Upaya Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati menurunkan angka kemiskinan kini membuahkan hasil. Meski sempat mengalami kenaikan di tahun 2020, Bupati Yuni berhasil menurunkan angka kemiskinan 3 tahun berturut-turut.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda dan Litbang) Kabupaten Sragen, Aris Tri Hartanto mengatakan di tahun 2024, angka kemiskinan di Kabupaten Sragen mencapai 12,41 persen. Menurutnya, capaian tersebut merupakan capaian terbaik sepanjang masa.
"Penurunan angka kemiskinan di tahun 2024 ini terbaik sepanjang masa yakni 12,41 persen. Dulu angka kemiskinan Sragen tahun 96 nomor 2 dari bawah di Jawa Tengah," katanya dihubungi detikJateng , Jumat (8/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aris mengatakan sebelum pandemi COVID-19, angka kemiskinan di Kabupaten Sragen terendahnya 12,78 persen. Namun saat pandemi COVID-19, angka kemiskinan sempat naik 13,38 persen dan puncaknya di tahun 2021 13,38 persen.
"Jadi posisi angka 12.41 merupakan angka terbaik penemuan kemiskinan sampai dengan tahun ini, dengan tahun sebelumnya termasuk sebelum pandemi COVID-19," bebenya.
Dirinya menyebut, angka penurunan kemiskinan di Kabupaten Sragen lebih baik dibanding wilayah Solo Raya. Terutama, kata Aris, lebih baik dibanding Kota Solo.
"Penurunan ini merupakan penurunan terbaik di Solo Raya antara kabupaten kota se-Soloraya. Penurunan 0.46, penurunan dari sebelumnya 12,87 persen ke-12,41 persen kan turun 0,46 ini adalah terbaik di Solo Raya, lebih baik dibandingkan kota Surakarta juga, dan untuk profesi Jawa Tengah angka penurunan 0,46 ini kita menduduki peringkat ke-8 dalam proses penurunan Jawa Tengah," bebernya.
Aris mengungkapkan, salah satu inisiasi dari Bupati Yuni untuk menekan angka kemiskinan yakni dengan terobosan baru yakni Desa Tuntas Kemiskinan (tumis).
"Kita dengan Tumis ini harapan nanti juga akan bisa menurut angka kemiskinan di daerah mendatang," pungkasnya.
Menurutnya, dengan Tumis bisa mengentaskan kemiskinan ekstrem sebanyak 4 ribu jiwa. Di mana tumis tersebut sejak 2022.
"Sebelumnya ada sekira 114 ribu jiwa yang tergolong miskin ekstrem. Desa Tumis sejak 2022 yang diinisiasi oleh Bupati Yuni, Tumis harus tepat sasaran, waktu dan manfaat," pungkasnya.
Dirinya mengungkapkan, Desa Tumis merupakan konvergensi dari 4 strategi penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan di desa terpilih, dengan anggaran dari berbagai pihak yakni APBN, APBD Prov, APBD Kab, CSR dan filantropi.
"Anggaran untuk Desa Tumis Rp 16,8 Miliar, dibagi untuk RTLH, Jambanisasi, Air Bersih, UEP, bantuan ternak, listrik gratis, beasiswa miskin, PBI," tutup Aris.
(ega/ega)