Kata dalam bahasa Jawa biasa disebut sebagai tembung. Terdapat banyak bentuk-bentuk tembung, di antaranya tembung lingga, tembung andhahan, tembung camboran, dan tembung rangkep.
Tembung rangkep memiliki pengertian, fungsi, dan jenis tertentu yang membedakan dari tembung-tembung yang lain. Pemahaman mengenai tembung rangkep wajib diketahui oleh masyarakat Jawa sebagai upaya untuk memperlancar percakapan sehari-hari.
Pengertian Tembung Rangkep
Dikutip dari skripsi berjudul 'Gaya Bahasa Dalam Cerbung Cintrong Traju Papat Karya Suparto Brata' yang disusun Rina Septiana dari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang, diakses detikJateng dari situs lib.unnes.ac.id pada Jumat (10/3/2023), tembung rangkep adalah tembung lingga (kata dasar) yang diucapkan dua kali atau berulang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam bahasa Indonesia, tembung rangkep disebut sebagai kata ulang atau reduplikasi. Menurut KBBI, reduplikasi adalah proses atau hasil perulangan dari suatu kata atau unsur.
Tembung rangkep memiliki ciri khusus yaitu terdiri dari dua suku kata, berwujud kata yang sama dan diulang, serta menunjukkan makna gramatis atau sesuai dengan tata bahasa Jawa. Tembung rangkep juga umumnya tidak mengubah golongan kata. Misalnya tembung aran (kata benda), maka bentuk lingga dalam tembung rangkep juga tetap tembung aran.
Selain itu, tembung rangkep ditulis dengan memberikan tanda hubung, namun tanda tersebut tidak perlu ditulis pada tembung rangkep jenis dwipurwa dan dwiwasana. Tembung rangkep juga biasa ditulis serangkai dengan awalan atau akhiran kata.
Fungsi Tembung Rangkep
Tembung rangkep memiliki beberapa fungsi utama dalam penggunaanya, yaitu:
1. Tembung rangkep sebagai tembung aran
Tembung rangkep berfungsi untuk menyatakan macam-macam benda.
2. Tembung rangkep sebagai tembung kriya
Tembung rangkep berfungsi untuk menyatakan bahwa suatu pekerjaan tertentu sudah dilakukan berulang-ulang.
3. Tembung rangkep sebagai tembung kahanan
Tembung rangkep berfungsi untuk menyatakan makna sampai, pernah, atau selesainya sesuatu.
4. Tembung rangkep sebagai tembung wilangan
Tembung rangkep berfungsi untuk menyatakan makna sekaligus atau jumlah sekaligus dalam suatu kalimat.
Jenis Tembung Rangkep
Tembung rangkep atau kata ulang dalam bahasa Jawa terdiri dari tiga jenis, yaitu:
1. Tembung rangkep dwipurwa, yaitu jenis tembung rangkep yang hanya mengulang bagian depan tembung lingganya.
2. Tembung rangkep dwilingga padha swara, yaitu tembung rangkep yang tembung lingganya diulang secara keseluruhan dan diucap dua kali.
3. Tembung rangkep dwilingga salin swara, yaitu tembung rangkep yang tembung lingganya diulang secara keseluruhan namun terdapat huruf vokal yang diganti.
4. Tembung rangkep dwilingga murni, yaitu tembung rangkep yang tembung lingganya memiliki pengulangan secara murni.
5. Tembung rangkep dwiwasana, yaitu tembung rangkep yang hanya mengulang bagian belakang tembung lingganya.
Contoh Tembung Rangkep
Berikut contoh tembung rangkep dikutip dari skripsi berjudul 'Penguasaan Kosa Kata Bahasa Jawa Anak Usia 4-5 Tahun Di TK Dewi Masyithoh 01 Desa Banyumudal Kecamatan Moga Kabupaten Pemalang' yang disusunLarasati dari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta, diakses detikJateng dari situs eprints.uny.ac.id pada Jumat (10/3/2023).
Contoh tembung rangkep dwipurwa
- Tetuku
- Memangan
- Jejamu
- Tetamba
Contoh tembung rangkep dwilingga padha swara
- Mlaku-mlaku
- Tuku-tuku
- Omah-omah
- Undur-undur
Contoh tembung rangkep dwilingga salin swara
- Gelam-gelem
- Mloka-mlaku
- Ngguya-ngguyu
- Mloya-mlayu
Contoh tembung rangkep dwilingga murni
- Kupu-kupu
- Orong-orong
- Angga-angga
Contoh tembung rangkep dwiwasana
- Celuluk
- Jelalat
- Cengenges
- Cekikik
Demikian pengertian tembung rangkep bahasa Jawa beserta jenis, fungsi, dan contohnya. Semoga menambah wawasan, Lur!
Artikel ini ditulis oleh Santo, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(dil/apl)