Kondisi jalan rusak menjadi keluhan masyarakat di Kabupaten Sragen. Data dari Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sragen, kondisi infrastruktur jalan di Sragen pada tahun 2016, sebesar 46,42 persen atau dalam kondisi rusak atau tidak mantap, sementara 53,58 persen dalam kondisi baik atau mantap.
Hal ini mendorong Pemkab Sragen untuk melakukan perbaikan infrastruktur jangka panjang, yakni dengan betonisasi. Pasalnya, kontur tanah di Sragen berkarakteristik bergerak, sehingga terus menerus rusak.
Kepala DPU sragen Albert Pramono Soesanto mengatakan, di era Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati, pada tahun 2017-2023 sudah ada 99 proyek betonisasi, baik itu peningkatan atau rehabilitas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kondisi jalan di Sragen mengalami peningkatan yang sangat signifikan, sebagai wujud kerja nyata dari Bupati Yuni untuk mewujudkan fasilitas yang daerah untuk masyarakat. Upaya mempertahankan nilai kondisi jalan dengan melakukan perbaikan jangka panjang dengan betonisasi," kata Albert saat dihubungi detikJateng, Rabu (24/4/2024).
Dia menuturkan, pada tahun 2017, sebanyak 45 ruas jalan dilakukan proyek betonisasi, tahun 2018 sebanyak 11 proyek jalan, pada 2019 sebanyak 6 proyek, tahun 2020 ada 5 proyek, tahun 2021 ada 4 proyek, tahun 2022 ada 10 proyek, dan 2023 meningkat sebanyak 18 proyek.
Dia menuturkan, jaringan jalan sebagai prasarana distribusi dan sekaligus pembentuk struktur ruang wilayah harus dapat memberikan pelayanan transportasi secara efisien (lancar), aman (selamat), dan nyaman. Di samping itu jaringan jalan juga harus dapat memfasilitasi peningkatan produktivitas masyarakat, sehingga secara ekonomi produk-produk yang dikembangkan menjadi lebih kompetitif.
"Perkerasan Kaku (Rigid) secara karakteristik mampu melayani dengan umur rencana 10-40 Tahun. Oleh sebab itu komitmen yang kuat dari Bupati untuk mewujudkan fasilitas infrastruktur yang baik bagi masyarakat Sragen dilakukan betonisasi di wilayah Kabupaten Sragen," jelasnya.
Hasilnya, indeks kondisi jalan di Kabupaten Sragen dari tahun ke tahun semakin baik. Berikut datanya:
- 2017: Kondisi jalan Mantap 63,95 persen atau 652,40 kilometer, jalan tidak Mantap 36,05 persen atau 367,85 kilometer.
- 2018: Kondisi jalan Mantap 79,28 persen atau 808,84 kilometer, jalan tidak Mantap 20,72 persen atau 211,41 kilometer.
- 2019: Kondisi jalan Mantap 82,78 persen atau 844,53 kilometer, jalan tidak Mantap 17,22 persen atau 175,72 kilometer.
- 2020: Kondisi jalan Mantap 84,09 persen atau 857,94 kilometer, jalan tidak Mantap 15,91 persen atau 162,31 kilometer.
- 2021: Kondisi jalan Mantap 84,96 persen atau 866,78 kilometer, jalan tidak Mantap 15,04 persen atau 153,47 kilometer.
- 2022: Kondisi jalan Mantap 86,51 persen atau 882,62 kilometer, jalan tidak Mantap 13,49 persen atau 137,63 kilometer.
- 2023: Kondisi jalan Mantap 87,94 persen atau 897,21 kilometer, jalan tidak Mantap 12,06 persen atau 123,03 kilometer.
(apl/apu)