin (7/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arif menjelaskan yang harus menjadi penekanan, pertama adalah upaya menekan risiko kecelakaan. Seperti rambu dan marka untuk traffic calming atau mengurangi kecepatan laju kendaraan. Kemudian, kedua, mencegah kemungkinan kecelakaan tunggal maupun yang melibatkan pengguna kendaraan lain.

"Banyak kecelakaan melibatkan pengguna yang tidak memahami medan yang dilalui. Kondisi permukaan jalan yang bagus dapat menimbulkan kesalahan tindakan sopir yang tidak mengenal medan, sehingga tidak tahu kapan harus menahan laju, serta kapan menyiapkan tenaga akselerasi untuk menghadapi tanjakan," urainya.

ADVERTISEMENT

"Untuk itu perambuan harus memberikan informasi yang cukup tidak hanya informatif tapi instruktif untuk pengendara," sambungnya.

Ia melanjutkan, jika dua upaya tadi tidak mampu menghindarkan kejadian kecelakaan maka infrastruktur tambahan untuk menghindari korban harus disediakan. Contohnya seperti jalur penghentian darurat ataupun peredam benturan.

"Seperti misalnya infrastruktur keselamatan pada tebing dan jurang yang meminimalkan atau meredam benturan keras. Infrastruktur lain adalah jalur penghentian darurat ketika ada kendaraan dengan rem yang blong atau mundur karena tidak kuat menanjak," ujarnya.

Ia juga mengatakan, infrastruktur dan fasilitas lain yang diperlukan adalah untuk respons cepat ketika terjadi kecelakaan.

"Di setiap titik dan area blackspot diperlukan fasilitas pertolong keselamatan serta penanganan kejadian," ucapnya.

Arif paham, dalam masa pandemi di mana banyak bisnis tertekan secara keuangan, termasuk sektor transportasi, maka perhatian terhadap kelayakan operasi kendaraan menjadi harus mendapat perhatian lebih. Untuk kendaraan wisata, misalnya, maka surat perintah jalan bus pariwisata semestinya tidak hanya formalitas. Namun harus dikeluarkan dengan pengecekan fisik kendaraan untuk memastikan kondisi prima.

"Untuk pengguna jalan, semestinya bisa sangat mematuhi instruksi keselamatan di setiap ruas jalan. Selain itu, kesiapan kendaraan menjadi sangat penting. Kendaraan yang tidak kuat menanjak dan mundur atau melaju terlalu kencang, selain karena tidak mengenal medan, juga karena kendaraannya tidak disiapkan secara prima," paparnya.

Ia juga menyarankan kepada pemerintah setempat, terutama untuk jalur-jalur wisata dengan kondisi jalan banyak tanjakan dan berkelok agar memberikan pembatasan kendaraan yang melintas.

"Yang pasti dibatasi adalah ODOL (Over Dimension Over Length). Harus dilarang," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, bus rombongan wisatawan asal Sukoharjo mengalami kecelakaan tunggal di kawasan Bukit Bego, Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, Minggu (6/2) siang. Total 13 orang tewas dalam kecelakaan ini. Polisi hingga saat ini masih mengusut kecelakaan maut di Bantul itu.




(rih/sip)


Hide Ads