Ribuan warga Desa Kalilunjar, Kecamatan Banjarmangu, Banjarnegara, mengikuti tradisi kirab oyot genggong siang ini. Dalam tradisi ini, warga membuat 2.023 nasi tumpeng.
Nasi yang berbentuk kerucut lengkap dengan lauk pauk ini diletakkan berjajar di tepi jalan tepat di depan kantor Desa Kalilunjar. Ribuan nasi tumpeng ini sekaligus menyambut datangnya rombongan kirab.
Dengan mengenakan pakaian adat jawa, peserta kirab datang membawa oyot atau akar genggong dari pusat pemerintahan sebelumnya ke kantor desa saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Desa Kalilunjar, Slamet Raharjo, mengatakan tradisi ini adalah memboyong oyot genggong sebagai simbol kehidupan. Oyot yang berarti akar sedangkan genggong adalah pohon besar.
"Oyot genggong ini dikirab dari pusat pemerintahan lama menuju pusat pemerintahan saat ini. Maksudnya, akar itu menghidupi batang dan daun. Jadi ini sebagai simbol kehidupan," terangnya usai prosesi kirab oyot genggong di Desa Kalilunjar, Selasa (29/8/2023).
![]() |
Dalam gelaran tradisi oyot genggong tahun ini, warga membuat nasi tumpeng sebanyak 2023. Nasi tumpeng ini kemudian dimakan bersama usai prosesi kirab selesai dilakukan.
"Ada 2.023 nasi tumpeng yang dibuat oleh warga. Jumlah ini memang disesuaikan dengan tahun saat ini. Setelah acara selesai, ribuan nasi tumpeng kemudian dimakan bersama-sama," kata dia.
Tradisi kirab oyot genggong semakin meriah saat gunungan hasil bumi setinggi 3 meter diperebutkan warga. Rebutan gunungan ini sebagai wujud rasa syukur warga yang sebagian besar bekerja sebagai petani.
Salah satu warga Desa Kalilunjar, Hamidah mengatakan dirinya mendapatkan aneka sayur saat rebutan gunungan. Warga percaya dengan mendapatkan gunungan hasil bumi akan mendapat keberkahan.
"Ini mendapat buah-buahan dan sayuran. Sayurannya nanti mau dimasak. Ini juga berarti mendapatkan berkah," ujarnya singkat.
(aku/dil)