Rawan Kecelakaan, Perlintasan KA Tanpa Palang Sedayu Bantul Ditutup

Rawan Kecelakaan, Perlintasan KA Tanpa Palang Sedayu Bantul Ditutup

Dwi Agus - detikJogja
Senin, 20 Jan 2025 14:01 WIB
Penutupan perlintasan sebidang tanpa palang pintu di Dusun Tapen, Argosari, Sedayu, Bantul, Senin (20/1/2025).
Penutupan perlintasan sebidang tanpa palang pintu di Dusun Tapen, Argosari, Sedayu, Bantul, Senin (20/1/2025). (Foto: Dwi Agus/detikJogja)
Bantul -

PT KAI Daerah Operasional (Daop) 6 Jogja resmi menutup perlintasan sebidang tanpa penjaga di Dusun Tapen, Argosari, Sedayu, Bantul secara permanen. Penutupan ini atas pertimbangan keselamatan perjalanan kereta api (KA) dan warga sekitar.

Dukuh Tapen, Kasianto, mengakui lokasi perlintasan sebidang tanpa palang pintu sangat rawan. Dia bercerita kru sutradara kenamaan Hanung Bramantyo pernah tertemper kereta api di perlintasan itu.

"Mobil yang dikendarai (kru) sutradara Hanung juga pernah kecelakaan. Posisinya pandangan tidak kelihatan full sehingga terjadi kecelakaan saat sudah masuk rel," jelasnya saat ditemui di lokasi penutupan perlintasan sebidang Dusun Tapen, Argosari, Sedayu, Senin (20/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasianto menceritakan kru Hanung memang kerap mondar-mandir kawasan tersebut. Ini karena saat itu mereka tengah merampungkan produksi film di Dusun Gamplong, Sumberrahayu, Moyudan, tepatnya di Studio Alam Gamplong.

Dusun Tapen sendiri memang berbatasan langsung dengan Dusun Gamplong. Selain itu, akses jalan kampung juga langsung terhubung ke Jalan Klangon-Tempel. Hanya saja harus melalui perlintasan sebidang tanpa palang.

ADVERTISEMENT

"(Mobil) sudah kesenggol tapi tidak ada korban jiwa. Kejadiannya sudah enam tahun lalu," katanya.

Kasianto mengakui kondisi kontur perlintasan sebidang sangat berbahaya. Jika dari sisi timur, jarak pandang terhalang rumah dan rimbunnya kebun. Sehingga tidak bisa melihat kereta yang akan melintas dari selatan maupun utara.

"Karena dari geografisnya, arah pandangan tidak terlalu istilahnya tidak los. Jadi dikhawatirkan nanti ada rawan kecelakaan. Sudah pernah terjadi warga kami dulu pakai sepeda motor itu juga kesenggol kereta. Tapi alhamdulilah tidak pernah ada korban jiwa," ujarnya.

Pascapenutupan perlintasan sebidang ini, mau tidak mau warganya dengan kendaraan harus memutar arah. Jaraknya sekitar 500 meter ke utara. Pada titik ini juga terdapat perlintasan sebidang tanpa palang pintu.

Sementara untuk lokasi penutupan saat ini masih bisa dilintasi pejalan kaki. Ini karena ada toleransi bagi rutinitas warga. Atas pertimbangan keberadaan fasilitas makam umum dan kebun yang berada di seberang rel.

"Kalau dibilang penting ya penting, tapi demi keselamatan warga tidak apa-apa. Sekarang ini harus memutar ke utara sekitar 500 meter. Tapi kalau kendaraan besar ya lewat Jalan Klangon-Tempel kalau mau ke Gamplong atau ke Tapen," katanya.

Ditutup Permanen Secara Bertahap

Manajer Humas PT KAI Daop 6 Jogja Krisbiyantoro memastikan penutupan perlintasan sebidang tanpa palang di Dusun Tapen bersifat permanen. Hanya saja, warga tetap diberikan akses untuk pejalan kaki. Khususnya untuk menuju makam maupun ladang sawah.

Lokasi penutupan perlintasan sebidang, lanjutnya, berada pada JPL 706 Tapen, Sedayu. Merupakan perlintasan tanpa penjaga yang berada di antara petak Stasiun Rewulu hingga Stasiun Sentolo.

"Kami tutup permanen mulai hari ini. Kami sudah sosialisasi kepada masyarakat melalui Kepala Dusun Tapen. Juga pemberitahuan kepada Polsek Sedayu," ujarnya.

Krisbiyantoro menuturkan kawasan tersebut padat aktivitas warga. Di satu sisi tak ada palang pintu perlintasan KA. Sehingga potensi kecelakaan bisa terjadi sewaktu-waktu.

Adanya rel ganda, membuat hilir mudik KA semakin intens. Ditambah lagi aktivitas transportasi akan terus meningkat setiap tahunnya. Sehingga perlu ada tindakan penutupan perlintasan sebidang tanpa palang demi keamanan bersama.

"Tentunya bertahap untuk melakukan penutupan perlintasan dan masih ada akses lainnya untuk lewat," katanya.




(aku/apu)

Hide Ads