Masyarakat di Desa Pelemsari, Kecamatan Sumber, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah punya tradisi unik yang digelar secara turun-temurun. Tradisi ini bernama Tawur Sega. Tawur Sega dipercaya menjadi ritual untuk tolak bala serta ungkapan syukur atas hasil bumi.
Ritual ini digelar setiap tahun tepatnya hari Rabu Pon bulan Sura seperti hari ini. Pantauan detikJateng di lokasi, ritual dimulai sekitar pukul 09.00 WIB. Sebelum Tawur Sega, ritual dibuka dengan gelaran tari gambyong dilanjut tari orek-orek oleh warga terutama kaum perempuan.
Di lokasi juga sudah disiapkan nasi dengan jumlah yang cukup banyak. Nasi itulah yang nantinya akan digunakan oleh warga untuk saling 'serang'. Setelah proses pembuka selesai dilakukan, barulah ritual Tawur Sega dimulai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Warga tampak seolah-olah sedang tawuran dengan senjata nasi. Para warga itu tawuran dengan saling melempar nasi. Mereka berebut nasi yang sudah disiapkan kemudian dilempar kepada lawannya.
Meski seolah tawuran antarwarga, tetapi tradisi ini tidak menimbulkan luka. Pasalnya, yang dipakai dalam tradisi itu adalah nasi.
Maspin Kepala Desa Pelemsari, ritual Tawur Sega sengaja rutin digelar sebab warga meyakini tradisi ini bisa menolak bala dari gagal panen dan serangan penyakit bagi ternak milik warga.
"Yang dulu-dulu pelaksanaannya itu momen sedekah bumi tiap tahun sekali. Harinya Rabu Pon Sasi Sura," ungkap Maspin saat diwawancarai detikJateng di lokasi ritual, Rabu (26/7/2023).
"Dulu itu pernah, warga tidak melakukan ritual, gagal panen. Soalnya ini itu sudah kepercayaan turun temurun dari orang tua dulu," imbuhnya.
![]() |
Nasi bekas Tawur Sega, nantinya diambil oleh warga digunakan untuk pakan ternak. Selain itu juga dipakai bahan membuat pupuk untuk merabuki tanaman. Maspin menyebut, ritual ini rutin digelar dan diikuti oleh seluruh warga desa, terutama warga RT 01, 02, 03 RW 04.
"Ada sebanyak 90 KK (Kepala Keluarga) di RW 04," ungkapnya.
Salah satu peserta ritual Tawur Sega, Kholis, mengatakan selain untuk ritual tolak bala, kegiatan tersebut juga menjadi ajang silaturahmi warga masyarakat.
"Untuk silaturahmi lah. Dan warga percaya bisa untuk tolak bala. Biar panennya nanti melimpah," jelas Kholis.
"Ya seru ada kebersamaannya. Untuk hiburan juga bagi warga," pungkas Kholis.