Tipu-tipu Arisan Online di Boyolali, Puluhan Emak-emak Rugi Rp 2 M!

Tipu-tipu Arisan Online di Boyolali, Puluhan Emak-emak Rugi Rp 2 M!

Jarmaji - detikJateng
Kamis, 28 Sep 2023 16:42 WIB
Puluhan Emak-emak Diduga Tertipu Arisan Online di Boyolali, Kerugian Capai Rp 2 M

 

Jarmaji

(081393166256)

 

Boyolali – Kasus dugaan penipuan penggelapan dengan modus arisan online kembali terjadi di Boyolali. Korbannya puluhan dengan nilai kerugian diperkirakan mencapai sekitar Rp 2 miliar.

Sejumlah korban para emak-emak atau ibu-ibu muda itu pun telah melaporkan kasus tersebut ke Polisi. Dengan didampingi kuasa hukumnya, Asri Purwanti, mereka mengadukan kasus yang dialaminya itu ke Polres Boyolali.

Korban tak hanya warga Boyolali. Tetapi juga dari daerah sekitar, seperti Solo dan Karanganyar. Sedangkan terduga pelaku yang dilaporkan yakni SR, seorang ibu warga Desa Mliwis, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali.

Salah satu korban, Yn, asal Solo, mengatakan awalnya dia dikenalkan dengan pelaku oleh temannya. Dia diajak untuk mengikuti arisan online dengan admin SR tersebut. Awalnya, dia ikut investasi arisan online senilai Rp 9.450.000 atau Rp 9,450 juta dengan iming-iming akan menjadi Rp 12 juta.

β€œPada akhir Desember 2022 saya setor Rp 9.450.000. Itu harusnya balik ke saya Rp 12 juta. Tapi nggak ditransfer. Itu seperti investasi per 25 hari dilipatkan menjadi Rp 12 juta. Itu diputar ke arisan dia. Kami tidak tahu uangnya diputas ke mana, katanya, Kamis (28/9/2023).

Hingga berganti bulan, uang itu tak ditranfer oleh pelaku. Di bulan Februari 2023, dia mulai merasa kena tipu. Lantaran uang investasi beserta profitnya itu tak kunjung dikembalikan. Padahal sudah jatuh tempo.

Dia pun menanyakan ke SR. Kemudian SR menjanjikan yang akan dikembalikan dengan cara dicicil. Namun, Yn harus ikut slot arisan online itu. Akhirnya, dia tergiur untuk ikut arisan lagi.

β€œSaya ikut arisan kirim uang dari Januari sampai Juni terakhir saya setor. Seharusnya Juni itu saya sudah klir dapat semuanya, tapi gak ada yang ditransfer satupun, ungkap dia.

Dia pun terus menanyakan ke SR. Lalu dia ditawarkan arisan dengan sistem lelang. Dia mengambil seat slot arisan senilai Rp 1 juta dengan janji uang kembali Rp 1.250.000. Tergiur, Yn mengambil lima seat langsung senilai Rp 5 juta. Sedangkan uang dijanjikan kembali Rp 6.250.000 dipotong biaya admin.

Dia juga mengambil arisan berurutan. Semakin akhir dia mendapat uang arisan, maka nominalnya semakin besar. Dia sudah menyetorkan uang sesuai perjanjian senilai Rp 2 juta, Rp 5 juta dan Rp 4 juta.  Hanya saja, sampai tenggat waktu YN harusnya mendapat arisan, dia justru tak mendapat uangnya kembali.

Yn mengaku terpaksa ikut sejumlah arisan tersebut dengan harapan uangnya dapat kembali seperti yang dijanjikan pelaku. Namun hingga total uang yang disetorkan mencapai Rp 23 juta, malah tak kembali sama sekali.

Kuasa hukum korban, Asri Purwanti, mengatakan korban arisan online ini tak hanya Yn saja. Namun ada banyak dan jumlahnya mencapai puluhan dengan nilai kerugian mencapai sekitar Ro 2 miliar.

Pihaknya sudah mengupayakan jalan tengah. Salah satu korbannya pernah dimediasi di Balai Desa Mliwis dengan mediator kepala desa setempat. SR mengaku siap mengganti uang korban dibuktikan dengan surat pernyataan tertulis dan bermaterai.

Namun uang tak juga dikembalikan. Bahkan, bukannya kapok dan berhenti, Diuga SR tetap melakukan perbuatan serupa dengan membuka slot arisan fiktif lagi.

β€œKami sudah berusaha persuasif, pendekatan. Salah satu korban ini tolong dikembalikan uangnya. Oke, sudah disomasi, dimediasi Pak Lurah Mliwis. Namun, tidak ada respon. Malah sudah kami laporkan saja dia masih nggak takut gitu lho. Malah terus buat penawaran (slot arisan baru). Kan, korban-korban yang baru teriming-iming, kata Asri.

Menurutnya, kasus ini sangat meresahkan. Apalagi SR masih kerap beraksi membuka slot baru arisan online tersebut. Dia mendesak Polres Boyolali segera mengambil tindakan. Agar terduga admin tidak mengulang perbuatannya terus-menerus.

Korban-korban yang saya tulis ini (dalam laporan kedua ke Polisi). Ada yang (kerugiannya) Rp 200 juta, belasan, puluhan juta. Kemarin yang kami laporkan korban Rp 185 juta. Mbak ini (Yn) kondisinya hamil besar, uang untuk persiapan persalinan,” imbuh dia.

β€œKalau sampai Maret (total kerugian) hampir Rp 2 miliar. Itu baru Maret ya, belum sampai September ini, sambungnya.

Sementara itu Plt Kasi Humas Polres Boyolali, Iptu Arif Mudi, mengatakan laporan kasus dugaan penipuan dan penggelapan itu sudah diterima. Saat ini masih dalam tindak lanjut penyidik.

β€œIya, ada laporan itu, sudah diterima dan saat ini proses kami tindaklanjuti, tegasnya.

 Puluhan Emak-emak Diduga Tertipu Arisan Online di Boyolali, Kerugian Capai Rp 2 M

 

Jarmaji

(081393166256)

 

Boyolali – Kasus dugaan penipuan penggelapan dengan modus arisan online kembali terjadi di Boyolali. Korbannya puluhan dengan nilai kerugian diperkirakan mencapai sekitar Rp 2 miliar.

Sejumlah korban para emak-emak atau ibu-ibu muda itu pun telah melaporkan kasus tersebut ke Polisi. Dengan didampingi kuasa hukumnya, Asri Purwanti, mereka mengadukan kasus yang dialaminya itu ke Polres Boyolali.

Korban tak hanya warga Boyolali. Tetapi juga dari daerah sekitar, seperti Solo dan Karanganyar. Sedangkan terduga pelaku yang dilaporkan yakni SR, seorang ibu warga Desa Mliwis, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali.

Salah satu korban, Yn, asal Solo, mengatakan awalnya dia dikenalkan dengan pelaku oleh temannya. Dia diajak untuk mengikuti arisan online dengan admin SR tersebut. Awalnya, dia ikut investasi arisan online senilai Rp 9.450.000 atau Rp 9,450 juta dengan iming-iming akan menjadi Rp 12 juta.

β€œPada akhir Desember 2022 saya setor Rp 9.450.000. Itu harusnya balik ke saya Rp 12 juta. Tapi nggak ditransfer. Itu seperti investasi per 25 hari dilipatkan menjadi Rp 12 juta. Itu diputar ke arisan dia. Kami tidak tahu uangnya diputas ke mana, katanya, Kamis (28/9/2023).

Hingga berganti bulan, uang itu tak ditranfer oleh pelaku. Di bulan Februari 2023, dia mulai merasa kena tipu. Lantaran uang investasi beserta profitnya itu tak kunjung dikembalikan. Padahal sudah jatuh tempo.

Dia pun menanyakan ke SR. Kemudian SR menjanjikan yang akan dikembalikan dengan cara dicicil. Namun, Yn harus ikut slot arisan online itu. Akhirnya, dia tergiur untuk ikut arisan lagi.

β€œSaya ikut arisan kirim uang dari Januari sampai Juni terakhir saya setor. Seharusnya Juni itu saya sudah klir dapat semuanya, tapi gak ada yang ditransfer satupun, ungkap dia.

Dia pun terus menanyakan ke SR. Lalu dia ditawarkan arisan dengan sistem lelang. Dia mengambil seat slot arisan senilai Rp 1 juta dengan janji uang kembali Rp 1.250.000. Tergiur, Yn mengambil lima seat langsung senilai Rp 5 juta. Sedangkan uang dijanjikan kembali Rp 6.250.000 dipotong biaya admin.

Dia juga mengambil arisan berurutan. Semakin akhir dia mendapat uang arisan, maka nominalnya semakin besar. Dia sudah menyetorkan uang sesuai perjanjian senilai Rp 2 juta, Rp 5 juta dan Rp 4 juta.  Hanya saja, sampai tenggat waktu YN harusnya mendapat arisan, dia justru tak mendapat uangnya kembali.

Yn mengaku terpaksa ikut sejumlah arisan tersebut dengan harapan uangnya dapat kembali seperti yang dijanjikan pelaku. Namun hingga total uang yang disetorkan mencapai Rp 23 juta, malah tak kembali sama sekali.

Kuasa hukum korban, Asri Purwanti, mengatakan korban arisan online ini tak hanya Yn saja. Namun ada banyak dan jumlahnya mencapai puluhan dengan nilai kerugian mencapai sekitar Ro 2 miliar.

Pihaknya sudah mengupayakan jalan tengah. Salah satu korbannya pernah dimediasi di Balai Desa Mliwis dengan mediator kepala desa setempat. SR mengaku siap mengganti uang korban dibuktikan dengan surat pernyataan tertulis dan bermaterai.

Namun uang tak juga dikembalikan. Bahkan, bukannya kapok dan berhenti, Diuga SR tetap melakukan perbuatan serupa dengan membuka slot arisan fiktif lagi.

β€œKami sudah berusaha persuasif, pendekatan. Salah satu korban ini tolong dikembalikan uangnya. Oke, sudah disomasi, dimediasi Pak Lurah Mliwis. Namun, tidak ada respon. Malah sudah kami laporkan saja dia masih nggak takut gitu lho. Malah terus buat penawaran (slot arisan baru). Kan, korban-korban yang baru teriming-iming, kata Asri.

Menurutnya, kasus ini sangat meresahkan. Apalagi SR masih kerap beraksi membuka slot baru arisan online tersebut. Dia mendesak Polres Boyolali segera mengambil tindakan. Agar terduga admin tidak mengulang perbuatannya terus-menerus.

Korban-korban yang saya tulis ini (dalam laporan kedua ke Polisi). Ada yang (kerugiannya) Rp 200 juta, belasan, puluhan juta. Kemarin yang kami laporkan korban Rp 185 juta. Mbak ini (Yn) kondisinya hamil besar, uang untuk persiapan persalinan,” imbuh dia.

β€œKalau sampai Maret (total kerugian) hampir Rp 2 miliar. Itu baru Maret ya, belum sampai September ini, sambungnya.

Sementara itu Plt Kasi Humas Polres Boyolali, Iptu Arif Mudi, mengatakan laporan kasus dugaan penipuan dan penggelapan itu sudah diterima. Saat ini masih dalam tindak lanjut penyidik.

β€œIya, ada laporan itu, sudah diterima dan saat ini proses kami tindaklanjuti, tegasnya.

 

 


Korban arisan online dan penasihat hukumnya di Boyolali, Kamis (28/9/2023)
Korban arisan online dan penasihat hukumnya di Boyolali (Foto: dok. Jarmaji/detikJateng)
Boyolali -

Kasus dugaan penipuan penggelapan dengan modus arisan online kembali dilaporkan di Boyolali. Korbannya puluhan dengan nilai kerugian diperkirakan mencapai sekitar Rp 2 miliar.

Sejumlah korban para emak-emak atau ibu-ibu muda itu telah melaporkan kasus tersebut ke polisi. Dengan didampingi kuasa hukumnya, Asri Purwanti, mereka mengadukan kasus yang dialaminya itu ke Polres Boyolali.

Korban tak hanya warga Boyolali. Tetapi juga dari daerah sekitar, seperti Solo dan Karanganyar. Sedangkan terduga pelaku yang dilaporkan yakni SR, seorang ibu warga Desa Mliwis, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu korban, YN, asal Solo, mengatakan awalnya dia dikenalkan dengan pelaku oleh temannya. Dia diajak untuk mengikuti arisan online dengan admin SR tersebut. Awalnya, dia ikut investasi arisan online senilai Rp 9.450.000 dengan iming-iming akan menjadi Rp 12 juta.

"Pada akhir Desember 2022 saya setor Rp 9.450.000. Itu harusnya balik ke saya Rp 12 juta. Tapi nggak ditransfer. Itu seperti investasi per 25 hari dilipatkan menjadi Rp 12 juta. Itu diputar ke arisan dia. Kami tidak tahu uangnya diputar ke mana," kata Yn, Kamis (28/9/2023).

ADVERTISEMENT

Hingga berganti bulan, uang itu tak juga ditranfer oleh pelaku. Di bulan Februari 2023, dia mulai merasa kena tipu. Lantaran uang investasi beserta profitnya itu tak kunjung dikembalikan meski sudah jatuh tempo.

Dia pun menanyakan ke SR. Kemudian SR menjanjikan yang akan dikembalikan dengan cara dicicil. Namun, YN harus ikut slot arisan online itu. Akhirnya, dia tergiur untuk ikut arisan lagi.

"Saya ikut arisan kirim uang dari Januari sampai Juni terakhir saya setor. Seharusnya Juni itu saya sudah klir dapat semuanya, tapi nggak ada yang ditransfer satupun," ungkap dia.

Dia pun terus menanyakan ke SR. Namun, dia ditawarkan arisan dengan sistem lelang. Dia mengambil seat slot arisan senilai Rp 1 juta dengan janji uang kembali Rp 1.250.000. Tergiur, Yn mengambil lima seat langsung senilai Rp 5 juta. Sedangkan uang dijanjikan kembali Rp 6.250.000 dipotong biaya admin.

Dia juga mengambil arisan berurutan. Semakin akhir dia mendapat uang arisan, maka nominalnya semakin besar. Dia sudah menyetorkan uang sesuai perjanjian senilai Rp 2 juta, Rp 5 juta dan Rp 4 juta. Hanya saja, sampai tenggat waktu YN harusnya mendapat arisan, dia justru tak mendapat uangnya kembali.

YN mengaku terpaksa ikut sejumlah arisan tersebut dengan harapan uangnya dapat kembali seperti yang dijanjikan pelaku. Namun hingga total uang yang disetorkan mencapai Rp 23 juta, uangnya tak kunjung kembali.

Kuasa hukum korban, Asri Purwanti, mengatakan korban arisan online ini tak hanya Yn saja. Namun ada banyak dan jumlahnya mencapai puluhan dengan nilai kerugian mencapai sekitar Ro 2 miliar.

Pihaknya sudah mengupayakan jalan tengah. Salah satu korbannya pernah dimediasi di Balai Desa Mliwis dengan mediator kepala desa setempat. SR mengaku siap mengganti uang korban dibuktikan dengan surat pernyataan tertulis dan bermaterai.

Namun uang tak juga dikembalikan. Bahkan, bukannya kapok dan berhenti, SR diduga kembali membuka slot arisan fiktif lagi.

"Kami sudah berusaha persuasif, pendekatan. Salah satu korban ini tolong dikembalikan uangnya. Oke, sudah disomasi, dimediasi Pak Lurah Mliwis. Namun, tidak ada respons. Malah sudah kami laporkan saja dia masih nggak takut gitu lho. Malah terus buat penawaran (slot arisan baru). Kan, korban-korban yang baru teriming-iming," kata Asri.

Menurutnya, kasus ini sangat meresahkan. Apalagi SR masih kerap beraksi membuka slot baru arisan online tersebut. Dia mendesak Polres Boyolali segera mengambil tindakan. Agar terduga admin tidak mengulang perbuatannya terus-menerus.

"Korban-korban yang saya tulis ini (dalam laporan kedua ke Polisi). Ada yang (kerugiannya) Rp 200 juta, belasan, puluhan juta. Kemarin yang kami laporkan korban Rp 185 juta. Mbak ini (Yn) kondisinya hamil besar, uang untuk persiapan persalinan," imbuh dia.

"Kalau sampai Maret (total kerugian) hampir Rp 2 miliar. Itu baru Maret ya, belum sampai September ini," sambungnya.

Sementara itu Plt Kasi Humas Polres Boyolali, Iptu Arif Mudi, mengatakan laporan kasus dugaan penipuan dan penggelapan itu sudah diterima. Saat ini masih dalam tindak lanjut penyidik.

"Iya, ada laporan itu, sudah diterima dan saat ini proses kami tindak lanjuti," tegasnya.



Simak Video "Video: Pendaki Nekat Naik Puncak Merapi, Berujung Disanksi Bersih-bersih"
[Gambas:Video 20detik]


Hide Ads