Puisi Rakyat: Pengertian, Jenis-Jenis, Tujuan, dan Contohnya

Puisi Rakyat: Pengertian, Jenis-Jenis, Tujuan, dan Contohnya

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Jumat, 17 Jan 2025 13:43 WIB
Ilustrasi puisi cinta
Ilustrasi puisi rakyat. (Foto: Getty Images/iStockphoto/ultramarinfoto)
Solo -

Tahukah kamu bahwa puisi terbagi ke dalam dua jenis? Yaitu puisi rakyat dan puisi modern. Puisi rakyat atau puisi lama sendiri merupakan salah satu warisan bangsa yang terbagi lagi ke dalam beberapa jenis. Mari pelajari jenis-jenis puisi rakyat berikut ini!

Mengutip Bestie Book Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII, VIII, & IX oleh The King Eduka, puisi lama umumnya disampaikan dari mulut ke mulut sehingga tidak diketahui pengarang atau penulis aslinya. Meski begitu, puisi lama memiliki aturan yang baku, tidak seperti puisi modern yang lebih fleksibel.

Dalam kesempatan ini, detikJateng akan menjelaskan tentang puisi rakyat berdasarkan informasi yang dihimpun dari buku Bestie Book Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII, VIII, & IX oleh The King Eduka, Buku Siswa Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas 7 oleh Heriyanto, dan Pasti Bisa Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII oleh Tim Ganesha Operation.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Puisi Rakyat

Puisi rakyat ialah hasil karya yang diciptakan oleh seseorang dengan tujuan memberi peringatan, mengajak kebaikan, atau menyindir untuk mengubah perilaku buruk. Beberapa contoh puisi rakyat yang kerap dijumpai antara lain pantun, syair, gurindam, dan karmina.

Kata-kata dalam teks puisi rakyat memiliki makna yang kuat. Selain itu, teks puisi rakyat juga mencerminkan perasaan dan emosi penulis. Puisi rakyat umumnya terdiri dari kalimat-kalimat yang bervariasi, baik dalam panjang suku kata, mantra, tekanan suara, maupun irama.

ADVERTISEMENT

Tujuan puisi rakyat sangat terkait dengan karakter masyarakat Indonesia zaman dahulu yang menghargai moral dan etika tinggi. Puisi dari masyarakat pribumi bukan hanya hiburan, melainkan juga warisan berupa nasihat dalam kata-kata yang menarik.

Karya-karya nenek moyang memberikan pelajaran tentang nilai-nilai yang perlu dijadikan contoh, seperti nilai agama, moral, budi pekerti, kejujuran, sopan santun, tanggung jawab, dan sebagainya.

Jenis-Jenis Puisi Rakyat dan Contohnya

Selanjutnya, mari pahami 4 jenis puisi rakyat serta contohnya di bawah ini!

1. Syair

Syair adalah puisi kuno yang berasal dari Persia dan diperkenalkan di Nusantara saat Islam masuk ke Indonesia. Kata 'syair' berasal dari bahasa Arab, yakni syi'ir atau syu'ur yang berarti 'perasaan yang menyadari'.

Selanjutnya, kata syu'ur berkembang menjadi syΓ­ru yang artinya puisi dalam pengetahuan umum. Dalam perkembangannya, syair mengalami modifikasi dan menjadi ciri khas Melayu, tidak lagi mengikuti tradisi sastra Arab.

Ciri-ciri syair:

  • Setiap bait terdiri dari empat baris.
  • Setiap baris memiliki 8-14 suku kata.
  • Bersajak a-Π°-Π°-Π°.
  • Semua baris adalah isi.
  • Bahasa yang digunakan umumnya berupa kiasan.
  • Berisi cerita, dongeng, atau nasihat

Syair terbagi ke dalam enam golongan berdasarkan isinya, yaitu:

  • Syair keagamaan, contohnya Syair Perahu
  • Syair saduran, contohnya Syair Damar Wulan
  • Syair sejarah, contohnya Perang Mengkasar
  • Syair kiasan, contohnya Ikan Terubuk Berahikan Puyu-puyu
  • Syair romantis, contohnya Syair Bidasari

Agar lebih memahami tentang syair, silakan simak beberapa contoh berikut ini!

Pada zaman dahulu kala
Tersebutlah sebuah cerita
Sebuah negeri yang aman sentosa
Dipimpin sang raja nan bijaksana

Negeri bernama Pasir Luhur
Tanahnya luas lagi subur
Rakyat teratur hidupnya makmur
Rukun raharja tiada terukur

Raja bernama Darmalaksana
Tampan rupawan elok parasnya
Adil dan jujur penuh wibawa
Gagah perkasa tiada tandingnya

2. Pantun

Pantun merupakan puisi Melayu yang mengakar di dalam budaya masyarakat. Di Nusantara, pantun dikenal dengan banyak nama, contohnya seperti tuntun (bahasa Jawa), pantun (bahasa Toba), dan tonton (bahasa Tagalog).

Meski istilahnya berbeda-beda, arti dan maknanya kurang lebih sama, yaitu ucapan teratur yang mengandung arahan untuk mendidik dan sebuah bentuk kesantunan. Pantun memiliki beberapa ciri sebagai berikut:

  • Setiap 1 bait terdiri dari 4 baris
  • Dua baris pertama disebut dengan sampiran dan dua baris terakhir merupakan isi
  • Memiliki sajak a-b-a-b
  • Setiap barisnya terdiri dari 8 sampai 12 suku kata
  • Berasal dari bahasa Melayu atau Indonesia

Contoh pantun dapat detikers lihat di bawah ini:

  • Lebat daun bunga tanjung,
    Berbau harum bunga cempaka
    Adat dijaga pusaka dijunjung,
    Baru terpelihara adat pusaka
  • Banyak bulan perkara bulan,
    Tidak semulia bulan puasa
    Banyak tuhan perkara tuhan,
    Tidak semulia Tuhan Yang Esa
  • Daun terap di atas dulang,
    Anak udang mati di tuba
    Dalam kitab ada terlarang,
    Yang haram jangan dicoba
  • Bunga kenanga di atas kubur,
    Pucuk sari pandan jawa
    Apa guna sombong dan takabur,
    Rusak hati badan binasa.
  • Asam kandis asam gelugur,
    Ketiga asam si riang-riang
    Menangis mayat di pintu kubur,
    Teringat badan tidak sembahyang

3. Gurindam

Gurindam, salah satu bentuk puisi lama di Indonesia yang berasal dari bahasa India 'kirindam'. Gurindam terdiri dari dua baris kalimat, membawa warisan sastra dari bahasa Tamil.

Puisi ini memiliki dua baris berima sama. Gurindam sendiri membawa pengaruh kesusastraan Hindu. Ciri-ciri Gurindam antara lain:

  • Tiap bait terdiri dari dua baris.
  • Berisi nasihat.
  • Memiliki hubungan sebab akibat.
  • Tidak mengenal sampiran, baris kedua merupakan isi.
  • Jumlah per kata tiap larik 10 kata.
  • Bersajak atau berima kembar (aa-bb).

Penasaran seperti apakah contoh gurindam? Mari simak contohnya di bawah ini!

Pikirkan dahulu sebelum berkata
Supaya terelak silang sengketa

Barang siapa tiada memegang agama
Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama

Barang siapa mengenal yang empat
Maka ia itulah orang yang ma'rifat

4. Karmina

Karmina merupakan bagian dari pantun yang kerap disebut sebagai pantun kilat. Di dalam sastra Indonesia, karmina termasuk dalam puisi lama karena mempunyai karakter yang sama dengan beberapa puisi rakyat lainnya.

Berikut adalah beberapa ciri dari karmina:

  • Satu bait terdiri dari dua larik
  • Larik pertama adalah sampiran
  • Kemudian larik kedua disebut dengan isi
  • Setiap larik terdiri dari 8-12 suku kata
  • Karmina umumnya berisi sindiran
  • Memiliki sajak atau rima kembar (a-a)

Berikut ini adalah contoh karmina:

Dahulu parang, sekarang besi
Dahulu sayang, sekarang benci

Demikian penjelasan lengkap mengenai puisi rakyat, jenis-jenis, beserta contohnya. Semoga bermanfaat!




(sto/ams)


Hide Ads